Cara Asyik Bertanam Buah Hasil Melimpah Bersama Kabuhor

Hari Sabtu (24/10/2020) jam 10.00 – 12.00 WIB PP Kagama bersama Kagama Buah & Hortikultura (KABUHOR) menggelar webinar lewat aplikasi Zoom meeting berjudul “Cara Asyik Bertanam Buah Hasil Melimpah Bersama Kabuhor”, yang diikuti oleh lebih dari 450 peserta. Webinar dimoderatori oleh Ardiati Bima dan Yoeke Kusuma, menghadirkan 4 narasumber yaitu Dr. Ir. Jaka Widada, MP (Dosen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM), serta 3 narasumber lainnya yang semuanya praktisi buah dan hortikultura. Mereka adalah Wiwik Wijayahadi (Pertanian ’88), Sigit Rahadi (Biologi ’83) dan Nur Prayudianto (Pertanian ’89). Turut hadir Prof. Dr. Paripurna P. Sugarda, SH, M.Hum, LL.M (Ketua Bidang IV PP Kagama Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga) menyampaikan pidato pembukaan.

Prof. Paripurna yang tampil di awal acara memberi apresiasi khusus kepada Kabuhor yang anggotanya sangat cair dan penuh kehangatan, tidak memandang jabatan atau strata sosial, diikat oleh hoby serta passion yang sama. Satu hal yang menjadi refleksi dari Kagama yang guyub, rukun dan migunani. Kegiatan yang dilakukan oleh Kabuhor sangat erat terkait dengan masalah ketahanan pangan yang kita hadapi sehari-hari di kala pandemi ini.

Prof. Paripurna P. Sugarda, Ketua Bidang IV PP Kagama Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga

Anggota Kabuhor banyak ahli-ahli tanaman, ditambah dengan network yang kuat dengan warga Kagama lainnya dan lembaga-lembaga di luar Kagama, menjadikan Kabuhor organisasi yang beperan penting dalam menjalankan visi Kagama. Pof. Paripurna berharap di tengah pandemi ini Kabuhor menjadi salah satu jawaban dari kehidupan normal baru saat ini dan masa yang akan datang.

Jaka Widada, Dosen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM

Narasumber pertama, Jaka Widada menjelaskan produksi mikoriza secara mudah. Mikoriza adalah simbiosis mutualisma antar jamur dengan akar tanaman. Lebih dari 80% spesies tanaman di muka bumi bersimbiosis dengan jamur mikoriza. Mikoriza berkembang dalam akar. Cara kerja mikoriza sungguh luar biasa, bisa meningkatkan eksplorasi perakaran sampai 700 kali volumenya. Sehingga penyerapan air dan nutrisi menjadi lebih baik yang membuat tanaman menjadi subur. Mikoriza mendapatkan makanan dari tanaman, tapi tanaman juga memperoleh banyak manfaat dari mikoriza. Jadi memang benar-benar terjadi hubungan saling menguntungkan.

Tanaman yang bermikoriza jauh berbeda dengan yang tidak. Tanaman yang mengandung mikoriza lebih tahan terhadap penyakit, pertumbuhannya lebih baik, dan serapan unsur haranya lebih besar. Mikoriza menghasilkan senyawa glikoprotein yang membuat struktur tanah lebih baik & efek bola saljunya sungguh luar biasa. Bahkan tanah-tanah tandus yang awalnya tidak bisa ditumbuhi tanaman, dengan mikoriza bisa disulap menjadi tanah subur.

Mikoriza bisa dimanfaatkan untuk tanaman buah-buahan, juga tanaman hortikultura. Keunggulannya di saat musim kering tanaman lain sudah pada mati namun tanaman yang bermikoriza tetap survive karena akarnya masih bisa menyerap air di dalam tanah. Mikoriza pada tanaman hidroponik yang mempergunakan irigasi tetes bisa membuat tanaman sehat dan segar bugar.

Yang perlu diperhatikan dari produksi mikoriza adalah kualitasnya harus merata dan seragam. Juga harus memenuhi standar kualitas yang dipersyaratkan yakni jumlah spora dan jumlah propagule hidup harus proporsional. Selain itu bahan pembawanya seperti zeolit granul harus bebas dari kontaminasi apapun.

Yang menjadi kendala tahapan produksi mikoriza adalah lamanya waktu dari persiapan tanam sampai proses sporulasi (proses bakteri membentuk spora) yaitu bisa sampai sekitar 14-19 minggu, tergantung cuaca dan faktor lainnya. Namun sebenarnya sangat menguntungkan kalau kita mau berbisnis mikoriza. Harga jualnya sangat jauh di atas harga produksi, apalagi kalau kita punya tim marketing yang handal.

Nur Prayudianto

Narasumber kedua, Nur Prayudianto menjelaskan seluk beluk budidaya tanaman anggur. Banyak yang mengira anggur tumbuh di daerah dingin, padahal anggur berbuah di saat musim panas. Jadi sebenarnya anggur cocok ditanam di Indonesia karena kita kaya akan sinar matahari. Kuncinya tanamlah anggur di tempat yang berkecukupan sinar matahari. Kalau masalah tanah bisa dikondisikan. Banyak jenis bibit anggur di Indonesia, namun Nur menyarankan menanam jenis yang terbukti adaptif, gampang tumbuh, buahnya banyak, dan relatif lebih tahan terhadap penyakit. Memilih bibit anggur yang baik, pertama usia sudah cukup. Bisa dilihat minimal ada 5 daun dewasa dan pucuknya pertumbuhannya tidak stuck. Kalau stuck biasanya ada masalah di perakaran atau terkena penyakit.

Yang kedua perhatikan media tanamnya karena menjadi kunci bibit anggur bisa tumbuh dengan baik. Menanam anggur di pot sebenarnya sama dengan di lahan terbuka, namun memang harus ada perlakuan khusus. Untuk media tanam pot gunakan tanah gembur dan sekam bakar. Jangan pergunakan sekam mentah, karena ada resiko jamur yang bisa membuat akar jadi busuk. Lalu gunakan pupuk kandang, kalau bisa dari kotoran kambing yang halus. Yang harus diperhatikan pupuk kandang harus sudah difermentasi sempurna. Jika tidak, bisa mengakibatkan akar tanaman menjadi panas dan bibit menjadi mati.

Perbandingan antara tanah, sekam bakar dan pupuk kandang adalah 2:2:3. Untuk pot ukuran 50 cm atau 60 cm bisa ditambahkan kapur pertanian atau dolomit 1 genggam, lalu campurkan pupuk NPK 1 sendok makan..

Dengan perawatan yang benar dan tidak ada penyakit yang menyerang, pada usia 1 tahun anggur sudah berbuah lebat. Dua bulan sebelum berbuah sebaiknya kita kasih pupuk seminggu sekali selang seling antara pupuk MKP dan KNO3. Satu atau dua sendok makan pupuk kita campur dengan 5 liter air dan kita siramkan ke tanaman. Jangan lupa juga memotong cabang tersier agar tidak mengganggu pertumbuhan tanaman.

Sigit Rahadi

Sigit Rahadi, selaku narasumber ketiga juga membahas tanaman anggur. Ia menyayangkan nilai impor buah-buahan yang sangat besar per tahunnya termasuk anggur, padahal kualitas produksi anggur kita tidak kalah dengan anggur impor. Melihat potensinya tidak rugi kita membudidayakan anggur. Jika tidak menjual buahnya, bibitnya juga bisa menjadi komoditi dagangan tersendiri. Bahkan daunnya bisa dibikin masakan buntil.

Sigit yang memiliki banyak desa binaan di berbagai wilayah tersebut menyatakan anggur bisa tumbuh di mana saja, dari pinggiran pantai sampai ketinggian 1.200 meter DPL. Menanam anggur termasuk mudah. Anggur tidak hanya ditanam di lahan luas saja namun bisa di media tanam yang kecil. Kabuhor siap mensupport teman-teman Kagama maupun masyarakat umum yang tertarik menanam anggur. Di akhir pemaparan Sigit mengatakan intinya kalau bisa devisa harus dihemat, salah satunya dengan cara mengurangi jumlah impor buah-buahan termasuk anggur dengan membudidayakan sendiri. Bahkan kalau perlu anggur kita ekspor untuk menambah devisa negara.

Wiwik Wijayahadi

Narasumber terakhir, Wiwik Wijayahadi menjelaskan pentingnya pupuk bagi tanaman. Tanaman harus dipupuk karena unsur hara di tanah akan semakin berkurang seiring berjalannya waktu, akibat terikut bersama hasil panen, hanyut karena hujan, terserap oleh gulma dan terikat dalam sisa-sisa tanaman yang belum lapuk. Pemupukan adalah proses pemberian nutrisi bagi tanaman.

Prinsip pemupukan harus tepat jenis dan tepat dosis. Penentuan jenis pupuk harus tepat dengan kebutuhan tanaman. Contohnya, pupuk urea diberikan jika tanaman membutuhkan unsur nitrogen, sedangkan pupuk SP36 diberikan untuk tanaman yang kekurangan unsur fosfat. Dosis pemberian pupuk harus tepat sesuai dengan kebutuhan tanaman, tidak berlebihan ataupun terlalu sedikit, agar pasokan unsur hara tetap dapat terpenuhi tanpa mengalami keracunan (over dosis). Ketidaktepatan pemupukan bisa menimbulkan efek kematian tanaman, kerusakan fisik tanah, munculnya penyakit tanaman baru dan tentu saja pemborosan.

Pupuk bisa diklasifikasikan menurut kandungan unsur haranya. Pupuk tunggal (single fertilizer) adalah pupuk yang hanya mengandung 1 jenis unsur hara, contohnya urea hanya mengandung nitrogen, SP36 cuma terbuat dari fosfat dan ZK hanya mengandung kalium. Sedangkan pupuk majemuk (compound fertilizer) adalah pupuk yang mengandung lebih dari 1 unsur hara, misalnya NPK (Nitrogen, Phosphat, Kalium), DAP (Nitrogen, Phosphat), dan MPK (Kalium, Phosphat).

Untuk tanaman buah, pupuk yang banyak mengandung nitrogen dan fosfat dalam prosentase yang lebih tinggi dibanding kalium sebaiknya digunakan untuk tanaman kecil kurang dari 1 tahun atau baru saja pasca transplanting, untuk merangsang pertumbuhan akar dan pertunasan. Untuk tanaman muda (1 s/d 4 tahun) yang belum menghasilkan sebaiknya gunakan pupuk yang mengandung nitrogen, phosphat dan kalium dalam komposisi seimbang (balance fertilizer), contohnya pupuk NPK komposisi 15-15-15, 16-16-16 atau 20-20-20.

Untuk tanaman dewasa yang siap berbunga dan berbuah gunakan pupuk yang mengandung komposisi phosphat tinggi sekitar 34% dan kalium sekitar 52%, contohnya pupuk MKP (Mono Kalium Phosphat). Setelah tanaman berbuah, direkomendasikan pupuk yang mengandung nitrogen sekitar 13% – 15% dan kalium sekitar 46% – 60%, contohnya pupuk KNO3. Perlu juga ditambahkan unsur kalsium dan boron. Boron berfungsi untuk proses pembesaran buah, sedangkan kalsium berguna untuk memperkuat dinding sel untuk mencegah pecahnya buah.

Wiwik selanjutnya menjelaskan tentang pupuk mikro yang berperan penting dalam proses kimiawi di tubuh tanaman. Meski dibutuhkan teramat sedikit, namun jika kekurangan pupuk mikro pengaruhnya terhadap tanaman akan sangat luar biasa. Bisa mengganggu pembentukan biji, pembentukan karbohidrat, formasi klorofil, dsb. Meski istilahnya mikro namun kebutuhannya tetap harus dipenuhi.

Di akhir pemaparan Wiwik menerangkan pemupukan tanaman buah dalam pot (Tabulampot). Media tanam yang terbatas menjadi suatu masalah, termasuk soal pemberian pupuk. Pemupukan tabulampot bisa dilakukan lewat penaburan di atas tanaman, pengocoran, pemupukan lewat daun (spray), atau kombinasi ketiganya. Jika tabulampotnya cukup banyak, pemupukan bisa dilakukan lewat saluran irigasi yang terjadwal (fertigasi). Hasilnya akan lebih optimal dan efisien karena air yang sudah mengandung pupuk yang disiramkan ke dalam pot jumlahnya bisa diatur baik air atau pupuknya.

Karena media tanam terbatas maka secara rutin harus diberikan pupuk organik yang bertujuan untuk memberikan nutrisi kepada tanaman. Bentuknya bisa berupa padatan, air rendaman dan pupuk organik cair. Pemberian pupuk organik secara rutin mengakibatkan tanaman akan menjadi lebih subur.

*) Materi webinar bisa dilihat di https://www.youtube.com/watch?v=ZHv_9LdabOU

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*