Setelah 2 tahun vacuum karena pandemi, Idul Adha tahun ini Kagama Gelanggang kembali menyelenggarakan kurban untuk dibagikan kepada warga padukuhan yang berada di lereng Merapi, yang meliputi 4 kabupaten yaitu Sleman, Klaten, Magelang, dan Boyolali. Mengenai kenapa kambing kurban didistribusikan kepada para warga lereng Merapi, karena sudah sejak lama warga gelanggang ada ikatan kuat dengan warga di sana. Jika ada bencana Merapi meletus, warga gelanggang dari dulu terjun langsung untuk ikut menangani para pengungsi.
Lalu Keluarga Gelanggang yang alumninya terdiri dari berbagai jenis disiplin ilmu, banyak yang bersinergi dengan warga Merapi di segala bidang dalam berbagai aktifitas. Juga apabila mereka membutuhkan pembinaan, Kagama Gelanggang selalu siap hadir.
Acara serah terima kambing kurban secara simbolis kepada warga Merapi berlangsung hari Minggu (3/7/2022) di bawah pohon Bodi yang letaknya berada di depan Balairung UGM. Pohon Bodi merupakan salah satu pohon kehidupan. Harapannya, acara seperti ini selalu hidup di dalam jiwa para alumni Gelanggang UGM.
Hadir dalam acara tersebut beberapa mantan aktivis gelanggang, adik-adik pegiat gelanggang yang saat ini masih aktif di UKM, dan perwakilan dari warga lereng Merapi. Semuanya membaur menjadi satu penuh keakraban.
Heryanta Juritna, mewakili Komunitas Lereng Merapi di wilayah Jateng dan DIY, mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada sohibul kurban dari Kagama Gelanggang. “Semoga bermanfaat dan menjadi berkah dunia akhirat bagi semuanya. Dan tentunya ini adalah bagian dari kerja sama yang baik antara masyarakat lereng Merapi dengan UGM dan Kagama Gelanggang,” ujarnya.
Moh. Thoriq dalam pidato sambutannya mewakili Kagama Gelanggang mengatakan, sekarang ini adik-adik pegiat gelanggang sebagai pemilik jaman yang memegang tongkat estafet penerus spirit gelanggang. Ia bangga nilai-nilai gelanggang masih terjaga, meski secara fisik gedung gelanggang sudah tidak ada lagi.
Thoriq menambahkan, seperti kita tahu slogan ‘menjulang tinggi mengakar kuat’ bukan cuma sekedar motto UGM tapi juga jadi keseharian mahasiswanya. Keikutsertaan adik-adik gelanggang yang bersedia mendukung kegiatan bagi-bagi kurban ini adalah contoh nyata pelaksanaan slogan universitas, bagaimana mereka sebagai akar rumput universitas mau berinteraksi nyata dengan masyarakat.
“Salut buat para adik-adik pegiat gelanggang yang telah mengejawentahkan konsep 3K sebagai pilar universitas yaitu kampus, kraton, dan kampung, di mana mereka peduli pada kampung di sekitar kampus maupun kampung-kampung yang ada kaitan erat dengan UGM ataupun gelanggang,” pungkas Thoriq.
Sementara itu Ketua Forkom UKM UGM, Bhram Kusuma Setya Hadi, mengungkapkan rasa syukurnya kegiatan bagi-bagi kambing kurban yang melibatkan para pegiat gelanggang, baik mereka yang masih aktif maupun alumninya bisa berlangsung sukses. Animo sohibul korban dari alumni gelanggang sungguh luar biasa tahun ini, terbukti jumlah kambing yang dibagikan mencapai 57 ekor.
Bhram berharap kegiatan ini bisa menjadi pembersih hati para sohibul kurban, sekaligus sebagai ladang amal yang bermanfaat buat mereka yang menerima kambing kurban. Harapannya semoga kegiatan tahunan ini mampu semakin mempererat tali silaturahmi antara pegiat gelanggang dengan masyarakat di lereng Merapi.
“Terima kasih kepada masyarakat lereng Merapi yang telah bersedia menerima kurban, yang pada dasarnya membantu kami para pegiat gelanggang dalam membersihkan diri dari segala keterikatan duniawi yang disimbolkan lewat keikhlasan berkurban. Semoga menjadi keberkahan buat pegiat gelanggang semuanya,” pungkas Bhram.