Menyambut Global Tiger Day PP KAGAMA Menyelenggarakan Kagama Goes Green Webinar Membahas Eksistensi Harimau Indonesia

Menyambut perayaan Global Tiger Day 2020 pada hari Minggu (9/8/2020) jam 14.00 – 16.30 WIB berlangsung Kagama Goes Green Webinar Seri 1 yang diselenggarakan oleh PP Kagama dengan judul “Harimau Indonesia: Masa Lalu, Sekarang dan Proyeksi Akan Datang”, menampilkan Ganjar Pranowo sebagai keynote speaker dan 3 narasumber yaitu Didik Raharyono, S.Si., drh. Ahmad Faisal, M.Res., dan Ardi Bayu, S.Hut., M.Sc. Tampil sebagai penanggap adalah Dr. Moh. Ali Imron, S.Hut., M.Sc. serta Nawa Murtiyanto, S.IP., MPA sebagai moderator.

Anwar Sanusi, Ph.D., Waketum II PP Kagama sekaligus Sekjen Kemendes PDTT

Sebagai pembuka Anwar Sanusi, Ph.D., Waketum II PP Kagama sekaligus Sekjen Kemendes PDTT, berkenan memberikan kata sambutan. Ia memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada warga Kagama, khususnya yang menyelenggarakan webinar, karena peduli kepada lingkungan hidup termasuk tentang penyelamatan harimau. Ia menyanjung bahwa tema webinar sungguh istimewa, ternyata Kagama tidak saja mengurusi manusia namun juga binatang langka yang harus dijaga kelestariannya. Di mana hal itu sejalan dengan program yang dilaksanakan oleh Kemendes PDTT yang memasukkan unsur-unsur lingkungan dalam pembangunan desa. Ukuran kemajuan desa bukan hanya dilihat dari perspektif fisik, sosial dan ekonomi, namun juga dari segi lingkungan. Jadi desa-desa yang sanggup mengelola lingkungan dengan baik akan mendapatkan point lebih.

Ganjar Pranowo Ketua Umum Kagama

Berikutnya hadir Ganjar Pranowo Ketua Umum Kagama sebagai keynote speaker. Ganjar menyampaikan kekagumannya di saat pandemi seperti ini masih saja ada yang bersedia memikirkan sisi lain kehidupan yang mana kali ini peduli pada lingkungan hidup. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada kawan-kawan Kagama yang bekerja sama dengan berbagai pihak telah melakukan berbagai kegiatan menjaga kelestarian lingkungan termasuk menjaga harimau dari kepunahan. Ia lalu bercerita pada tahun 2005 sempat berkunjung ke sebuah taman margasatwa di Korea Selatan yang memelihara harimau Sumatra ejak kecil, dan hanya sedikit orang yang boleh menyaksikannya. Sebuah langkah protektif untuk melindungi satwa liar yang semakin langka, yang bisa menjadi pembelajaran bagi kita buat menjaga eksistensi harimau yang kian hari kian terancam kelestariannya.

Didik Raharyono, S.Si.

Setelah Ganjar bercerita singkat, giliran berikutnya narasumber pertama Didik Raharyono, S.Si. tampil membahas eksistensi harimau Jawa melawan kepunahan. Meski ada anggapan harimau Jawa sudah punah, namun Didik meyakini sepenuhnya bahwa eksistensinya masih ada sampai saat ini dengan beberapa bukti forensik yang diketemukan di berbagai wilayah hutan. Dari hasil investigasinya hampir 20 tahun Didik menemukan bukti-bukti keberadaan harimau Jawa. Ia bercerita bagaimana di India hanya dengan ditemukan jejak harimau di sebuah hutan, pihak berwenang langsung melakukan konservasi atas hutan tersebut, mengatur strategi yang tepat & mengajak kerja sama masyarakat sekitar. Akhirnya trend kenaikan populasinya meningkat. Sehubungan dengan Global Tiger Day 2020 ini Didik mengajak semua pihak termasuk pemerhati harimau dan pihak berwenang melakukan segala daya upaya harimau Jawa agar jangan sampai benar-benar punah. Yang penting semua harus meyakini bahwa harimau Jawa masih ada. Karena jika sudah dianggap punah, maka akan sulit mendobrak opini tersebut.

drh. Ahmad Faisal, M.Res.

Selanjutnya narasumber kedua drh. Ahmad Faisal, M.Res. tampil memperesentasikan tentang kondisi terkini harimau dan konservasinya. Ketua Forum Harimau Kita (FHK) tersebut menjelaskan apa saja yang dilakukan oleh FKH dalam kaitannya dengan pelestarian harimau, khususnya harimau Sumatera. Ancaman terhadap eksistensi harimau Sumatera adalah perburuan liar beserta memperdagangkannya, adanya illegal logging atau pembalakan liar yang jelas merusak ekosistem harimau, dan kehilangan habitat yang disebabkan oleh manusia dan juga alam. Ke depannya FHK tetap akan konsisten mendukung serta konservasi harimau Sumatera dalam sebuah gerakan yang bernama Tiger Heart.

Ardi Bayu, S.Hut., M.Sc.

Tampil sebagai narasumber terakhir adalah Ardi Bayu, S.Hut., M.Sc. yang membahas pola kemitraan dalam penegakan hukum di habitat harimau Sumatera. Sebagai studi kasusnya adalah penerapan hukum di Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), yaitu tempat kerjanya di wilayah Lampung yang merupakan mitra dari Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu. Permasalahan utama yang terjadi adalah ancaman dan gangguan dari warga masyarakat yang tinggal di sekitar wilayah konservasi. Seperti adanya perambahan liar, illegal logging, fragmentasi habitat, perburuan satwa liar dan illegal fishing. Untuk itu perlu adanya strategi implementasi pengolaan kawasan konservasi berupa penegakan hukum LHK (Lingkungan Hidup & Kehutanan), pengelolaan habitat & populasi satwa liar dan pemberdayaan masyarakat. Ketiga hal itu sangat penting dan menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan, karena apabila satu unsur itu diabaikan maka upaya-upaya untuk mencapai tujuan utama melestarikan ekosistem di kawasan konservasi tidak akan tercapai. Jika kita mengabaikan aspek pendidikan, sosial, dan ekonomi di masyarakat maka secara tidak langsung masyarakat akan menjadi ancaman.

Dr. Moh. Ali Imron, S.Hut. dosen & peneliti di Fakultas Kehutanan UGM

Setelah ketiga narasumber memberikan presentasinya, giliran penanggap diskusi Dr. Moh. Ali Imron, S.Hut. dosen & peneliti di Fakultas Kehutanan UGM memberikan paparan berjudul “Harimau di Indonesia: Kerja ke Depan untuk Konservasi”. Pengelolaan konservasi harimau sangatlah kompleks dan harus lintas sektoral. Ancaman percepatan kepunahan bisa terjadi karena hilangnya habitat, fragmentasi habitat, perburuan liar atas harimau & mangsanya, serta adanya konflik manusia & harimau. Kasus klasik yang terjadi adalah pembangunan versus konservasi, contohnya pembangunan jalan sangat penting untuk akses ekonomi namun memiliki dampak tidak langsung mempercepat kepunahan harimau akibat mudahnya keluar masuk ke wilayah konservasi. Namun sebenarnya ada peluang meningkatkan populasinya karena harimau sangat adaptif, sebaran geografinya luas, serta kemampuan reproduksinya bagus. Agar bisa berhasil meningkatkan populasinya ada beberapa jalan yang bisa kita tempuh seperti identifikasi yang tepat terhadap status bahaya buat harimau, perlindungan dan penegakan hukum yang tegas, perbaikan habitat, monitoring populasi secara hati-hati dan kontinyu, serta tak kalah penting adalah dukungan politis dari tokoh politik dan akademisi.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*