Oleh: Enny Fathurachmi
Pembangunan sejatinya harus dapat dinikmati oleh setiap warga masyarakat tanpa diskriminasi baik masyarakat di perkotaan maupun pedesaan. Hal ini diamanatkan dalam UUD 1945 bahkan diperkuat dalam Undang-Undang Desa pasal 4 yang menyebutkan bahwa “Pengaturan desa bertujuan memperkuat masyarakat desa sebagai subyek pembangunan”.
Dalam rangka turut berkontribusi terhadap proses pembangunan di Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Keluarga Alumi Gadjah Mada Kalimantan Timur berkolaborasi dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melakukan program Desa Inklusif. Program Desa Inklusif sendiri merupakan program Kemendes PDTT untuk mengoptimalkan peran masyarakat desa dalam pembangunan dengan mendorong desanya menjadi lebih terbuka dengan merangkul segala perbedaan dengan menitikberatkan pada toleransi dalam pembangunannya.
Untuk itu pada Kamis sampai dengan Jumat 3-4 Desember 2020 diadakan Bimbingan Teknis tingkat desa yang dengan mendatangkan narasumber sekaligus mentor Yaury Tetanel yang selama dua hari memberikan materi dalam Bimbingan Teknis ini. Hadir dalam kegiatan tersebut dari Kementerian Desa PDTT yang diwakili oleh Surati . Sementara dari Kagama diwakili oleh Puthut Yulianto selaku Wasekjen 4 PP Kagama, Ketua Pengda Kalimantan Timur, dr.Joko Martono, serta Kepala Desa Karya Jaya Samboja, Wahidin.
Undangan pada kegiatan Bimtek Desa Inklusif di Desa Karya Jaya sebanyak 30 peserta dari berbagai unsur desa seperti dari Badan Perwakilan Desa, Kader Desa, Perwakilan Perempuan, Kepala Desa dan perangkatnya, Kelompok Pemuda/Karang Taruna, Kelompok Tani dan Ternak, Tokoh Masyarakat dan perwakilan Bumdes. Peserta yang hadir hampir 95 persen dari 30 peserta undangan yang disebarkan.
Turut mendampingi kegiatan tersebut 3 fasilitator yaitu Lalu Fauzul Idhi (Didiek) dari Kagama Pengurus Balikpapan, Enny Fathurachmi dari Kagama Pengurus Cabang Samarinda, Andi Mujahid dari Kagama Kutai Kertanegara. Turut hadir pengurus dari Kagama seperti Leo Hendra Raaph dari Kagama Pengda Kaltim, Gunawan Kagama Pengcab Samarinda, Sulastri Kagama Pengda Kaltim, Hardiani (Nunik) Kagama Pengcab Balikpapan, Arry Devichanti (Ayiek) Kagama Pengcab Balikpapan dan Muhammad Shafik Avicenna Kagama Pengcab Kukar serta Rizal Chaniago (Ical) mewakili PP Pusat, Pengda Kaltim dan Pengcab Balikpapan.
Dalam sambutannya Ketua Kagama Pengda Kalimantan Timur dr. Joko Martono menyampaikan bahwa Kagama Kaltim memiliki komitmen kuat untuk terus berkontribusi dengan memberikan pendampingan terhadap masyarakat desa Karya Jaya Samboja.
Sementara itu Kepala Desa Karya Jaya Wahidin menyampaikan bahwa Desa Karya Jaya hampir sebagian besar kawasannya masuk dalam TAHURA dan masyarakat sudah cukup lama memperjuangkan agar wilayah desanya bisa diberikan hak kepemilikan tanah. Hal inilah yang menjadi persoalan di desa Karya Jaya Samboja yang masuk dalam wilayah Kabupaten Kutai Kertanegara Kalimantan Timur.
Dalam Bimbingan Teknis hari pertama ini masyarakat diberikan materi berkaitan dengan Kebijakan UU Desa, cara pandang dan implementasi dalam pembangunan desa dan menganalisis kondisi sosial di Desa Karya Jaya. Dalam analisis sosial peserta dibagi dalam empat kelompok dan didampingi oleh fasilitator mencoba untuk memetakan kondisi sosial desa. Dari masing-masing kelompok diidentifikasi tiga persoalan sosial yaitu: masalah disabilitas, remaja rentan dan persoalan kepemilikan lahan.
Merespon perkembangan teknologi dan digitalisasi serta hampir seluruh peserta Bimtek warga masyarakat memiliki smart phone maka narasumber sekaligus mentor Yaury Tetanel mengajak menggunakan aplikasi Mentimeter untuk membangkitkan animo peserta latihan dengan memperkenalkan diri secara online dan harapannya dalam mengikuti pelatihan Desa Inklusif.
Sementara pada hari kedua dilakukan perkenalan mengenai Kagama. Hal ini berdasarkan keinginan masyarakat pada aplikasi Mentimeter dihari pertama yang ingin mengenal Kagama lebih dalam. Maka disalah satu sesi, Kagama memberikan informasi mengenai Kagama dan mengapa Kagam terlibat dalam kegiatan Desa Inklusif serta komitmennya untuk mendampingi masyarakat Desa Karya Jaya Samboja.
Di hari terakhir ini peserta menyusun RKTL secara berkelompok untuk menjadi guiding dalam program yang akan dijalankan masyarakat dalam Desa Inklusif. Dalam penyusunan RKTL digali persoalan dan potensi serta pihak-pihak yang bisa terlibat dalam program menuju Desa Inklusif di Karya Jaya.
Kesan yang diberikan masyarakat sangat positif dengan Bimbingan Teknis yang dilakukan oleh Kemendes PDTT dan pendampingan yang dilakukan oleh Kagama. Semua peserta memberikan kesannya dalam aplikasi Mentimeter. Sebagai tindak lanjut juga akan dibentuk group WA sebagai wadah komunikasi dalam menjalankan program Desa Inklusif antara peserta, fasilitator dan juga mentor.
Leave a Reply