Membuat Rumah Tempat Anak-anak Bermimpi

Oleh: Joko Supriyono

Saya ingat betul ditahun 2011, Perth sepertinya tempat kita berpindah terakhir, tinggal di suburb Willetton di mana Willeton High School adalah top public school di Western Australia. Tempat kerja di ST. George Tce, cukup sekali naik kereta dalam waktu 10 menit. Tetangga sebelah yang drilling engineer juga sekantor. Bisa berangkat bersama sambil ngobrol serasa di kampung halaman.

Tiba saatnya endless opportunities came up, harus pindah ke Timur Tengah. Pertentangan dari Shabrina anak sulungku dan Ilham anak nomer 2 terhadap saya. Shabrina menunjukkan kekecewaannya dengan protes dan menangis. Berbeda dengan Ilham, menentang dengan menggali berbagai informasi. Anak ketiga dan keempat, Nindhi dan Annara belum tahu banyak. Beruntung istri saya, menyerahkan sepenuhnya keputusan pada saya. Pertanyaannya adalah, haruskah saya mengikuti kekecewaan anak-anak dan mengambil keputusan berdasarkan rasa mereka? Jawabnya jelas tidak, mereka masih kecil, belum tahu bagaimana menyusun rencana masa depan. Sama dengan ketika orang tua latah menanyakan, cita-citamu apa, atau besuk kalau besar mau dadi apa? Bisakah anak-anak belasan tahun memiliki gambaran mau jadi apa besuk, membayangkan apa yang akan terjadi dengan dunia dalam satu dekade ke depan? Tentu saja tidak, itulah sebabnya sangat jarang saya tanyakan apa cita-citanya.

Dream change. Karena sesuatu hal, misalnya karena sang anak memiliki kemampuan dan skill yang ternyata berbeda dari yang tampak di masa anak-anak, atau kondisi pandemi seperti saat sekarang, tingkat kompetisi juga akan membuat dream change. Sebuah contoh, Shabrina awalnya tertarik di bidang global health, dan berubah ke law and economic, karena pandemi dan kesempatan harus direlakan mengingat resiko yang besar jika melanjutkan studi di USA.

Dengan masa depan yang “unforeseeable possibilities” artinya banyak hal-hal yang tidak bisa kita prediksikan, maka saya memutuskan agar anak-anak tidak hanya fokus pada satu tujuan saja, explore semua peluang yang mmungkinkan.

Sebagai orang tua, kita harus membantu anak kita develop their goals. Kadang kita juga mesti membimbing anak-anak untuk belajar keras menyelesaikan tugas-tugas sekolah on time. Anak-anak harus memiliki impian tertentu. Tapi tentu saja tak ada jaminan bahwa orang tua akan mampu merealisasikan mimpi anak-anaknya. Yang pasti adalah memberikan ruang pada anak-anak untuk bermimpi dan tidak takut bermimpi. Jika mimpi itu tidak tercapai, tugas kita bukan membuat mimpi itu terpendam dan berubah menjadi kekecewaan, melainkan melakukan recover dan refocused lagi saat rencana utama atau plan A tidak berhasil.

Sedikit berbagi tips mewujudkan mimpi anak-anak kita:

Prereseverance. Sukses itu dimulai dari langkah-langkah kecil. Ajari anak-anak untuk tertib dan disiplin mengerjakan pekerjaan rumah atau tugas-tugas sekolah, berceritalah pada anak-anak tentang pekerjaan sehari-hari orang tua. Biarkan anak-anak belajar dari kisah orang tua.

Tahan Banting. Ajari anak-anak jangan mudah menyerah, banyak jalan menuju Roma.

Responsibilites. Beri anak-anak tanggung jawab. Contoh singkat, saat kita mau pergi, anak-anak harus mempersiapkan keperluannya, dan siap dengan resiko akibatnya kalau ada hal yang tertinggal. Saat melakukan perjalanan liburan, berikan tanggung jawab pada mereka, memilih transport, jalur, makan siang dll.

Planning. Ajari anak-anak membuat rencana. Annara, sangat keranjingan dengan game, dan terlebih lagi ngegame dengan teman-temannyanya. Mengingat kawan-kawannya ada di USA, Portugal, Australia dan Arab Saudi, tentu saja perbedaan waktu membuatnya kewalahan. Di sinilah peran orang tua membantu membuat planning lebih baik, dan mengajari prioritas.

Team Work. Sangat penting, membiarkan anak-anak berdiskusi untuk menentukan aktifitas harian saat liburan, atau saat anak-anak balik dari Australia ke Arab Saudi di saat pandemi dengan lancar, adalah contoh membuat mereka berlatih team work. Nindhi sering memimpin diskusi ini.

Demikian semoga bermanfaat

1 Comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*