Kagama Telekonseling 11: Memaknai Kehilangan dalam Situasi Pandemi

Sabtu (04/9/2021) PP Kagama kembali menggelar webinar Kagama Telekonseling via Zoom Meetings. Pada seri ke-11 kali ini, bekerjasama dengan Ikatan Psikolog Klinis Indonesia, mengangkat topik “Memaknai Kehilangan dalam Situasi Pandemi” . Webinar menghadirkan dua narasumber, yaitu Sanggita Trisna, S.Psi. (Penyintas Covid dan mengalami Kehilangan) dan Admila Rosada, M.Psi., (Psikolog Klinis Wisesa Consulting Yogyakarta). A. Hamid Dipopramono (Wasekjen PP KAGAMA & Stafsus Menhub RI) berkenan memberikan kata sambutan. Jalannya acara dipandu oleh I Putu Ardika Yana, M.Psi sebagai moderator, dan Lilik Kurniawati Uswah, SE, M.Si. sebagai MC.

Sanggita Trisna, S.Psi

Narasumber pertama, Sanggita Trisna mengisahkan pengalaman pribadinya melalui paparan materi yang berjudul “My Humble Journey Toward Depression: Turn Loss Into Lesson”. Ceritanya dimulai pada November 2020 tatkala ia bersama suami, anak dan kedua mertuanya, terinfeksi virus Covid-19, meskipun telah menjalankan protokol kesehatan yang ketat.

“Secara kronologis saya, suami, anak perempuan, bapak dan ibu mertua terinfeksi Covid-19. Tak berselang lama, tepatnya 3 Januari 2021 Bapak meninggal dunia di usia 75 tahun dikarenakan kondisi jantung dan paru-paru beliau. Empat hari kemudian, ibu yang berusia 67 tahun harus dirawat di ruang isolasi RS selama dua minggu. Saya pun kurang tidur dan waspada terus menerus karena mengkhawatirkan kondisi orang tua.” ungkap Sanggita.

Pada rentang waktu Februari – Maret 2021, kakak pertama dan anggota keluarganya juga terinfeksi Covid-19. Kedukaan dan kelelahan fisik serta mental menjadi trigger/pemicu munculnya gejala depresi. Kesedihan, kesepian dan kehampaan yang terus menerus dirasakan selama tahun 2021 ini. Sehingga mengakibatkan dirinya kehilangan minat terhadap semua aktivitas mulai dari urusan rumah tangga, hobi hingga pekerjaan.

“Saya mengalami over eating yang berdampak pada peningkatan berat badan, mudah lelah dan menurunnya kemampuan berpikir. Di saat seperti itu saya sadar membutuhkan bantuan untuk kesehatan mental. Pertolongan pertama pada kondisi mental yang depresi di antaranya menciptakan zona kreativitas dan kenyamanan, berkonsultasi dengan psikiater yang memberikan semangat untuk bangkit dan memaknai kehilangan, dukungan support sistem serta pendekatan spiritual yang mampu memberikan efek self healing. Depresi merupakan problem yang manusiawi dan janganlah dipandang sebagai sebuah aib.” pungkas Sanggita mengakhiri ceritanya.

Admila Rosada, M.Psi.

Narasumber kedua, Admila Rosada menerangkan memaknai kehilangan juga harus diiringi dengan membangun penerimaan. Menurutnya, berbagi cerita kehilangan merupakan upaya mengizinkan semua rasa dihadirkan tanpa penolakan dan tanpa kehakiman. Peristiwa kehilangan mempengaruhi pikiran, perasaan dan memberikan sensasi pada tubuh. Kehilangan biasanya ditandai dengan perilaku menarik diri dari interaksi sosial, menyakiti diri sendiri, memukul, menangis, bermain hingga tidur.

“Adanya proses atau dinamika rasa dan makna dari kehilangan menuju penerimaan yakni dimulai pada shock dan denial, berlanjut munculkan amarah dan mengarah pada depresi dan berusaha melepaskan, dibukanya dialog dan bargaining dengan diakhiri penerimaan yang mampu memaknai kehilangan tersebut.” imbuh Admila.

Menurut Admila, setiap orang memiliki proses sendiri dalam memaknai kehilangan. Timbulnya emosi merupakan otentik yang diekspresikan dan membutuhkan waktu dalam belajar ikhlas, menguatkan kesabaran dan membangun penerimaan. Beberapa strategi yang dapat dilakukan di antaranya melakukan coping terhadap stress yang berfokus pada merubah sumber stress dan meregulasi respon emosional terhadap stress.

“Setiap orang memiliki daya lenting untuk bangkit pulih atau melenting kembali (resilience) dari segala tekanan hidup. Resiliensi merupakan kemampuan untuk menghadapi, mengatasi, memperkuat dan mentransformasikan pengalaman sulit menuju pencapaian adaptif. Dibutuhkan kesadaran penuh dalam mengambil tindakan resiliensi. Dalam sebuah ungkapan religiusitas kita kenal bersama bahwa Tuhan tidak pernah salah dalam meletakkan ujian sehingga berserahlah kepada-Nya.” demikian pungkas Admila. [arma]

*) Materi selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel:

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*