Webinar PP Kagama – Kafegama Membahas Tantangan dan Prospek Ekonomi Indonesia Tahun 2022

Jumat (17/12/2021), PP KAGAMA bersama KAFEGAMA menyelenggarakan webinar melalui Zoom Meetings yang merupakan bagian dari rangkaian kegiatan dalam Rakernas Kagama Tahun 2021. Webinar yang berjudul “Review Perekonomian 2021 dan Outlook 2022” menghadirkan 3 narasumber, yaitu Dr. Friderica Widyasari Dewi (Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas & Sekretaris Umum KAFEGAMA), Muhammad Edhie Purnawan, Ph.D. (Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia & Ketua Bidang I PP KAFEGAMA) dan Inarno Djajadi (Direktur Utama Bursa Efek Indonesia & Wakil Ketua Umum PP KAFEGAMA). Gubernur Bank Indonesia & Ketua Umum Kafegama, Dr. Perry Warjiyo, berkenan memberikan keynote speech. Jalannya acara dipandu oleh Prof. Dr. Didi Achjari, M.Com., Ak.,CA (Dekan FEB UGM) sebagai moderator dan Saka Kotamara sebagai MC.

Gubernur Bank Indonesia & Ketua Umum Kafegama, Dr. Perry Warjiyo

Perry Warjiyo yang memberikan pidato kunci, menyampaikan prospek ekonomi dan arah kebijakan 2022. Dua agenda setting yang perlu dipersiapkan untuk menjalani tahun 2022, yaitu mengamati prospek perekonomian global dan domestik serta perencanaan sinergi dan arah baru kebijakan Bank Indonesia 2022. Ekonomi global sedang dalam proses pemulihan meskipun dibayangi gangguan rantai pasok dan keterbatasan energi.

“Lima permasalahan global yang akan menanti di tahun 2022, yaitu pertama, normalisasi kebijakan moneter & fiskal negara maju. Kedua, scaming effect pandemi terhadap korporasi & stabilitas sistem keuangan. Ketiga, meluasnya sistem pembayaran digital antar negara & risiko asset kripto. Keempat, semakian kuatnya tuntutan ekonomi keuangan hijau dari negara maju. Kelima, melebarnya kesenjangan & perlunya inklusi keuangan. Namun untuk dalam negeri, perbaikan ekonomi domestik terus berlangsung secara bertahap. Massifnya digitalisasi pembayaran didorong oleh tumbuh pesatnya e-commerce, uang elektronik dan digital banking. Bank Indonesia menerapkan pro-stability moneter dengan menerapkan kebijakan pro-growth antara lain makro-prudensial, sistem pembayaran digital dan terenkripsi, pengembangan pasar uang dan ekonomi-keuangan inklusif dan hijau,” pungkas Perry.

Inarno Djajadi, Direktur Utama Bursa Efek Indonesia & Wakil Ketua Umum PP KAFEGAMA

Narasumber pertama, Inarno Djajadi memberikan gambaran tahun 2020 hingga 2021 menjadi tahun yang cukup mengejutkan dalam dunia pasar modal Indonesia. Namun, penambahan investor baru pada akhir tahun 2021 memunculkan harapan ditahun depan. Bursa Efek Indonesia mengambil peluang untuk tahun 2022 dengan program “go digital” berkaitan dengan sosialisasi, literasi dan edukasi.

“BEI mengeluarkan inisiasi strategi 2022 dengan melanjutkan program proteksi investor, menaikkan akumulasi IPO dan Listing, enhanced dislosure, Inisiatif ESG dan platfrom perdagangan karbon, perdagangan obligasi – peningkatan SPPA, dan mengeluarkan produk baru berupa structured warrant dan indices,” pungkas Inarno.

Muhammad Edhie Purnawan, Ph.D., Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia & Ketua Bidang I PP KAFEGAMA

Edhie Purnawan, selaku narasumber kedua, memaparkan update sektor moneter, fiscal, rill dalam tahun 2021 menuju outlook 2022. Pandemi Covid-19 memberikan dampak besar perekonomian global. Diberlakukannya protokol pembatasan dan physical distancing menghambat sirkulasi produksi, distribusi bahkan konsumsi. Ringkasnya, pandemi tidak akan terjadi selamanya dan akan memudar seiring waktu. Permintaan barang dan jasa akan kembali normal dan tren pengetatan pasar untuk terus menaikan inflasi. Walaupun inflasi tetap berada diatas target namun secara perlahan mereda.

“Tantangan ke depan yang akan kita hadapi adalah perlunya mitigasi terhadap kinerja pemulihan ekonomi nasional. Isu kenaikan komoditas energi yang diakibatkan oleh krisis energi Tiongkok. Kelangkaan input, kenaikan upah dan naiknya biaya shipping. Naiknya producer price & risiko stagflasi,” demikian Edhie mengakhiri paparannya.

Dr. Friderica Widyasari Dewi, Direktur Utama BRI Danareksa Sekuritas & Sekretaris Umum KAFEGAMA

Senada dengan Edhie Purnawan, narasumber terakhir Friderica Widyasari Dewi menggambarkan Setting The Course yang akan dihadapi pada 2022, antara lain tren pertumbuhan ekonomi yang jelas ditambah dengan landasan makro yang solid menjadi kekuatan domestik. Risiko eksternal yang tinggi dengan potensi pergeseran kebijakan baik pada alokasi fiscal maupun kebijakan moneter. Kebangkitan siklus investasi utamanya pada dua tema yaitu The Growth Proxies dan The Green and New Economy Proxies.

“Lima tema utama di tahun 2022 di antaranya, kembalinya normalitas, optimalisasi fiskal (stimulus pandemi yang mulai berkurang), pergeseran kebijakan global terkait kalibrasi moneter dan stagflasi, stabilitas makro yang baik melalui dukungan utama untuk stabilitas mata uang dan investasi serta bangkitnya Green and New Economy,” demikian pungkasnya. [arma]

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*