Oleh: Humas Kagama Babel
KAGAMA Kepulauan Bangka Belitung (Babel) berkolaborasi dengan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Belitung menggelar pelatihan meracik minuman kopi ala barista berjudul “Tailor Made Training Barista” di Kedai Kopi Keluarga “Katiga”, Mentok, Kabupaten Bangka Barat, 14 s/d 29 Oktober 2024. Pelatihan diikuti oleh sebanyak 16 peserta yang berasal dari Kabupaten Bangka Barat, Bangka Selatan, Bangka Tengah, dan Pangkalpinang, dengan kisaran usia 18-40 tahun, terdiri dari 12 laki-laki dan 4 perempuan.
Asisten Sekretaris Daerah Bidang Perekonomian & Pembangunan Kab. Bangka Barat, Heru Warsito
Tailor Made Training (TMT) Barista yang berlangsung selama 16 hari atau 160 jam pelajaran itu menghadirkan 3 instruktur ahli kopi yang berkompeten, yaitu Budi Susatyo, Danu Aprilianto, dan Fitriyani. Materi yang diajarkan bermacam-macam, di antaranya memperkenalkan berbagai jenis kopi, seperti Robusta Temanggung, Arabika Temanggung, Ijen, dan Argopuro.
Para peserta diajarkan cara membuat espresso serta turunannya, manual brew, dan cold brew. Juga diberikan materi serta praktek roasting untuk mengenal level roasting dan karakter biji kopi. Harapannya, para peserta nantinya dapat menyeduh sesuai dengan potensi biji kopi tersebut. Selain itu, instruktur juga menyampaikan cara pengolahan kopi pasca panen yang dilakukan para petani atau prosesor.
Ketua KAGAMA Babel, Warsangka
Turut hadir pada acara pembukaan, Senin (14/10), Asisten Sekretaris Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Kabupaten Bangka Barat Heru Warsito, Nuni Fitriyani mewakili BPVP Belitung, Ketua KAGAMA Babel Warsangka yang didampingi Rahma Khairunnisa, dan owner cafe “Katiga”, Budi Susatyo.
Dalam sambutannya, Heru Warsito mengatakan pelatihan yang dilaksanakan merupakan bentuk kerja sama lintas sektor yang patut mendapatkan apresiasi dari seluruh pihak. Menurutnya pelatihan sebagai bentuk kolaborasi antara pemerintah, organisasi terpelajar, dan swasta yang sangat inspiratif dan dibutuhkan untuk mengatasi berbagai permasalahan yang ada saat ini, khususnya terkait melambatnya perputaran ekonomi yang dialami masyarakat dan daerah.
Owner cafe “Katiga”, Budi Susatyo
“Semoga selama 16 hari ke depan seluruh peserta akan memperoleh ilmu yang bermanfaat, khususnya tentang dunia perkopian,” ucapnya.
Seusai pembukaan, Pjs Bupati Bangka Barat, Dr. Hendriwan M.Si. mengunjungi pelatihan. Ia sangat mengapresiasi kegiatan yang diadakan, sekaligus memberi semangat bagi seluruh peserta pelatihan.
“Ini momen tepat untuk meningkatkan SDM serta membuka peluang lapangan kerja. Sekarang jamannya meeting di cafe-cafe,” kata alumnus S2 UGM tersebut.
Sementara itu, Ketua Kagama Babel, Warsangka yang akrab disapa Pakde Songko, menyampaikan bahwa pelatihan ini sebagai tindak lanjut dari MoU antara Kagama Babel dengan BPVP Belitung beberapa bulan yang lalu, dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, khususnya generasi muda, guna menghadapi tantangan pasca penambangan timah.
Pakde Songko mengutip data Kementerian Ketenagakerjaan, yang menyatakan Provinsi Babel mengalami peningkatan PHK drastis sebesar 5.375,76%n dibandingkan tahun sebelumnya. Jika pada 2023 hanya ada 33 pekerja yang terkena PHK, tahun ini jumlahnya melonjak menjadi 1.807 pekerja. Kenaikan yang mencengangkan ini menempatkan Bangka Belitung sebagai provinsi dengan angka PHK terparah di Indonesia pada Agustus 2024. Hal inilah yang menjadi pendorong utama pengda Kagama Babel menginisiasi pelatihan SDM di bidang ekonomi kreatif, yaitu meracik kopi ala barista.
“TMT Barista ini, sebagai upaya diversifikasi usaha di luar sektor timah, dan memberi semangat kepada generasi muda untuk menciptakan peluang usaha baru, dan mengangkat perekonomian rakyat,” ujarnya.
Pakde Songko menambahkan, peran barista dalam menyeduh menjadi tantangan dalam mata rantai perjalanan biji kopi. Seorang petani kopi butuh waktu 3-5 tahun untuk memproduksi kopi yang berkualitas, prosessor mengolah biji kopi tersebut dalam rentang waktu 1-5 bulan, seorang roaster membutuhkan waktu 20 menit untuk meroasting / menyangrai kopi, dan akhirnya seorang barista hanya memiliki waktu sekitar 3 menit buat mengeluarkan semua potensi untuk menyajikan secangkir kopi yang akan dinikmati oleh kita semua.
Terakhir Pakde Songko menyebutkan, pulau Bangka bukan penghasil kopi, namun kopi olahannya terkenal dengan berbagai merk, seperti Tokak (Mentok), Luci Tiam (Parittiga), Satu dan Tungtau (Sungailiat), Kingkong (Pangkalpinang), Kopling (Petaling), dan Sedan Apin (Belinyu). Warkop tradisional, seperti Baturusa Coffee, Akew, Tungtau, Aliung, King Kong, dll tersebar di kota-kota se-pulau Bangka dan selalu ramai dikunjungi pelanggan setianya.
“Peluang bisnis kopi masih terbuka sangat luas, dan TMT Barista ini berupaya mendorong munculnya talenta-talenta muda yang siap mengharumkan pulau Bangka dengan kopi spesialnya,” pungkasnya.