Kagama Open Kitchen 3: Melalui Fruitio Nining Inovasia Mencoba Mewujudkan Impiannya

Sabtu (1/5/2021) pukul 09:00 – 11:00 WIB, PP Kagama kembali menyelenggarakan webinar bertema Kagama Open Kitchen secara daring melalui aplikasi Zoom Meetings dan disiarkan langsung lewat kanal Youtube Kagama Channel. Pada seri yang ketiga kali ini membahas cara membuat jus sehat dan bisnis buah potong, dengan menghadirkan narasumber Maria Selastiningsih atau lebih dikenal dengan nama Nining Inovasia. Acara dipandu oleh Isma Kurniatanty selaku moderator dan Wahyu Tri Widayanti sebagai pembawa acara. Opening speech disampaikan oleh Anak Agung Gede Putra (Ketua Bidang 6 PP Kagama).

Nining Inovasia, founder FRUITIO

Nining memulai paparannya dengan menceritakan impiannya menjadikan sayuran dan buah sebagai menu utama dalam makanan sehari-hari bagi masyarakat. Dari impiannya itulah lahir sebuah usaha bisnis buah potong dan pembuatan jus sehat yang diberi brand Fruitio. Awalnya Fruitio hanya sebagai kegiatan atau hoby yang menyenangkan, namun lama-lama Nining melihat prospek yang cerah jika dijadikan sebagai sebuah bisnis yang serius.

Ketika sudah benar-benar menjadi bisnis, Nining mulai berpikir positioning Fruitio sebaiknya ada di mana? Nining mengatakan dalam bisnis dibagi menjadi tiga hal besar, yaitu produksi, distribusi dan marketing. Ia pernah bergelut di dunia distribusi, dengan menjadi distributor berbagai merk terkenal. Namun gagal atau boleh dikatakan mengalami kebangkrutan.

Nining sangat percaya, jika ingin sukses maka kita harus fokus di satu hal. Karena manajemen produksi berbeda dengan manajemen distribusi, begitu pula dengan manajemen marketing. Akhirnya diputuskan positioning Fruitio adalah di produksi. Dan Nining juga menyarankan kepada kawan-kawan UMKM, terutama buat yang baru mulai mengawali, agar fokus di produksi saja atau boleh juga di marketing. Namun sekali-kali jangan terjun ke sektor distribusi, karena butuh modal sangat besar dan penuh resiko.

Berdasar visinya menjadikan sayur dan buah sebagai makanan utama masyarakat, Fruitio memulai bisnisnya dengan terlebih dulu fokus ke niche market atau target pasar dan konsumen yang lebih spesifik, seperti jens kelamin, usia, pekerjaan, letak geografis, dll.

“Setiap produk ada pasarnya, setiap pasar ada produknya.” demikian ucap Nining.

Nining berpesan sungguh-sungguh, masalah niche market ini harus benar-benar diperhatikan. Jika tidak maka nanti bisnis hanya akan menjadi kegiatan yang melelahkan. Harus fokus mau menyasar ke konsumen yang mana.

Fruitio pertama kali hadir dengan konsep B to B, business to business. Jadi konsumen utamanya adalah menyasar ke perusahaan. Awalnya Nining menjual buah nanas Pemalang utuh ke sebuah hyper market. Namun yang terjual hanya 300 pcs / bulan. Lalu ketika ia menjualnya sudah dalam bentuk sudah dikupas & dipotong-potong kecil, tidak disangka omzetnya menjadi melonjak tinggi menjadi 60.000 pcs / bulan.

Isma Kurniatanty moderator webinar

Nining lalu menyimpulkan sebenarnya masyarakat Indonesia suka makan buah, hanya maunya kalau sudah dikupas dan dipotong-potong. Dari situlah muncul ide untuk serius berbisnis buah potong. Ketika ide sudah ditetapkan, langkah berikutnya adalah membuat strategi, yaitu B to B yang sudah disebut di atas. Selanjutnya dibuat konsep bukan hanya menjual produknya namun juga metode kerjanya seperti semacam garansi buat konsumen / pembeli.

Ketika bisnis buah potong sudah berjalan, barulah menyusul produk Fruitio berikutnya yaitu jus sehat. Kekuatan produk Fruitio dimulai dari proses produksi, diawali dari pemilihan bahan baku yang bagus. Jika kita belum punya orang yang bisa kita percayai, alangkah baiknya kita belanja bahan baku sendiri. Karena hal tersebut sangat krusial, yang pertama berhubungan dengan bahan baku berkualitas dan yang kedua terkait harga.

Yang kedua adalah handling atau penanganan bahan baku. Buah yang dibeli dari pasar harus langsung dicuci bersih kulitnya. Begitu sudah dikupas justru tidak boleh dicuci karena tidak higienis lagi dan bisa bikin buah tidak manis.

Yang ketiga adalah proses cutting & packaging, memotong-memotong buah kemudian dikemas secara bagus dengan tujuan menarik perhatian pembeli.

Wahyu Tri Widayanti, pembawa acara

Yang keempat adalah melakukan inovasi atau mati. Kita sebagai inovator atau follower harus terus bergerak. Apalagi ketika Fruitio sudah mulai bergeser konsepnya dari B to B ke B to C, business to consumer. Untuk jus buah, Nining mencoba merubah kemasannya menjadi lebih memikat agar semakin menarik perhatian konsumen. Sedangkan untuk buah potong, ia juga melakukan inovasi pengepakan. Dari awalnya buah potong yang hanya bisa bertahan sehari, dengan pengepakan khusus bisa bertahan selama 5-7 hari.

Di akhir pemaparan Nining mengajak semuanya sebagai warga Kagama, bagaimana caranya ‘mendesak’ pemerintah memberikan semacam ‘subsisi’ kepada masyarakat agar bisa mengkonsumi buah dan sayuran secara cukup. Biar tercipta masyarakat yang sehat dan tidak mudah sakit, apalagi di saat pandemi seperti ini. Selain masyarakat sehat, petani sayur dan buah juga ikut menikmati hasilnya dan tentu saja kita-kita para pengusaha UMKM.

*) Materi selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel: