Inspirasi Kagama 7: Tips Membangun Bisnis untuk Pemula

Sabtu (10/10/2020) jam 10.00 – 12.00 WIB berlangsung Zoom meeting dengan tema “Inspirasi Kagama 7: Tips Membangun Bisnis untuk Pemula”, menampilkan narasumber utama A. Gunawan Sutanto (MIPA Kimia ’93) founder / owner Bengkel Bakso. Sebagai host adalah Delta Hatmantari (Arsitektur ’85) dan Ekandari Sulistyaningsih (Psikologi ’97), aktivis Kagama Care bertindak menjadi MC. Turut hadir Anak Agung Gede Putra, Ketua Bidang VI PP Kagama, memberikan pidato pembukaan.

Anak Agung Gede Putra, Ketua Bidang VI PP Kagama

Tampil di awal acara, Gede Putra mengatakan di saat pandemi hal-hal yang besar sudah ada yang menangani. Kita tidak usah muluk-muluk, cukup melakukan langkah-langkah kecil saja namun yang akan memberikan inspirasi kepada kita semua. Memiliki usaha sendiri di tengah pandemi tidak mudah untuk bertahan dan bertumbuh. Dibutuhkan kiat-kiat khusus agar bisa tetap bertahan.

Spirit yang akan ditularkan adalah seperti pola yang dikembangkan oleh teman-teman Departemen Pemberdayaan Masyarakat Bidang VI PP Kagama, bagaimana kita menduplikasi ide-ide kecil kemudian mendorong untuk bertumbuh dan bermanfaat untuk diri kita sendiri dan tentu saja untuk masyarakat. Kemampuan untuk bergerak dan survival tentulah tidak mudah, namun bukan tidak mungkin. Kuncinya pada keberanian kita untuk mencoba dan memulai. Gagasan mungkin ada namun tidak banyak yang berani memulai langkah pertamanya. Lalu ketika sudah berjalan, resiko kegagalan selalu membayangi. Namun ingat mereka yang terhitung sukses hari ini tentulah dalam perjalanannya banyak menemui hambatan bahkan kegagalan, tapi dengan ketangguhan dan kiat yang tepat akhirnya berhasil survive.

A. Gunawan Sutanto, founder / owner Bengkel Bakso

Narasumber utama Gunawan Sutanto menceritakan perjalanannya bisnisnya dari tahun 1996, saat ia masih kuliah di MIPA Kimia UGM, sampai saat ini. Pada tahun 1996 ia diajak oleh teman dekatnya — yang kelak kemudian menjadi istrinya — untuk bekerjasama mendirikan sebuah usaha dagang di Surakarta (cikal bakal Bengkel Bakso). Usahanya itu sempat mengalami pasang surut dan tantangan yang luar biasa, namun Gunawan bersyukur sampai 24 tahun kemudian usahanya masih bertahan hingga sekarang.

Usahanya yang dimulai pada tahun 1996 tersebut awalnya hanya menawarkan dagangan bahan bahan untuk membuat bakso, seperti tepung tapioka dan bumbu bumbu bakso. Konsumennya adalah UMKM seperti warung bakso atau restoran bakso. Saat itu adalah periode berdagang secara offline, menawarkan dagangan dari pintu ke pintu. Titiknya baliknya terjadi pada tahun 2006 saat ia mulai belajar membangun website sebagai persiapan untuk toko online. Walaupun tidak paham sama sekali tentang coding atau pembuatan website, tetapi Gunawan pantang menyerah untuk belajar. Akhirnya alamat domain usahanya www.bengkelbakso.com terwujud.

Saat itu berdagang online adalah sesuatu yang aneh dan banyak yang belum paham, namun Gunawan nekat memulainya. Banyak sekali teman, saudara bahkan orang tua yang heran dan nggak paham dengan bisnis online. Mereka ada yang mencibir, menganggap bisnis online adalah sesuatu yang mengada ada. Ya memang bisa dimaklumi karena prasarana pendukung seperti teknologi belum terlalu mumpuni saat itu. Juga sosial media belum terlalu booming seperti sekarang.

Dari www.bengkelbakso.com inilah, usaha Gunawan mulai berkembang. Tidak hanya berdagang bahan bahan bakso, tetapi ia mulai membuka kelas privat bakso. Kemudian berkembang lagi ke pengadaan mesin mesin bakso, dan berani memulai untuk merambah bisnis frozen food. Pelanggan mulai berkembang ke seluruh tanah air, bahkan beberapa ada yang di luar negeri. Semua itu karena dimudahkan dengan sistem online.

Delta Hatmantari, moderator webinar

Gunawan lalu menjelaskan banyak sekali pemula yang ingin berbisnis. Mereka terdiri dari bermacam-macam latar belakang seperti orang tidak punya pekerjaan, mahasiswa, pekerja dan lain-lain. Niat ada, bahkan ada yang menggebu-gebu, tetapi para calon pebisnis pemula ini bingung harus mulai melangkah dari mana. Karena ketidaktahuan banyak yang salah melangkah. Langkahnya menjadi tidak efisien, atau tidak memperhatikan payung hukum untuk keamanan bisnis sehingga yang terjadi adalah melanggar hak-hak kekayaan intelektual pihak lain.

Bagi para pebisnis pemula, Gunawan mewanti-wanti bahwa perencanaan bisnis itu sangat penting. Ia kemudian memberikan 5 tips membangun bisnis untuk pemula yaitu memilih produk / jasa, membuat perusahaan, membuat merek usaha, mulai memasarkan produk / jasa dan mengatur sistem keuangan serta kekaryawanan.

Dalam memilih produk atau jasa usahakan yang dibutuhkan atau dikonsumsi banyak orang. Atau apa yang menjadi kebutuhan dasar manusia, seperti makanan atau minuman atau produk lainnya. Kalau bisa melakukan sekedar riset, sedikit menebak kira-kira ke depannya akan seperti apa. Usahakan belajar sampai paham betul produk atau jasanya dari a hingga z. Akan lebih bagus memiliki mentor di bisnis terkait.

Ekandari Sulistyaningsih, MC webinar

Dalam membuat perusahaan harus dipikirkan masak-masak terlebih dulu apakah akan berbentuk badan hukum atau perseorangan. Sebenarnya perorangan bagus juga, hanya saja nanti kalau berkembang besar pasti akan mengulang proses dari awal untuk upgrade ke badan hukum yang tentu saja butuh waktu dan biaya lagi. Jika mau berbadan hukum juga perlu dipikirkan apakah akan memilih CV atau PT. Kalau serius mau mendirikan perusahaan besar sebaiknya langsung bikin PT. Pelajari dulu semua perijinan, dan belajar tentang pajak serta cara laporannya.

Selanjutnya untuk menentukan merek usaha kita lebih baik riset dulu, sudah ada yang memakai atau belum. Jika ingin mendaftarkan merek, buka website www.dgip.go.id kepunyaan Dirjen Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM RI, lalu klik saja link merek di bagian kiri atas. Pelajari cara daftarnya, syaratnya apa saja, termasuk cara bayarnya. Hati-hati dengan UU No. 20 tahun 2016 tentang merek pasal 100. Hak cipta merek usaha kita sangat penting, karena menjadi pijakan kita jika ingin mendirikan kemitraan atau membuat waralaba di masa yang akan datang.

Setelah produk punya merek terdaftar dan ijin edar lengkap, dimulailah fase jualan. Bisa secara offline bisa juga online, atau kombinasi keduanya. Level jualan inilah yang paling berat, karena merupakan jantungnya bisnis. Pada level ini harus diperjuangkan dengan segala cara agar bisa menjual produk atau menjaga omzet sehingga bisnisnya jalan terus. Jika gagal ya selesailah bisnisnya.

Jika usaha sudah jalan dan duit sudah ada barulah memikirkan langkah terakhir yaitu mengatur sistem keuangan dan kekaryawanan. Untuk sistem keuangan beli program keuangan di pasaran banyak banget yang jual, atau bisa bikin sendiri dengan program excel juga bisa. Yang penting bisa baca neraca, laba rugi dan laporan aset perusahaan itu sudah cukup. Laporan keuangan kalau bisa otomatis langsung diambil datanya untuk laporan pajak tahunan. Jadi nanti tinggal upload saja secara online. Untuk manajemen karyawan ini agak ribet karena mengatur orang itu bukan hal yang mudah. Gunawan kadang melakukan empati, seandainya ia posisinya sebagai karyawan apa yang diinginkan? Itulah yang kemudian ia jadikan pertimbangan dalam hubungan perusahaan dan karyawan.

*) Materi webinar bisa diakses di https://www.youtube.com/watch?v=YS0EYpDO3l4&t=9s