Hari Sabtu (7/11/2020) jam 13.30 – 15.30 WIB lewat Zoom meeting berlangsung webinar series Inspirasi Kagama yang sudah memasuki seri 9 dengan judul “Kiat Meraih Sukses Usaha Jamur”. Webinar menampilkan narasumber utama Ir. Triono Untung Piryadi (Fak. Pertanian ’83) yang merupakan owner CV Asa Agro Corporation. Sebagai moderator adalah Dian Nirmalasari (FKG ’89) dan Ekandari Sulistyaningsih (Psikologi ’97), aktivis Kagama Care bertindak sebagai MC. Turut hadir Anak Agung Gede Putra, Ketua Bidang VI PP Kagama, memberikan pidato pembukaan.
Di awal pemaparan Triono Untung Piryadi menggarisbawahi bahwa banyak orang yang berbisnis jamur namun tidak memahami dengan benar dari dasar apa itu jamur. Banyak yang salah mengira jamur termasuk tanaman, padahal jamur lebih mendekati kerabat hewan. Dengan memahami jamur secara benar, kemungkinan besar akan lebih berhasil dalam pengelolaannya.
Triono mulai berbisnis jamur mulai dari nol sejak tahun 1985 saat ia duduk di bangku kuliah. Saat ini bisnis jamurnya di Kec. Sugenang, Cianjur omzetnya mencapai milyaran rupiah dengan kapasitas produksi mencapai 20 ton sehari. Triono berpesan jangan takut bersaing, malah kalau bisa berkolaborasi dengan pengusaha sejenis. Sekarang ini ada 65 orang yang menjadi anggota perusahaan Triono yang mendapatkan inti plasma namun mereka melakukannya secara mandiri. Di antara Triono dan petani jamur binaan tersebut tidak ada persaingan, malah justru melakukan kerja sama yang saling menguntungkan.
Triono lalu menjelaskan jenis jamur yang umum dibudidayakan, yaitu jamur tiram, jamur merang, kamur kuping, jamur kancing, jamur shiitake dan jamur enoki. Yang perlu diketahui masing-masing jamur mempunyai syarat hidup yang berbeda, dan mempunyai pasar sendiri-sendiri.
Agar sukses dalam berbisnis jamur ada beberapa hal yang perlu diketahui. Tentukan dulu komoditinya apa, apakah jamur kuping, tiram, merang, dsb. Dalam pengambilan keputusan, perhatikan baik-baik perbedaan syarat tumbuh, bahan baku, dan teknologinya. Yang harus diperhatikan betul adalah umur jamur pendek dan mudah rusak (perishable).
Lalu bandingkan keunggulan komparatif jamur dengan tanaman sayuran atau hortikultura lainnya. Jamur termasuk memiliki kandungan gizi lengkap dan tinggi, menjadi pangan fungsional bisa sebagai pengganti obat, alternatif pengganti daging, bisa dibuat aneka olahan, tidak memerlukan tempat yang luas, dan panen bisa diatur.
Kemudian untuk peluang pasarnya saat ini masih terbuka luas sebenarnya. Kian hari semakin banyak orang yang menyukai konsumsi jamur, sementara pelaku usaha belum banyak.
Beberapa point penting di dalam pertanian jamur di antaranya pemilihan bibit harus bagus. Lalu bahan baku media baglog patokannya media tambahannya jangan sampai melebihi 20% dari media utama. Bahan baku utamanya berupa serbuk kayu gergaji, sementara media tambahannya seperti dedak padi, dedak jagung, CaCO3, gipsum, polar dan air. Pencampuran bahan bakunya harus merata, karena banyak kasus kegagalan yang terjadi diakibatkan mengaduknya tidak merata.
Setelah diaduk langkah berikutnya dimasukkan wadah. Setelah diwadahi harus segera dimasak saat itu juga, jangan dibiarkan apalagi sampai semalam suntuk. Pemasakan ada dua cara yaitu pasteurisasi yang bertujuan menonaktifkan bakteri pathogen, dan sterilisasi. Jika pemasakan tidak sempurna maka pertumbuhan jamur tidak akan berjalan dengan baik.
Lalu masalah tabur bibit atau inokulasi juga harus memperhatikan syarat kebersihan bahan, alat, tempat dan orang. Bibitnya harus berkualitas berupa varietas unggul dan tidak terkontaminasi. Pelaksanaannya harus secara benar.
Selanjutnya untuk pemeraman atau inkubasi kondisi ruangan harus bersih / higienis, temperatur ruangan 18-32°C, kelembaban ruangan kurang dari 60%, hindari cahaya matahari langsung, jika dalam ruang tertutup diperlukan sirkulasi udara 24 jam (kebalikan dari sistem terbuka), dan untuk fully colonized pemeraman sekitar 30-45 hari.
Untuk perawatan jamur, ujung baglog jangan dipotong tapi sebaiknya dilipat untuk mengatur jamur yang keluar. Jika pasar kurang bagus maka mulut baglog kita tutup agar jamur tidak keluar. Nanti setelah pasar bagus kita bisa buka kembali. Namun ingat proses penutupan maksimal hanya 7 hari, jika lebih bisa menyebabkan baglog rusak. Sistem buka tutup ini juga berguna untuk pengendalian hama.
Dalam hal penyiraman sebenarnya bisa dilakukan dengan cara otomatis memakai sprayer. Namun sebaiknya dilakukan secara semi mekanis karena bisa mengatur kadar oksigen, bukan hanya membuat lembab. Pencucian jamur juga sangat penting untuk mempercepat pertumbuhan jamur dan keluarnya serentak.
Untuk masalah panen tidak boleh sembarangan caranya. Di perusahaan Triono dilakukan dengan teknik one pick to pack, yaitu jamur dipotong tangkainya lalu diadakan penyortitan sekaligus melakukan grading dan pengemasan langsung di atas baglog. Pada petani lain sering keliru dalam hal penangan paska panen yaitu jamur dipetik lalu langsung dijemur, yang mana hal itu akan menyebabkan jamur menjadi rusak.
Mengenai pengendalian hama dan penyakit, Triono menyarankan beberapa hal, di antaranya sanitasi dan kebersihan lingkungan tempat pemeliharaan, pengaturan aerasi & sirkulasi udara, cahaya, suhu dan kelembaban, kubung harus dirancang agar serangga tidak masuk, penggunaan dan penyimpanan bahan baku yang tepat, perawatan dan penggunaan peralatan yang tepat, monitoring dan pemasangan perangkap/trapping pada tempat-tempat yang di anggap rawan dengan menggunakan lem khusus serta lampu/feromon, pengaturan tempat sampah harus jauh dari tempat pemeliharaan, dan hindari makanan/minuman di area produksi khususnya makanan yang beresiko tinggi seperti tape atau oncom.
Selain masalah teknis penanaman dan perawatan jamur dari bibit sampai panen, ada lagi yang harus menjadi perhatian kita yaitu masalah di luar pertanian seperti menjaga kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Kualitas jika tidak bagus akan susah masuk pasar. Pengendalian kualitas bisa dengan cara grading, handling dan distribusi.
Jumlah atau kuantitas juga harus diperhatikan dengan cara perencanaan produksi yang matang dan membentuk kelompok / kemitraan. Lalu sangat penting untuk menjaga kontinuitas atau keberlangsungan produksi, dengan cara produksi nonstop, membuat forecast panen, planning pola panen dan membuat kalender pasar.
“Ada situasi di mana harga cenderung turun, bahkan ada masa tidak ada pembelian sama sekali. Untuk itu kita tidak bisa bekerja sendirian dan harus berkolaborasi dengan teman-teman lain. Kita harus kompak mematuhi kalender pasar yang sudah ditetapkan bersama, demi untuk mengendalikan pasar.” demikian pungkas Triono di akhir pemaparan.
*) Materi webinar bisa diakses di