Leadership During Crisis: Tantangan dan Perubahan Kepemimpinan Menuju The Next Normal

Oleh: M. Sanhaji (Humas Kagama Human Capital)

Leardership During Crisis in VUCA Era merupakan tema seri ke-2 pada Webinar KHC#5 Series. Dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 12 September 2020 yang berjalan dengan baik. Dharma Syahputra, Chief Human Capital Officer, PT Kimia Farma, Tbk yang merupakan pemateri kedua atau lebih lebih tepatnya pemateri terakhir setelah sesi Ganjar Pranowo selaku keynote speaker pada webinar kali ini, mengawali presentasinya dengan menampilkan beberapa contoh krisis yang dialami oleh beberapa perusahaan besar seperti Marriot, dan AirBnb karena adanya digital disrution. Menurut beliau, krisis akibat covid-19 saat ini benar-benar kriris yang memengaruhi semua lini bisnis dan menuntut untuk melakukan transformasi digital dengan sesegera mungkin. Beliau juga memberikan contoh krisis pada Telkomsel yang terjadi pada tahun 2012 dan tahun 2017 yang sempat dinyatakan pailit. Beliau menyampaikan betapa pentingnya leadership disaat situasi krisis ini. Leadership merupakan kunci perusahaanuntuk bisa tetap sustain dan melewati situasi krisis.

Lebih lanjut, Dharma memberikan contoh digital transformastion yang terjadi di Telkomsel. Beliau menjelaskan bahwa leadership capabilities merupakan kunci untuk melakukan digital transformation yang didukung dengan adanya digital capabilities. Menghadapi krisis yang diakibatkan oleh covid-19 menuntut leader tidak hanya memerhatikan sustainable dari bisnis perusahaan, akan tetapi perlu diperhatikan hal-hal berikut dalam memimpin selama kriris dan  mengarahkan menuju next normal:

  • Memastikan kesehatan fisik, mental, dan kesehatan karyawan
  • Memastikan konsistensi tingkat produktivitas karyawan dan bisnis dengan protokol dan cara kerja baru
  • Memastikan mitigasi risiko untuk mempertahankan dan menjaga keberlangsungan usaha
  • Memastikan pemulihan operasi dan pelayanan pasca PSBB dan membentuk cara-cara baru dalam berbisnis dan pelayanan ke pelanggan
  • Mengkapitalisasi peluang baru dari situasi selama PSBB covid-19 untuk mamastikan impak positif bisnis dan karyawan
  • Terakhir, mulai menghadapi Next Normal

Pada situasi kiris, leader harus mampu merespon dengan cepat dan mengambil keputusan secara tepat. Menurut Dharma, seorang leader pada situasi krisis harus memikirkan bagaimana  bekerja dengan lintas yang lintas fungsi yang dipenuhi oleh para experties , bagaimana mengelola tenaga kerja, supply-chain, dan bagaimana leader membuat skenario-skenario financial., dan yang paling penting adalah bagaimana mengkomunikasikan keadaan yang sedang dialami kepada seluruh karyawan serta bagaimana meresponnya. Mengkomunikasikan bagaimana langkah yang akan diambil, membuat seluruh anggota oranisasi aware terhadap situasi krisis yang diihadapi, seperti langkah menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat sekitar. Pungkasnya, pada saat krisis seperti ini tidak lagi bekerja hanya sesuai dengan struktur organisasi yang rijit dan birokratis. Akan tetapi, lebih kepada pengambilan keputusan yang cepat dan tepat, serta   selutuh komponen harus bekerja bersama dan berkolaborasi.

Beberapa perilaku yang akan muncul selama krisis dan setelah krisis:

  1. Kecepatan dalam merespon situasi, seperti pembentukan tim krisis, memperhatikan keselamatan dan kesehatan karyawan, serta keputusan terhadap keberlangsungan bisnis
  2. Kolaborasi antar tim dan function,  melakukan akselerasi percepatan dalam  dalam pengadaan dan distribusi, serta menjalin koneksi dengan key stakeholders
  3. Trust and support,  memberikan kepercayaan dan dukungan moral , empati kepada karyawan
  4. Kreatif, yaitu membangun model bisnis yang baru dan melakukan inovasi seperti melakukan penjualan online atau digitalisasi

Salah satu yang penting menurut Dharma dalam situasi kriris adalah pengambilan keputusan. Leader dituntut untuk mampu mengambil keputusan yang cepat, namun juga tepat. Namun tidak semudah itu, justru pengambilan keputusan di situasi krisis lebih kompleks karena harus memerhatikan kondisi karyawan, tetapi juga harus melakukan pelayanan kepada masyarakat.Keputusan-keputusan tersebut tidak boleh berkaca pada pengalaman masa lalu karena sebelumnya tidak ada krisis seperti ini, tetapi lebih melihat data saat ini dan menganalisis data tersebut.

Terakhir, Dharma menyebutkan bahwa komunikasi yang efektif harus diterapkan oleh leader. Komunikasi yang efektif membantu memudahkan penambilan keputusan dan tidak terjadi miskomunikasi di dalam organisasi.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*