Di Depan 841 Wisudawan Program Pasca Sarjana, Nezar Patria Berpesan Agar Selalu di Garis Terdepan dalam Menghadapi Tantangan di Pasar Global

UGM menggelar wisuda Program Pascasajana periode II tahun akademik 2024/205 di gedung Graha Sabha Pramana, Kamis (23/1). Sebanyak 841 orang diwisuda, yang terdiri dari 691 lulusan Program Magister termasuk 6 wisudawan WNA, 73 lulusan Program Spesialis, 18 lulusan Program Subspesialis, 59 lulusan Program Doktor, dan 15 lulusan periode sebelumnya.

Untuk program Magister, rata-rata masa studinya 2 tahun 2 bulan, dengan 7 lulusan memiliki IPK 4,00. Untuk Program Spesialis, rata-rata ditempuh dalam waktu 4 tahun 1 bulan, dengan 59,9% lulusan berpredikat cumlaude. Untuk Program Subspesialis, lulusan termuda berasal dari Ilmu Bedah yang menyelesaikan studinya pada usia 33 tahun 4 bulan. Untuk program Doktor, rata-rata menempuh masa studi 4 tahun 8 bulan, dengan 6 wisudawan memiliki IPK 4,00.

Sekjen PP KAGAMA yang juga merupakan Wakil Menteri Komunikasi & Digital, Nezar Patria, dalam kata sambutannya berpesan kepada para wisudawan agar tidka ragu-ragu untuk selalu berada di garis terdepan dalam menghadapi perubahan dan tantangan yang terjadi di pasar kerja global. Ia lalu mengutip laporan Future of Jobs Report dari World Economic Forum tahun 2025 yang mencatat bahwa perubahan teknologi, khususnya perluasan akses digital akan menjadi tren paling transformatif. Terlebih lagi, 60 persen perusahaan global memandang bahwa hal ini akan menjadi penggerak utama transformasi bisnis mereka pada tahun 2030 kelak.

“Bermacam pekerjaan yang ada saat ini diprediksi akan mengalami penurunan kebutuhan, bahkan 39% keterampilan yang kita miliki hari ini akan menjadi usang, bahkan perlu diupdate,” ujarnya.

Nezar menambahkan, kemajuan Artificial Intelligent (AI) dan robotika akan memengaruhi hampir semua sektor, mulai dari pemerintahan, industri, hingga sektor akademik. Menurutnya, AI Specialist, Big Data Analyst, dan Software Developer diprediksi akan menjadi pekerjaan dengan pertumbuhan tercepat dan paling banyak diminati.

Namun, Nezar optimis di balik itu dunia kerja masa depan juga membutuhkan keterampilan yang lebih humanis, seperti kreativitas, leadership, serta fleksibilitas, dan ketahanan. Ia yakin para wisudawan memiliki kekuatan untuk menjembatani nilai-nilai tradisional dan teknologi modern untuk memimpin inovasi, sekaligus menjaga harmoni dengan alam dan masyarakat.

“Mari bersama membangun bangsa dan bahkan berkontribusi untuk kemajuan negara ini,” ucapnya mengakhiri sambutannya.

Sementara itu, Rektor UGM, Prof. dr. Ova Emilia menyatakan UGM memiliki mandat untuk mengembangkan ilmu pengetahuan yang berdampak bagi masyarakat, termasuk menyiapkan talenta unggul masa depan. Salah satunya untuk menghadapi tiga tantangan utama di tahun 2025, yaitu peningkatan ketegangan dan perpecahan geopolitik global, misinformasi dan disinformasi yang mengancam stabilitas dan kemajuan, serta krisis lingkungan yang mengakibatkan cuaca ekstrem juga kerusakan ekosistem bumi.

Prof. Ova menyebutkan, di sisi lain, pada sektor teknologi, kita telah dihadapkan pada era kecerdasan, sebuah era tempat bertumbuhnya inovasi kecerdasan buatan, komputasi kuantum, dan blockchain. Menurutnya, kemajuan tersebut bisa dikatakan membawa perubahan sekaligus tantangan yang terus berkembang.

Prof. Ova menegaskan, tugas mendidik bukan sekedar mencetak lulusan dengan pendalaman bekal keterampilan maupun pengetahuan. Namun juga harus berkarakter, adaptif, dan berdaya saing agar mampu menjadi subjek perubahan yang terlibat dalam pemecahan masalah transnasional dan global.

“Baru-baru ini, ada alumni Fakultas Geografi dan Teknik Geologi yang berhasil menyelesaikan ekspedisi ke Antartika dengan menjadi bagian dari misi Russian Antarctica Expedition (RAE). Hal tersebut menjadi salah satu contoh kiprah alumni di dunia internasional dalam memanfaatkan ilmu pengetahuan serta ketrampilannya,” pungkasnya.