Perempuan bertubuh mungil itu bernama lengkap Dra. Sulistyaningsih, MT. Biasa dipanggil kawan-kawan & relasinya dengan nama pendek Bu Sulis. Gelar S1-nya diperoleh di Fakultas Geografi UGM, masuk pada tahun 1983 dan menamatkan studinya pada tahun 1990. Lalu gelar S2-nya diambil di UGM juga yaitu di Magister Perencanaan Kota & Daerah. Ia memperoleh gelar master pada tahun 2002.
Perempuan kelahiran Bantul 16 November 1964 itu memulai karirnya di BAPPEDA Salatiga & mulai akhir 2017 mutasi ke Badan Koordinasi Penanaman Modal Kota Salatiga dengan jabatan Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP). Selain itu ia adalah Ketua Pengcab KAGAMA Kota Salatiga masa periode 2019 – 2024. Yang patut diteladani dari Bu Sulis adalah di tengah-tengah padatnya jadwal pekerjaan ia masih sempat ikut berperan serta melestarikan seni tari tradisional jawa khususnya. Selain aktif di KAGAMA Beksan ia juga ikut membina Beksan Kirana Praja yang anggotanya adalah pegawai ASN Pemkot Salatiga.
Darah seni memang sudah mengalir di darahnya sejak kecil. Saat kelas 2 SD ia sudah mulai rajin berlatih seni tari. Bakat & minatnya semakin terpupuk saat beranjak dewasa. Saat SMA ia sempat ikut Sanggar Tari “Among Bekso” di Yogyakarta mulai tahun 1980 s/d 1982. Kemudian saat kuliah di UGM ia bergabung dengan UKM Swagayugama yaitu unit tari yang khusus mempelajari tari tradisional jawa gaya Yogyakarta, dari tahun 1985 s/d 1988.
Seusai lulus kuliah & meniti karir di BAPPEDA Kota Salatiga Bu Sulis mulai mengurangi aktifitas menarinya bahkan mulai melupakan. Namun takdir langit tidak bisa dilawan. Pertengahan tahun 2019 ia mendengar dari kawannya bahwa ada komunitas tari bernama Kagama Beksan yang rajin berlatih untuk menghadapi pentas saat dies natalis UGM yang ke-70. Panggilan jiwanya membuatnya tanpa pikir panjang lagi pada bulan Agustus 2019 ia bergabung dengan Kabek Yogyakarta, meski ia harus menempuh perjalanan panjang Salatiga – Jogja setiap hari Minggu pagi. Jarak yang lumayan jauh tidak menyurutkan niatnya sedikitpun.
Mulai saat itulah ia mulai sering pentas tari lagi bersama Kabek Yogyakarta & terkadang bareng Kabek Semarang. Mulai dari tampil di event dies FKH 21 September, dies FEB 22 September, dies Fakultas Kehutanan 18 Oktober, ultah Kab. Kulonporogo 19 Oktober di alun-alun Wates, Munas Kagama XIII di Bali 15-17 November & NITILAKU Kebangsaan di GSP 15 Desember. Terakhir 19 Januari 2020 ia tampil pada acara Musda Pengda KAGAMA Jateng di Hotel Dafam Semarang bersama Kabek Semarang.
Sungguh sebuah aktifitas yang melelahkan namun Bu Sulis mengaku menikmatinya karena memang senang sesuai dengan panggilan hatinya & di Kabek ia menemukan banyak kawan baru yang hangat serta bersahabat. Yang terpenting adalah ia menemukan rekan sejiwa yang tertarik merawat seni tradisi bangsa.
Meski kegiatan di Kabek sudah menyita waktunya namun hal itu bukan menjadi hambatan Bu Sulis selaku menjadi motor penggerak di Pengcab KAGAMA Kota Salatiga. Mulai kepengurusan baru ini ia bertekad untuk membawa organisasi yang dibawahinya menjadi lebih bermanfaat buat masyarakat umum. Dan hal itu bukan hanya sekedar janji surga karena di awal tahun 2020 KAGAMA Kota Salatiga sudah berperan serta ikut dalam revitalisasi Alun-alun Pancasila Salatiga. Lalu pada tanggal 12 Januari menggelar baksos pemeriksaan hewan kesayangan gratis di Taman Kota Salatiga yang mampu menarik antusias masyarakat luas & dihadiri oleh Walikota serta Wakil Walikota Salatiga.
Salut buat Bu Sulis. Semoga sehat selalu & bisa lebih bermanfaat buat sesama.
Bu Sulis kereeeennn abiss