Yoga untuk Melepaskan Ketegangan Pada Pinggul

Oleh: Rosana Hariyanti

Pinggul kerap kali menghadapi masalah yang dianggap “umum”, seperti bentuknya yang melebar atau juga terjadi keluhan  yang disebut sebagai “syaraf kejepit” (sakit punggung bawah). Dalam yoga, pinggul dipandang sebagai titik akumulasi dari berbagai emosi negatif seperti ketakutan, kesedihan, rasa bersalah, dan stres. Oleh karena itu penting dilakukan latihan khusus yang berfokus pada asana (pose) untuk membuka pinggul.

Bli Ode Purnama, instruktur dalam kegiatan rutin Nusantara Beryoga Bersama Kagama (NBBK) edisi Minggu (16/8/2020) mengajak peserta untuk melakukan berbagai gerakan “hips opener”. Tujuannya adalah untuk melepaskan emosi negatif  yang tersimpan di pinggul, yang bagi sebagian orang mungkin akan menjadi pengalaman mendebarkan. Namun demikian, ditekankan bahwa hips opener  yang dilakukan secara rutin dapat meningkatkan mobilitas tubuh dan mengurangi keluhan nyeri punggung bawah. Latihan ini juga menjadikan gerakan tubuh lebih tangkas dan pernafasan diafragma lebih dalam. Jika gerakan ini rutin dilakukan, maka peredaran darah ke kaki juga menjadi lebih lancar sehingga paha dan pinggul terbentuk langsing dan padat. Dapat disimpulkan bahwa hips opener tidak hanya bermanfaat untuk kesehatan fisik dan mental, namun juga bagi estetika tubuh .

Dalam sesi diskusi, peserta  mengajukan pertanyaan seputar manfaat latihan yoga untuk mengatasi osteoporosis. Dijelaskan bahwa osteoporosis (keropos tulang) mungkin terjadi apabila tulang tidak banyak bergerak aktif sehingga berpotensi menimbulkan kekeroposan atau rongga-rongga di dalamnya. Banyak bergerak merupakan salah satu cara pencegahannya, salah satunya adalah melalui latihan yoga. Yoga juga dapat dilakukan setelah aktivitas olahraga lainnya seperti jogging maupun jenis olahraga lain. Yang penting adalah memberi jeda untuk beristirahat sejenak sambil memperhatikan detak jantung.

Latihan rutin NBBK menjelang hari kemerdekaan Indonesia ke-75 ini tetap diikuti dengan antusias oleh para peserta yang tersebar di berbagai kota. Nina Gaffar, seorang praktisi pariwisata dan perhotelan, merupakan salah satu peserta yang selalu menanti tibanya hari Minggu agar dapat berlatih bersama-sama, sekalipun hanya dapat dilakukan secara daring.

Nina Gaffar

Nina mengenal yoga pertama kali pada tahun 2004 karena pimpinannya memiliki perhatian besar terhadap kesehatan dan setiap hari menghadirkan instruktur yoga di tempat kerjanya. Bermula dari kewajiban, lambat-laun ia merasakan manfaat besar dari beryoga.  Pasang-surut dalam kehidupan profesional maupun pribadi pernah mendatangkan dampak buruk bagi Nina. Rutinitas yoga yang pernah ditekuninya sempat terhenti akibat kesibukan tugas mengembangkan pariwisata di wilayah Karimunjawa. Berat badannya pernah naik drastis. Ia sempat mengalami anemia kronis yang berujung pada serangan jantung.  Tak hanya itu, ia juga mengalami depresi akibat permasalahan pribadi.

Tidak ingin terperangkap dalam situasi yang tidak sehat, Nina kemudian kembali beryoga dan bergabung dengan anggota Kagama yang berlatih di Aula FKG-UGM. Sejak merebaknya pandemi Covid-19, latihan beralih ke dalam bentuk daring dalam wadah NBBK. Peralihan ini tidak menyurutkan semangatnya, bahkan ia merasa senang dapat bertemu dengan para penggiat yoga dari seluruh penjuru nusantara.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*