Namanya Emy Wahyuningtyas, kelahiran Balikpapan yang menempuh pendidikan dari SD sampai SMA di kota kelahirannya. Setamat SMA tahun 1994, ia melanjutkan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Ia hanya membutuhkan waktu 4 tahun untuk merengkuh gelar sarjananya. Selanjutnya ia mendirikan kantor konsultan hukum dan membuka praktek sebagai pengacara di Yogyakarta. Karena kesibukannya, ia baru sempat melanjutkan studinya di Magister Kenotariatan UGM pada tahun 2016, dan menyelesaikannya pada tahun 2018.
Pada tahun 2016, Emy yang penguasaan bahasa Inggrisnya sangat bagus, mendadak mempunyai pemikiran cemerlang untuk berbagi ilmu yang dikuasainya kepada anak-anak. Tujuannya agar anak-anak lebih menguasai Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional, yang mana diharapkan mereka akan lebih punya rasa percaya diri dalam menjalani masa tumbuh kembangnya. Selain itu untuk belajar Bahasa Inggris di luar sekolah harus berbayar dan tidak murah. Bagi anak-anak yang berasal dari keluarga menengah atas tentulah biaya tidak jadi masalah. Namun buat anak-anak dari keluarga kurang mampu, untuk membayar keperluan sekolahnya saja sangat susah, .apalagi membayar biaya les tambahan tentu akan sangat terasa berat.
Dari temannya yang bekerja di firmanya, Emy mendapatkan info kalau di daerah tempat tinggal temannya tersebut di Dukuh Kwarasan, Nogotirto, Gamping, Sleman, banyak warganya yang tidak mampu. Gayung bersambut, dan singkat kata setiap hari Minggu di saat yang lainnya liburan atau refreshing, Emy justru sibuk mengajar Bahasa Inggris untuk anak-anak sampai usia 15 tahun di Kwarasan.
Namun kegiatan belajar yang sangat bermanfaat tersebut harus berhenti di awal tahun 2020 karena pandemi. Emy terpaksa harus mengakhiri kegiatan yang sangat dicintainya tersebut. Ketika mendekati akhir tahun 2021 saat pandemi sudah mulai relatif landai, salah satu teman baiknya yang bernama Esaf menawari Emy untuk mengajar anak-anak di Desa Punden, Kec. Pleret, Kab. Bantul. Di Punden ada teman Esaf bernama Andreas dan istri mempunyai passion yang sama untuk membantu anak-anak yang membutuhkan bantuan dalam hal perkembangan dirinya, yang dengan senang hati menawarkan rumahnya untuk kegiatan belajar mengajar.
Akhirnya Emy dan Esaf secara bergantian atau bersama-sama mengajari Bahasa Inggris anak-anak usia 2 tahun hingga 14 tahun tanpa menarik biaya sama sekali, bertempat di rumah joglo milik keluarga Andreas. Kadang-kadang ada Nadin, putri Andreas yang ikut mendampingi anak-anak.
Kegiatan belajar mengajar dimulai sejak bulan Oktober 2021 setiap hari Minggu pagi. Peserta didik yang datang sekitar 15-20 anak. Satu kali sesi pengajaran umumnya selama 2 jam.
Metode mengajarnya dibuat masal tidak perlu dibeda-bedakan berdasar umurnya. Namun untuk usia 2 – 4 tahun diajari menulis kata dalam Bahasa Inggris dengan cara menggambar di buku mereka. Materinya sesuai dengan buku panduan Bahasa Inggris yang menurut Emy cocok sesuai kebutuhan anak-anak.
Ketika ditanya sampai kapan Emy akan mengabdikan tenaganya untuk anak-anak kurang mampu, jawabannya “Sekuat dan semampu saya dan juga tergantung antusiasme anak-anak didik.”
“Saya ingin membuat anak-anak semakin lebih berkembang dalam pemikiran dan wawasan. Dan saya akan menularkan kepada teman-teman lain untuk dapat melakukan hal seperti yang telah saya lakukan. Karena ternyata cukup banyak daerah-daerah di Yogyakarta yang anak-anak usia sekolahnya dari keluarga kurang mampu, membutuhkan sentuhan tangan dari orang-orang yang peduli terhadap mereka,” demikian pungkas Emy.