Kagama Beksan Jabodetabek Menjaga Tradisi dengan Tarian untuk Negeri di Malam Alumni 2021

Oleh: Belinda Arunarwati Margono & Hendricus Widi

Seperti tradisi, pada acara Malam Alumni yang merupakan rangkaian dari Dies Natalis UGM, Kagama Beksan (Kabek) Jabodetabek selalu menampilkan tarian pembukaan. Mengingat kampus UGM sangat terkait dengan keberadaan Keraton Yogyakarta, maka Kabek Jabodetabek selalu menampilkan tari klasik gaya Yogyakarta pada pembukaan Malam Alumni.

Pada Malam Alumni tahun 2019, Kabek Jabodetabek menampilkan tari “Beksan Srikandi Bisma”, yang dibawakan secara live di Balairung Gedung Pusat. Pada tahun 2020, Kabek Jabodetabek mempersembahkan tari “Beksan Menak Rengganis Widaninggar”. Namun karena kondisi pandemi, para personil Kabek Jabodetabek tidak bisa berangkat ke Yogyakarta dan hanya mengirimkan video kepada panitia Malam Alumni yang direkam pada acara memperingati Jumenengan Ngerso Dalem di Jakarta. Video tersebut oleh panitia ditampilkan secara daring.

Beksan Sulung Dhayung

Seperti tahun 2020, pada tahun 2021 Kagama Jabodetabek juga hanya bisa mengirimkan video yang direkam secara khusus untuk acara Malam Alumni. Cuma bedanya kali ini, Kagama Jabodetabek membuat sekaligus 2 video tarian, yaitu “Beksan Sulung Dhayung”. dan “Tari Lenggang Nyai”.

Tari golek Sulung Dhayung atau golek Kudhupsari diciptakan oleh almarhum Basuki Kusworogo. Tarian tersebut menggambarkan para remaja putri yang rajin menjaga diri dan bersolek agar selalu terlihat cantik dan menarik. Untuk itu gerakan-gerakan yang ditampilkan lebih menggambarkan gerakan berdandan. Nama Sulung Dhayung diambil dari nama gending pengiringnya  yaitu Ladrang Sulung Dhayung.

Mengingat untuk tema Dies Natalis 2021, UGM mengangkat budaya nusantara, maka Kabek Jabodetabek juga mempersembahkan tarian nusantara. Tarian yang dipilih adalah tarian kreasi Betawi “Tari Lenggang Nyai”, sesuai dengan daerah di mana Kabek Jabodetabek berada. Walaupun tarian Betawi, namun tarian ini tidak terlepas dari Yogyakarta. Karena menurut sejarahnya, tarian tersebut diciptakan oleh seorang seniman tari dari Yogyakarta bernama Wiwik Widiastuti, seorang seniman yang sangat mencintai kebudayaan Indonesia.

Tari Lenggang Nyai

Tari Lenggang Nyai bersumber dari cerita rakyat Betawi, yaitu Nyai Dasimah. Tarian tersebut menjadi wujud tarian yang terinspirasi dari semangat Nyai Dasimah dalam memperjuangkan kebebasannya. Gerakannya melambangkan gairah, semangat dan kelincahan dari Nyai Dasimah. Dilengkapi keunikan busana tari yang berwarna-warni dan merupakan perpaduan budaya Betawi dan Tiongkok.

Yang menarik adalah proses persiapan yang dilakukan Kagama Jabodetabek dalam pembuatan kedua video tari tersebut. Mengingat kondisi pandemi di Jakarta yang cukup berat, maka Kabek Jabodetabek tidak bisa menyelenggarakan acara latihan rutin secara offline seperti sebelum pandemi. Untuk itu, latihan diselenggarakan secara daring (online) sepulang kantor atau pada saat weekend. Latihan daring ini baru dilengkapi dengan latihan luring (offline), apabila dibutuhkan dan situasi memungkinkan. Latihan juga dilakukan secara terbatas, pada tempat-tempat terbuka dengan prokes ketat. Demikian juga dengan proses latihan kedua tarian yang dipersembahkan dalam Malam Alumni kali ini.

Beksan Sulung Dhayung ditarikan oleh 6 alumni dari beragam fakultas, yaitu Shinta (FKH), Belinda (FKT), Ratih (FPsi), Niken (FTP), Arni (FPN) dan Renny (FEB). Pengambilan gambar dilakukan malam hari di anjungan DIY TMII untuk mendapatkan suasana yang sakral seperti keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Penggunaan anjungan DIY TMII adalah hasil kerjasama dengan Banhubda DIY yang dikepalai oleh Nugrohoningsih, alumni Fisipol UGM.

Tari Lenggang Nyai yang lebih rancak ditarikan oleh 9 alumni dari beragam fakultas, yaitu Tini (FBiologi), Susi (Fisipol), Ratna Ita (FPN), Vita Luki (FEB), Mira (FPsi), Ratih (FPsi), Arni (FPN), Shinta (FKH) dan Belinda (FKT). Pengambilan gambar dilakukan pagi hari di anjungan DKI Jakarta TMII untuk menggambarkan keceriaan suasana dan semangat dengan latar Betawi.

Ada alasan mengapa Kabek Jabodetabek memilih lokasi pengambilan gambar di TMII. Karena Kabek Jabodetabek telah mempunyai kerjasama dengan TMII untuk penggunaan fasilitasnya guna kepentingan seni dan budaya.

Sebagai tambahan informasi, produksi pembuatan video seluruhnya dilakukan oleh para anggota tim teaser Kabek Jabodetabek yaitu Teguh (FKT), Ais (Sastra), Sita (Sastra), Tri HS (FTM), Fajar (Sastra) dan Widi (FTS). Kemudian videonya bisa disaksikan pada kanal Youtube Kagama Beksan. Ke depannya kanal tersebut akan terus dilengkapi dengan berbagai karya Kagama Beksan.

Untuk video Tari Sulung Dayung bisa disaksikan di link berikut ini: