Oleh: Humas Kagama Komunitas Pegiat Inklusi
Sehari setelah perhelatan Munas XIV Kagama selesai, Kagama Komunitas Pegiat Inklusi (KKPI), Sekolah Vokasi (SV) UGM, dan Yayasan Tirta Alam Bumi Bertuah (YTABB) menandatangani dokumen kerja sama (MoU) di gedung Teaching Industry Learning Center (TILC) SV UGM, Senin (18/11). MoU berisi kesepakatan kerja sama di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Melalui kerja sama tersebut semua pihak berharap mampu membantu menyelesaikan permasalahan yang ada di daerah-daerah dengan melibatkan peran aktif Kagama Pengda, Pengcab, dan komunitas di seluruh Indonesia.
Turut hadir Ketua KKPI, Didiek Anggrat dan Sekretaris KKPI, Anwarini. Dari SV UGM hadir Dekan SV, Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng., Wakil Dekan Bidang Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat SV UGM, Dr. Wiryanta, S.T., M.T., Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Leo Indra Wardhana, S.E., M.Sc., CFP., Manajer Unit Humas, dan Alumni Sekolah Vokasi UGM, Erlin Estiana Yuanti, S.S, M.A. Sedangkan dari Tirta Alam Bumi Bertuah hadir Amat Maksum didampingi ketuanya yaitu Fajar Surya Pratomo.
Acara juga diisi dengan sesi diskusi di antara para peserta. Setelah sesi diskusi berakhir, acara ditutup dengan penandatanganan MoU, berfoto, dan memanjatkan doa bersama. Harapannya, kegiatan dapat menjadi awal yang baik untuk sinergi antara perguruan tinggi dan alumni demi kemajuan seluruh daerah di Indonesia.
Ketua KKPI, Didiek Anggrat dalam kata sambutannya menyampaikan bahwa penandatanganan MoU memberikan suatu momentum penting supaya kerjasama serupa dengan komunitas Kagama yang lain atau Pengda / Pengcab juga segera bisa dilakukan. Program-program yang akan dilakukan sudah melalui berbagai macam kajian sehingga siap direplikasikan, tidak mulai dari nol lagi.
“Dan sesuai dengan dasar pemikiran KKPI, di dalam semua programnya akan selalu memprioritaskan partipasi dari, atau menfaat bagi, kaum / golongan marginal, rentan dan terpinggirkan,” tegasnya.
Selanjutnya, Dekan Sekolah Vokasi UGM, Prof. Dr.-Ing. Ir. Agus Maryono, IPM., ASEAN Eng. menyampaikan bahwa SV UGM memiliki banyak program program studi yang sesuai dengan kebutuhan untuk menyelesaikan permasalahan seperti yang dibutuhkan dalam kerja sama ini, dan akan mengupayakan pendaannya, misalnya dana pengabdian masyarakat.
“Program-progam juga akan melibatkan mahasiswa. Mahasiswa SV melaksanakan bobot praktik lebih banyak, yaitu 60% dan di antaranya mereka terjun ke masyarakat. Nah, hal ini juga yang membuat softskill mahasiswa berkembang karena turut aktif dalam menyelesaikan masalah,” jelasnya.
Mewakili YTABB, Fajar Suryo Pratomo mengharapkan penyelesaian permasalahan di daerah yang lebih menyeluruh dengan dapat melibatkan Kagama dan akademisi kampus UGM. “Semakin banyak pihak yang bersedia menyumbangkan pemikiran atau tenaganya, maka tak mustahil akan semakin banyak permasalahan yang bisa terselesaikan,” ujarnya.