Kagama Orchids yang Tak Pernah Berhenti Mengabdi

Oleh: Endah SR

Sabtu (12/6/2021) adalah hari yang membahagiakan buat keluarga besar Kagama Orchids (KO). Tujuh orang mewakili pengurus Kagama Orchids menuntaskan misi membantu aktivitas konservasi Anggrek Merapi yang dikelola oleh salah seorang warga lereng Merpai di Turgo yang bernama Musimin. Misi yang sekian lama berlangsung, akhirnya tuntas sudah dengan adanya serah terima dua tandon air dengan kapasitas masing-masing 1000 liter, dari ketua Kagama Orchids Yoppie Khan kepada Bu Musimin di rumahnya.

Misi membantu Musimin bergulir sejak silaturahmi antara Ketua Umum PP Kagama, Ganjar Pranowo dengan Kagama Orchids di Turgo (21/2/2021). Ada mandat dari Ganjar untuk membantu dan melakukan pendampingan bagi aktivitas konservasi Anggrek Merapi di Turgo. Selanjutnya pada 25 Maret 2021, KO menindaklanjuti dengan berkunjung ke Turgo guna menjajagi apa kira-kira yang bisa dilakukan KO untuk membantu. Diketahui bahwa Musimin memiliki masalah air untuk nursery-nya dan KO siap membantu dengan pengadaan tandon air.

Usai berpamitan dari rumah Musimin, rombongan KO melanjutkan perjalanan menuju rumah Warjono, pimpinan Forum Peduli Lingkungan Pecinta Lereng merapi (FPL Palem) di desa Kepuharjo, Cangkringan, Sleman. Sampai di sana, rombongan KO disambut Warjono, didampingi perangkat Desa Kepuharjo yang diwakili kamituwo, Wiyana Suhadi. Hadir pula Budi Utomo dari Bagian Perijinan BTNGM dan Husni, Plt. Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Gunung Merapi Sleman-Magelang.

Kepuharjo adalah salah satu desa yang 75% wilayahnya pernah hilang dan berubah menjadi lautan pasir saat erupsi Merapi tahun 2010 lalu. Enam kampung hilang, meski kini pohon-pohon telah kembali bersemi. FPL Palem sebagai komunitas yang tumbuh di wilayah tersebut mengaku masih baru. Meski belum panjang usianya, organisasi pelestari alam ini patut diacungi dua jempol. Mereka berupaya semua tindakan yang mereka lakukan harus legal, sesuai peraturan perundangan yang berlaku sehingga ke depan tak perlu ada masalah. Ada adendum untuk penyelamatan anggrek, eksplorasi legal, setiap spesimen yang diambil selalu ada berita acara lengkap dengan koordinat lokasi pengambilan.

Sudah banyak mahasiswa atau pihak perguruan tinggi yang datang untuk belajar ke Kepuharjo. Pemerintah desa juga mendukung dengan menyediakan lahan seluas 15 hektar untuk hutan desa dengan koleksi kayu-kayu langka di Jogjakarta seperti timoho, mentaok, saninten, dan tanaman lain yang juga menjadi habitat tumbuhnya anggrek.

Pemerintah melalui BTNGM dan BKSDA berupaya terus melakukan sosialisasi ke kelompok-kelompok di lereng Merapi. Tiga hal yang menjadi fokus utama, yaitu tata cara mengambil anggrek, regulasi, dan manfaat ekonomi untuk masyarakat. Pembentukan koperasi juga tak lupa difasilitasi.

Sudah banyak hal dilakukan, namun masih banyak hal menunggu dikerjakan. Sinergi adalah sebuah keniscayaan. Pertemuan dan diskusi hari itu menjadi embrio kerjasama tiga pihak yang bakal dilegalkan demi pelestarian anggrek spesies di bumi nusantara. Kagama Orchids pulang membawa PR baru, diiringi rinai hujan bulan Juni.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*