Ketika diterima menjadi mahasiswi Jurusan Administrasi Pembangunan FNE (Fakultas Non Gelar Ekonomi) UGM 37 tahun yang lalu, Rahayu Hariyati, perempuan asli Karanganyar, Surakarta, belum bisa membayangkan bekerja apa kelak seusai menamatkan bangku kuliahnya. Pikirnya saat itu yang terpenting adalah ia bisa kuliah di perguruan tinggi negeri ternama dengan SPP yang relatif murah.
Perempuan yang akrab disapa Yayuk itu termasuk mahasiswi yang rajin kuliah dan belajar. Sehingga tak heran 4 tahun tepat ia berhasil menamatkan studinya. Pada bulan Agustus 1990 ia diwisuda.
Entah mengapa, seusai wisuda Yayuk tidak tertarik untuk bekerja kantoran. Alih-alih melamar pekerjaan seperti kawan-kawan lainnya, ia justru lebih suka berwiraswasta. Berbagai usaha pernah digelutinya, termasuk membuka jasa menjahit pada tahun 1995.
Sampai sekitar 10 tahun kemudian, bermula ketika tetangganya seorang pengusaha dekorasi mengajak Yayuk ikut membantu merangkai bunga dalam beberapa pekerjaannya. Karena sering diajak, lama-lama ia menyukai pekerjaannya dan mulai belajar secara otodidak segala hal tentang ilmu dekorasi.
Ketika ilmu Yayuk di bidang dekorasi sudah mulai cukup, kebetulan ada permintaan untuk mendekorasi pernikahan. Kesempatan emas itu tentu saja tak disia-siakannya. Karena pekerjaannya tidak mengecewakan, selanjutnya mulai ada beberapa kawan mempercayakan pekerjaan dekorasi padanya.
Namun saat itu Yayuk belum berani membuka usahanya sendiri. Sampai suatu ketika ada kakak kelasnya SMA bernama Intan yang mendorong dan memberinya semangat, sehingga membuat Yayuk percaya diri untuk mempunyai unit bisnis sendiri. Akhirnya berdirilah Amalia Dekorasi yang diluncurkan pada tanggal 5 Januari 2007 bertepatan dengan 15 Dzulhijah. Amalia diambil dari nama putrinya yang nomer 2, dan 15 Dzulhijah adalah momen kelahiran putrinya tersebut.
Pelan tapi pasti Amalia Dekorasi mulai dikenal masyarakat tanah kelahirannya, Karanganyar. Semakin bertambah tahun reputasinya semakin menyebar luas sampai ke luar kota.
“Alhamdulillah sekarang Amalia Dekorasi sudah dikenal sampai Solo dan Wonogiri,” ujar Yayuk bersyukur.
Jenis dekorasi yang ditangani juga semakin bervariasi. Yayuk mengatakan kalau dulu awalnya hanya mendekorasi perkawinan, sekarang meluas ke dekor ulang tahun, seminar, rapat, dan acara pelantikan, juga melayani paket pernikahan komplit.
Yayuk mengakui di dunia pekerjaan yang ditekuninya saat ini, lebih banyak suka daripada dukanya. Ia sangat senang bisa kenal banyak orang mulai dari kalangan bawah sampai pejabat tinggi. Juga bisa bekerja sambil dolan ke mana-mana.
Yayuk merasa bahagia karena bisa memberdayakan tetangganya untuk ikut membantu pekerjaannya. Yang artinya ia bisa berbagi rezeki buat warga sekitarnya. Untuk paket dekorasi komplit, ia bisa mengajak sampai 14 orang.
“Dukanya hampir tidak ada. Kalau kisah-kisah lucunya banyak. Pengusaha dekorasi kan kebanyakan laki-laki, jadi saya sering disapa dengan sebutan bapak kalau terhubung lewat telepon. Bahkan ketika di lokasi yang punya hajat sudah ngobrol lama dengan saya, masih ditanya juga juragan saya mana,” ucap Yayuk sembari tertawa.
Mengenai urusan promosi atau marketing, Yayuk mengatakan yang paling efektif adalah memakai strategi MLM atau mulut lewat mulut. Sangat jarang ia memasang iklan terbuka, dan lebih suka mempromosikan Amalia Dekorasi lewat momen internal. Seperti lewat acara Kagama atau pengajian yang diikutinya, dengan cara membuat souvenir sebagai doorprize. Ia sebisanya melekatkan nama Amalia Dekorasi dalam setiap aktivitasnya, misalnya saat memberikan pelatihan berbagai ketrampilan.
Di penghujung bulan Mei 2023 ini Yayuk meluncurkan buku kumpulan puisi karya perdananya berjudul “Catatan Kecil Perjalanan”. Bukunya tersebut bercerita tentang perjalanannya ke Makassar dan Parepare, pada waktu kerjasama pelatihan membatik, ecoprint dan shibori dengan Kagama Pengda Sulawesi Selatan yang dipromotori oleh ketuanya, Dr. Asniar Khumas.
Perempuan pegiat canthelan itu sengaja memasang logo Amalia Dekorasi pada bagian belakang dalam buku. Sebuah langkah cerdas dalam hal teknik memasarkan tidak langsung dan membranding nama usahanya.
Kini, Amalia Dekorasi sudah berusia 16 tahun lebih. Tentu saja Yayuk tidak mau stagnan, karena bisa tergilas pesaingnya yang jumlahnya semakin banyak.
Ia terus selalu berusaha mengupgrade skillnya, termasuk tak segan-segan mau menambah ilmu di luar bidang dekorasi. Seperti yang dilakukannya pada tahun 2018, ia belajar shibori bersama kawan-kawan Kagama di Ndalem Mangunsudiran. Yang paling diingatnya mentornya saat itu, Beni Sulistiono mengajarinya dengan penuh kesabaran dari awal sampai akhir, hingga Yayuk menjadi betul-betul paham pembuatan shibori.
Pada saat mengawali usahanya dulu, Yayuk ingat ada seseorang yang mengatakan berwirausaha itu ada tahapannya. Harus mencoba bertahan pada 3 tahun pertama. Jika mampu survive, maka tahapan berikutnya apabila 8 tahun bisa terlewati maka sudah bisa dianggap hebat dan peluang untuk semakin berkembang terbuka luas.
Tak sadar 16 tahun berlalu sudah dan Amalia Dekorasi masih eksis. Yayuk sendiri tidak menyangka bahwa usahanya akan bisa bertahan sampai sejauh ini. Jatuh bangun dan sering terjerembab saat merintis usahanya, kini terbayar lunas sudah dengan hasil manis yang diperoleh.
“Harapan saya nama Amalia Dekorasi akan terus bertahan sampai kapanpun juga, meski saya sudah tiada kelak,” harap Yayuk.
Di akhir wawancara dengan kagama.id, Yayuk menitipkan sedikit pesan untuk kawan-kawan Kagama yang punya ide mau wiraswasta atau atau baru saja terjun di dunia usaha, bahwa semuanya butuh proses dan waktu untuk menjalankan usaha. Keyakinan dan tekad kuat harus selalu ditanamkan, agar bisa melewati waktu berproses dengan bahagia dan tanpa beban.
“Hingga akhirnya waktu yang bicara. Sebisanya sisihkan apa yang kita peroleh untuk selalu berbagi dalam hal apapun. Dan jangan lupa tak segan-segan untuk selalu menambah ilmu,” pungkas Yayuk.