Oleh: Humas Kagama HSE
Sebagi wujud kepedulian kepada lingkungan hidup, Kagama HSE (Health, Security & Environment) menggelar workshop berjudul “Environmental Mining & Green Industry” di Fakultas Kehutanan UGM. Kegiatan berlangsung selama 2 hari, 28-29 Oktober 2023, secara luring diikuti oleh kurang lebih 300 peserta per harinya, yang terdiri dari praktisi HSE, perusahaan swasta, instansi pemerintah, akademisi, fresh graduate, dan mahasiswa. Sedangkan untuk peserta online mencapai sekitar 900 orang.
Sekedar informasi, Kagama HSE didirikan pada tahun 2018. Pada tahun 2020 hingga saat ini, komunitas Kagama HSE proaktif mengadakan best practice sharing terkait dunia Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) melalui kegiatan-kegiatan berbagi ilmu lewat webinar bertema K3LH yang dilaksanakan setiap pekan.
Pada awal tahun 2023, akhirnya Kagama HSE berhasil memperoleh SK resmi dari PP Kagama. Tonggak bersejarah itu diperingati dengan menghelat seminar hybrid untuk pertama kalinya pertama bertema “K3 di Pertambangan dan Pertambangan Bawah Tanah” di Perpustakaan Fakultas Kedokteran UGM pada bulan Maret 2023. Kegiatan tersebut rupanya mendapatkan respon dan antusiasme yang sangat baik dari akademisi serta praktisi industri.
Jadi, workshop yang diadakan di Fakultas Kehutanan itu merupakan event hybrid kedua Kagama HSE. Kegiatan tersebut memiliki pembahasan terkait pengelolaan lingkungan di dunia Industri dan pertambangan, sebagai bukti kepedulian Kagama HSE kepada pelestarian lingkungan hidup.
Workshop mengundang 22 narasumber dan pembicara dari kalangan praktisi K3LH antara lain regulator Direktorat Teknik dan Lingkungan Kementerian ESDM dan Direktorat KLHK, akademisi Civitas Akademika UGM, FKPLPI, FAI, ITY, praktisi industri PT Adaro Indonesia, PT TOP, PT Vale Indonesia, PT Pupuk Kalimantan Timur, PT Maruwai Coal, PT Bumi Suksesindo, PT Berau Coal, dan industri lainnya.
Ada 12 sub tema tentang lingkungan yang dibahas, yaitu Perizinan Lingkungan dan AMDAL, Pengelolaan Lingkungan di Industri dan Pertambangan, Proper, Renewable Energy di Pertambangan, Reklamasi dan Rehabilitasi DAS di Pertambangan, Life Cycle Perspective (LCP), Tutup Tambang dan Paska Tambang, Konservasi Biodiversitas, Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan dan Pembukaan Lahan, Limbah B3 dan Limbah Domestik, Pemantauan Lingkungan di Industri dan Pertambangan, serta Strategi Dekarbonisasi dan Zero Emisi.
Dalam kegiatan pemaparan dan hasil diskusi diperoleh beberapa kesimpulan. Di antaranya pemilik regulasi (Kementerian ESDM dan KLHK) telah memiliki standar yang cukup tinggi untuk menjaga dan mengelola lingkungan dalam bentuk penilaian GMP Award aspek Perlindungan Lingkungan dan Proper.
Lalu, setiap perusahaan memiliki tantangan dan kondisi spesifik dalam pengelolaan lingkungan di dalam industri maupun pertambangan. Antara lain reklamasi, pemantauan lingkungan, paska tambang, pengelolaan air, LB3, dll. Dan telah melakukan upaya untuk mendekati standar yang telah ditetapkan pemerintah.
Yang terakhir, perlunya jembatan agar sinergi antara pemilik regulasi, akademisi, dan praktisi pengelolaan lingkungan semakin ideal.
Ketua Kagama HSE, David Ronaldo Manik menyampaikan bahwa tujuan dibentuknya Kagama HSE adalah memberikan manfaat positif melalui sharing keilmuan, keahlian dan pengalaman di bidang safety, health and environment sehingga pelaksanaan seminar bertema green industry and mining ini diharapkan menjadi bentuk kerjasama yang baik antara praktisi industri, akademisi dan regulator dalam menciptakan pengelolaan lingkungan yang baik di Indonesia.
Vice President PT. Pupuk Kaltim itu menambahkan, pelaku usaha di samping mengedepankan potensi ekonomi, perlu selalu memperhatikan risiko lingkungan, sosial dan tata kelola. Menurutnya, terjadinya perubahan trend gaya hidup dan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan mendorong pelaku usaha untuk menerapkan aksi sustainability secara bertanggung jawab dan beretika.
“Harapan kami, Komunitas Kagama HSE selalu dapat menjadi katalis dalam mendorong penerapan K3LH yang baik dan berkelanjutan. Tentu saja dengan menjalin kerja sama dengan akademisi, praktisi dan regulator, untuk kemajuan Indonesia,” pungkas David.