Menyongsong Indonesia Emas 2045, Prodi Doktor Ilmu Ketahanan Nasional UGM Selenggarakan Webinar Nasional Peringatan Sumpah Pemuda

Oleh: Shinta Dewi

Sabtu (30/10/2021), Mahasiswa S3 Prodi Doktor Ilmu Ketahanan Nasional UGM menyelenggarakan Webinar Nasional Peringatan Sumpah Pemuda Tahun 2021 dengan mengusung tema “Bangkitkan Literasi Digital Generasi Muda Untuk Indonesia Emas 2045”. Program studi S3 Ilmu Ketahanan Nasional UGM merupakan program pascasarjana yang bersifat multidisiplin dan strategis di UGM. Kegiatan webinar ini dilaksanakan dalam rangka mengembangkan ilmu pengetahuan yang terkait dengan proses penyelenggaraan pemerintah dan kenegaraan agar mempunyai ketahanan nasional untuk menjamin kelangsungan dan eksistensi NKRI. Adapun tujuan diselenggarakannya webinar ini untuk meningkatkan wawasan dan memantik tumbuhnya pemikiran kritis, kreatif, dan inovatif generasi muda sebagai tonggak pelaksana pembangunan menuju Indonesia Emas pada tahun 2045.

Menghadirkan tiga pembicara dengan latar belakang yang berbeda yaitu: 1) Kepala Staf Umum Tentara Nasional Indonesia yang diwakili oleh Kolonel Laut (E) Danto Yuliardi Wirawan, S.T., M.T., selaku Asisten Operasi Sat Siber TNI; 2) Dr. H. Emil E. Dardak, B. Bus., M.Sc. selaku Wakil Gubernur Jawa Timur; serta 3) Citra Fatihah, S.H., yang merupakan Diplomat Muda Direktorat Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Luar Negeri RI, kegiatan ini sukses menampilkan peran dan pengaruh pemuda-pemudi pada era milenial dalam memberikan sumbangsih kepada bangsa sesuai dengan profesi masing-masing.

Kolonel Laut (E) Danto Yuliardi Wirawan, S.T., M.T., yang membawakan materi bertemakan “Ancaman Perang Siber Terhadap Keutuhan Negara”, menyebutkan bahwa seiring dengan kemajuan teknologi akan membuat ancaman berkembang melahirkan ancaman baru yang berbeda dengan ancaman konvensional (ancaman hibrida). Ancaman hibrida lahir dalam era globalisasi ini sebagai bentuk kombinasi ancaman fisik dan non-fisik, bahkan ancaman ini pun telah masuk ke dalam sendi-sendi kehidupan.

“Teknologi bak pisau bermata dua, di satu sisi dapat membantu dalam kemajuan bangsa namun di sisi lainnya menimbulkan sebuah ancaman baru”, ungkap Kolonel Laut (E) Danto Yuliardi dalam paparannya. Lebih lanjut, Kolonel Danto juga menyebutkan bahwa pemuda yang erat kaitannya dalam penggunaan teknologi harus lebih memperhatikan keamanannya, karena hakikat pertahanan Indonesia merupakan pertahanan semesta yang melibatkan segala komponen dalam menjaga kedaulatan bangsa.

Materi webinar selanjutnya dengan tema “Peran Pemimpin Muda untuk menjawab Peluang dan Tantangan Media Sosial dalam Pelayanan Publik” disampaikan oleh Dr. H. Emil E. Dardak, B.Bus., M.Sc., yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur. Mendapatkan gelar Doktor Ekonomi Pembangunan di usia 22 tahun, Wakil Gubernur Muda yang kerap disapa dengan nama Mas Emil, menyampaiakan bagaimana transformasi media sosial dalam era digitalisasi sangat berpengaruh dalam pelayanan publik.

“Pelayanan kepada masyarakat pun kini berbenah dan menyesuaikan diri agar lebih dekat dengan rakyat”, ungkap Mas Emil.

Adapun langkah yang telah dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam meningkatkan pelayanan publik berupa adaptasi dengan perubahan yang ada (agile); memaksimalkan penggunaan teknologi pendukung; kolaborasi pemanfaatan; dan literasi data antar instansi/unit kerja; serta memiliki komunikasi, solialisasi dan visualisasi pelayanan secara digital.

Sebagai pembicara yang ketiga, Citra Fatihah, S.H., merupakan seorang Diplomat Ditjen Perjanjian Hukum Internasional Kementerian Luar Negeri yang saat ini sedang menempuh pendidikan S2 di Amerika Serikat. Membawakan materi bertemakan “Kontribusi Diaspora Muda untuk Dunia pada Era Digital”, menurut Citra, dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045 bukan hanya dari faktor internal saja namun juga perlu memperhatikan faktor eksternal.

“Diaspora Indonesia sebanyak 6 juta jiwa yang tersebar diseluruh dunia merupakan aset bangsa yang apabila dikelola dengan baik akan sangat mendukung perwujudan pengembangan segala sektor negara”, tegas Citra.

Citra juga menyampaikan bahwa pemuda Indonesia dapat meningkatkan softskill maupun hardskillnya melalui beasiswa program pendidikan di luar negeri. Era digitalisasi ini telah memudahkan generasi muda untuk mendapatkan segala informasi khususnya informasi beasiswa. Seleksi beasiswa yang dulu harus dilaksanakan secara luring, kini lebih dimudahkan dengan pelaksanaan secara daring. Meskipun demikian, Citra juga mengingatkan kepada generasi muda yang tengah berjuang menempuh pendidikan di luar negeri untuk tidak melupakan tanah air dan dapat memberikan sumbangsihnya dalam perkembangan ilmu pengetahuan maupun pemecahan isu nasional maupun global.

Dihadiri lebih dari 150 pemuda di Indonesia dengan latar belakang yang beragam, kegiatan webinar ini sukses menarik perhatian pemuda yang saat ini sedang mengembangkan diri sembari menatap masa depan guna mewujudkan Indonesia sebagai negara yang unggul. Pemuda diharapkan bisa bersatu, bahu-membahu membangun bangsa sesuai dengan bidang keilmuannya. Bukan hanya satu sektor ilmu namun rangakaian hubungan integratif keilmuan mampu menjadi sebuah katalis dalam menciptakan resiliensi negara.

Melalui Webinar yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Prodi S3 Ilmu Ketahanan Nasional UGM ini, diharapkan para generasi muda di segala bidang keahlian dan profesi masing-masing, mampu memanfaatkan teknologi secara positif di tengah hempasan globalisasi yang tidak mengenal arah dan ambil bagian kekuatan ketahanan Nasional demi terwujudnya Indonesia Emas 2045. Kontribusi nyata kaum muda sekarang dapat dilakukan melalui peningkatan literasi digital, menjadi pengguna media sosial yang baik dan meningkatkan inovasi, kreativitas serta produktifitas. Sesuai dengan pernyataan yang dikutip dari Presiden RI ke-3, Prof. Dr. B.J. Habibie, “Kalau bukan anak bangsa ini yang membangun bangsanya, siapa lagi? Jangan kalian berharap orang lain yang membangun bangsa kita”. Untuk menjadi bangsa yang kuat harus didukung dengan peran pemudanya yang produktif, kreatif dan inovatif.

Ketua Program Studi S2 dan S3 Ketahanan Nasional UGM, Prof. Dr. Armaidy Armawi, M.Si., dalam sambutannya menyampaikan bahwa Indonesia emas tinggal 24 tahun lagi, dan pemuda merupakan pemegang estafet kepemimpinan di masa depan, sehingga dibutuhkan peran pemuda yang memiliki komitmen tinggi terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk membangun Indonesia yang lebih jaya. Selain itu, Prodi S2 dan S3 Ketahanan Nasional UGM juga membuka kesempatan kepada seluruh generasi muda di Indonesia untuk bergabung menjadi mahasiswa Prodi S2/S3 Ketahanan Nasional UGM untuk menjadi bagian dari kekuatan cendikiawan ketahanan nasional demi tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*