DERU UGM, Kagama DIY, Kagama Gunung Kidul, TAGANA & BPBD Gunungkidul Bersinergi Salurkan Air Bersih untuk Warga Terdampak Kekeringan

Oleh: Ratri Bilqis Auwibi

Kemarau panjang yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia telah menyebabkan kekeringan yang cukup menyulitkan masyarakat, terutama dalam mengakses air bersih untuk mendukung kebutuhan dan aktivitas sehari-hari. Salah satu wilayah di Yogyakarta yang sangat merasakan dampaknya adalah Kabupaten Gunungkidul, di mana akses masyarakat terhadap air bersih saat ini sangat terbatas mengingat sumber air tanah yang mulai mengering.

Universitas Gadjah Mada, melalui Disaster Response Unit (DERU) – Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat, bersinergi dengan KAGAMA Pengda DIY, Kagama Pengcab Gunung Kidul,  BPBD Gunungkidul, dan TAGANA Gunungkidul berencana akan menyalurkan 1.000.000 liter air bersih kepada masyakat terdampak sebagai respon terhadap kondisi darurat air bersih tersebut.

Program bantuan air bersih tersebut merupakan komitmen UGM untuk terus berkontribusi membantu masyarakat dalam menghadapi tantangan akibat perubahan iklim dan cuaca. Selain menyalurkan air bersih, perguruan tinggi juga diharapkan untuk terus memberikan edukasi bagi masyarakat tentang praktik-praktik pengelolaan air yang berkelanjutan serta memberikan solusi jangka panjang dalam menghadapi perubahan iklim. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan untuk menyukseskan salah satu Sustainable Development Goals, yakni goal keenam, tentang air bersih dan sanitasi bagi masyarakat. 

Penyaluran air bersih di Desa Melikan, Kec. Rongkop

Mengingat kebutuhan air bersih adalah salah kebutuhan utama masyarakat untuk minum, memasak, mandi, dan mencuci serta merupakan barang habis pakai, maka bantuan air bersih yang disalurkan pun tidak akan cukup jika hanya diberikan satu kali. Untuk itulah, DERU UGM bersama mitra sepakat untuk menyediakan 1.000.000 liter air bersih ke masyarakat terdampak, sampai kemarau panjang selesai yang diperkirakan BMKG akan berlangsung hingga bulan November nanti.

Kegiatan diawali dengan pengiriman 50.000 liter air bersih untuk masyarakat Dusun Tungu, Desa Girimulyo, Kecamatan Panggang. Kemudian disusul penyaluran air bersih untuk Desa Melikan, Kecamatan Rongkop, dan Desa Tileng, Kecamatan Girisubo. Pemerintah desa dan masyarakat setempat menyambut bantuan yang diberikan dengan sangat baik.

Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat UGM, Amin Susiatmojo, S.Pt., M.Sc., dalam sambutannya pada penyerahan air secara simbolis di Dusun Ngricik, Desa Melikan, Rabu (18/10), menyampaikan terima kasih terhadap seluruh pihak yang membantu mewujudkan gerakan sejuta liter air bersih untuk masyarakat Gunungkidul. “Semoga air bersih ini dapat bermanfaat bagi masyarakat dan dapat membantu warga untuk beraktivitas sehari-hari sampai musim kemarau ini usai,” harapnya.

Sambutan Kepala BPBD Gunungkidul

Sementara itu, Kepala BPBD Gunungkidul, Purwono menyampaikan, bahwa hingga saat ini lembaganya sudah berhasil menyalurkan 700 tangki air bersih untuk masyarakat terdampak kekeringan. “BPBD Gunungkidul sudah menyiapkan 1.300 tangki air berkapasitas @5000 liter, dan sampai sekarang sudah ada 700 tangki air yang terdistribusikan ke masyarakat,” terangnya.

Informasi dari pemerintah Desa Melikan, dari 14 padukuhan di Desa Melikan, masih ada lima padukuhan yakni Dusun Ngricik, Dondong, Kembang, Songwaluh, dan Kendal, yang belum mendapatkan akses air PDAM sehingga hanya bergantung pada sumber air tanah yang dipompa.  Namun, kemarau panjang telah menyebakan sumber air di beberapa wilayah Gunungkidul mengering.

“Untuk kebutuhan air sehari-hari selama musim kemarau ini, masyarakat dari lima padukuhan tersebut hanya dapat mengandalkan air dari tangki komunal dan bantuan dari donatur,” ungkap Sekretaris Desa Melikan, Sri Mulyani.