Oleh: Eka Krisna Santoso
Sabtu (12/9/2020) Kagama Balikpapan mengadakan kegiatan pelatihan mencangkok cepat untuk kalangan umum di Woody Park. Dalam suasana gerimis yang memberikan hawa sejuk bagi kota Balikpapan, menambah semangat para peserta pelatihan. Walau ada hambatan berupa macet di perjalanan karena jalan longsor dan becek, para peserta tetap datang dengan senyum di tempat pelatihan, yaitu Kawasan edukasi Woody Park, Jl Soekarno-Hatta Km 24, Poros Balikpapan-Samarinda, Kabupaten Kutai Kartanegara. Di dekat pintu masuk, para peserta di sajikan pemandangan deretan pohon durian, pohon cincau dan jambu kristal. Semua terpesona dengan hijaunya alam di Woody Park.
Memasuki pintu masuk, peserta disambut oleh Lalu Fauzul Idhi (Didiek) Alumni Biologi 1980 dan Rizal Chaniago (Ical) Kehutanan 1998. Mereka berdua mewakili Kagama Care dan Kagama Indobizz menginisiasi program edukasi pertanian yang diselengarakan di taman edukasi dan wisata Woody Park Borneo seluas 26 Ha yang merupakan milik Didiek. Didiek adalah penggiat kegiatan edukasi di bidang pertanian dan perkebunan. Ia membangun Woody Park sebagai sarana kegiatan pembelajaran para mahasiswa dan masyarakat umum guna meningkatkan minat warga untuk bertani.
Di program berjudul “Petani Kaya ala Woody Park” tersebut, Didiek ingin mengajarkan bahwa dengan menjadi petani, kita bisa meningkatkan kemampuan, meningkatkan pendapatan dan tetap menjaga alam. Pada pelatihan kali ini, para peserta berlatih untuk melakukan cangkok tanaman secara cepat. Kendala yang umum terjadi dalam mencangkok adalah, kurangnya pengetahuan dalam mencangkok. Terlebih, latar belakang para peserta mayoritas bukan dari fakultas ilmu pertanian.
Banyak peserta yang belum mengetahui dasar dari mencangkok, yaitu memilih jenis tanaman apa yang bisa dicangkok. Disini, peserta belajar bahwa tidak semua tanaman bisa dicangkok. Ternyata, hanya pohon yang berkayu dan berkambiumlah yang bisa untuk dicangkok. Menurut penuturan sebagian peserta yang sudah mencoba untuk melakukan cangkok tanaman, mencangkok itu tidak semudah dan secepat apa yang dibayangkan. Mereka bahkan sudah berkali-kali gagal mencangkok dan menghabiskan banyak waktu. Oleh karena itu, ketika mereka melihat ada undangan pelatihan ini, mereka sangat antusias untuk datang dan belajar mencangkok cepat, langsung dari Didiek.
Didiek, dibantu satu teman lagi bernama Eko, menjelaskan kepada para peserta tentang bagaimana cara memilih batang yang cocok untuk melakukan cangkok, bagaimana cara menyayat, mengerik, dan membungkus dengan media tanam yang baik. Eko mengatakan ia bisa mencangkok tanaman hingga 200 cangkokan per hari. Tingginya produktivitas dengan cara mencangkok ala Woody Park inilah yang ditonjolkan, sehingga sejalan dengan judul pelatihan, yaitu petani kaya.
Tidak hanya sekedar teori, para peserta juga turun langsung berkeliling kebun di Woody Park untuk memilih pohon yang akan mereka cangkok. Peserta mempraktekkan langsung penjelasan yang diberikan di sesi pendahuluan tersebut. Cuaca yang tadinya sejuk, berganti menjadi panas terik, namun tidak mengurangi semangat dari peserta untuk mengenal tumbuhan-tumbuhan dan juga memilih batang yang akan dicangkok. Peserta makin semangat, karena bulan depan, mereka akan melihat hasil cangkokan mereka, dan akan mereka potong untuk dibawa pulang.
Kegiatan yang luar biasa dan inspiratif bagi para warga/peserta untuk diikuti. Pelatihan ini akan dilanjutkan dalam beberapa seri. Setelah mencangkok, dilanjutkan dengan penyiapan media, pemupukan, penanaman, okulasi, pestisida organik, perawatan, panen, penjualan. Seri ini sangatlah inspiratif dan komplit, karena menjadi petani bukan hanya pandai mengolah alam, namun juga bisa menghasilkan penghasilan yang dapat diperhitungkan.