Wakil Bupati Sleman Memuji Canthelan di Dusun Burikan yang Telah Meringankan Beban Pemda

Hanya ada satu kata buat canthelan di dusun Burikan, Sumberadi, Mlati, Sleman… mengagumkan!  Sejak dicanangkan tanggal 17 Mei 2020 yang lalu di satu titik, canthelan dengan kode DIY-08 tersebut hanya butuh waktu 17 hari untuk tumbuh berkembang menjadi 7 titik meliputi 6 RT. Itu semua tak lepas dari kekompakan seluruh warga dusun.

Murti Maharini PIC Canthelan DIY-08 dusun Burikan, Sumberadi, Mlati, Sleman

Adalah Murti Maharini (Magister Ekonomi Pembangunan UGM 2017), biasa akrab disapa Ninik, yang mengawalinya dengan dana stimulus dari Kagama Care. Tak disangka tingkat partisipasi warga sungguh tinggi. Dengan semangat gethok tular mereka menyebarkan ‘virus kebaikan’ ke seluruh dusun.

Murti Maharini sedang menyiapkan canthelan

Banyak warga Burikan yang terbantu dengan adanya canthelan. Mereka memegang prinsip  “ora lokak malah kebak”  yang bisa diartikan dengan banyak berbagi bukan membuat apa yang dimiliki berkurang namun justru bertambah. Sekilas nampak mustahil, namun begitulah kenyataan yang terjadi. Ada saja setiap hari bantuan berdatangan dari segenap penjuru baik berupa uang tunai maupun barang kebutuhan pokok. Lalu warga yang mampu atau berlebih tahu diri untuk tidak mengambil canthelan, namun justru ikut menyumbangkan canthelan.

Berita adanya canthelan luar biasa di dusun Burikan tersebut akhirnya sampai ke telinga Wakil Bupati Sleman Dra. Hj. Sri Muslimatun, M.Kes. Kebetulan salah satu agenda kerja Ibu Wabup adalah secara rutin meninjau gerakan canthelan di wilayahnya seminggu 1 atau 2 kali. Pada hari Sabtu (4/7/2020) akhirnya Hj. Muslimatun menyempatkan diri mengunjunginya bersama para staf Pemda, dan disambut oleh warga Burikan dengan acara sederhana. Ibu Wabup diantar berkeliling dusun meninjau lokasi canthelan di semua titik.

Murti Maharini sedang memberikan kata sambutan

Murti Maharini (Ninik) selaku PIC Canthelan DIY-08 di hadapan Ibu Wabup dan warga yang hadir, menjelaskan awal mula canthelan di dusunnya sampai berkembang pesat seperti sekarang ini. Yang menarik adalah saat ia menjelaskan konsep canthelkan dan ikhlaskan, bagaimana warga Burikan tidak pernah ada yang berprasangka buruk kepada siapa saja yang mengambil canthelan. “Meski yang ngambil naik motor dan berpakaian bagus, ya silakan saja kami tidak akan melarang atau memperingatkan. Barangkali mereka memang butuh beneran, kan kita tidak tahu.” ujar Ninik bijak.

Para perwakilan pengelola canthelan menyampaikan pengalamannya

Setelah Ninik memberikan sambutan, giliran berikutnya para perwakilan pengelola canthelan menyampaikan pengalamananya baik suka maupun duka dalam mengurusi canthelan selama ini. Ada yang curhat berkeluh kesah namun ada juga yang bercerita lucu. Namun secara umum mereka merasa bangga bisa berbakti kepada sesama, Mereka tidak butuh pujian, namun sedikit penghargaan dan apresiasi seperti yang dilakukan Ibu Wabup dalam kunjungan ke dusun mereka, sudah membuat mereka bahagia.

Hj. Sri Muslimatun menyampaikan kata sambutan

Di penghujung acara, Hj. Muslimatun memberikan kata sambutannya. Intinya adalah memberikan pujian setinggi langit buat warga Burikan yang sungguh guyub luar biasa dalam bergotong royong melaksankan konsep ‘jogo tonggo’. “Saya bangga dengan apa yang telah dilakukan warga Burikan. Kegiatannya nampaknya sederhana hanya berbagi sayur dan bahan pokok, namun hal ini membuat ketahanan pangan terjaga di dusun ini. Saya secara pribadi serta mewakili pemerintah daerah mengucapkan terima kasih tak terhingga karena terus terang canthelan ini sangat meringankan beban pemerintah di tengah penanganan wabah corona. Sekali lagi matur nuwun” demikian pungkas Hj. Muslimatun.

1 Comment

  1. Alhamdulillah dari niat tulus ihklas, dilakoni kanthi sabar, penuh syukur dari yang ambil centelan & donatur merebak virus berbagi kebaikan membawa virus literasi disana sini Burikan tanah kelahiranku, ku ikut bangga walau dibalik layar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*