Peringati Dies Natalis ke-74 UGM, Kagama Bontang Berbagi Kebahagiaan di Panti Jompo “Al Maghfirah”

Oleh: Humas Kagama Bontang

Dalam rangkaian merayakan Dies Natalis ke-74 UGM, Kagama Pengcab Kota Bontang menggelar kegiatan berbagi kebahagiaan di Panti Jompo “Al Maghfirah” yang berlokasi di Jalan Poros Bontang – Sangatta, Sabtu (25/11). Pada kesempatan berbahagia itu, Kagama Bontang menyerahkan donasi uang sejumlah Rp. 7.400.000,- dan sejumlah barang-barang kebutuhan sehari-hari.

Bantuan yang diberikan adalah sebagai bentuk kepedulian Kagama Bontang kepada lansia penghuni panti, dan memberi apresiasi kepada pengelola panti yang telah berkerja dengan sabar dan ikhlas selama ini. Meski kondisi panti jompo banyak memiliki keterbatasan, namun hal itu tidak mengurangi semangat para pengelola dalam mengasuh dan melayani kebutuhan lansia dengan sepenuh hati.

Ketua Kagama Bontang, Ririn Sari Dewi, mengatakan tujuan dilaksanakannya kegiatan sebagai bentuk kepedulian Kagama Bontang untuk lebih aktif terlibat dalam kegiatan sosial, terutama terkait dengan kesejahteraan kaum lansia. “Juga sebagai upaya nyata untuk mengajak masyarakat lebih peduli terhadap kaum lansia yang membutuhkan perhatian khusus,” ujarnya.

Pengasuh Panti Jompo “Al Maghfirah” yang akrab disapa Bu Asih menyambut baik kedatangan rombongan Kagama Bontang. Ia merasa sangat bersyukur dan menyatakan terima kasihnya atas sumbangan yang diberikan.

“Alhamdulillah, terima kasih atas bantuannya. Semoga bisa menjadi shodaqoh dan amal jariyah buat teman-teman Kagama Bontang, dan Allah SWT membalasnya dengan yang terbaik. Amin YRA,” ucap Bu Asih.

Sementara itu, ketua panitia acara, Ahmad Rois menyatakan kegiatan berbagi kebahagiaan ke panti jompo hanyalah salah satu kegiatan yang dilakukan Kagama Bontang dalam rangkaian acara memperingati Dies Natalis ke-74 UGM. Menurutnya, masih banyak agenda lainnya yang akan memuncak sampai pertengahan bulan Desember.

“Kagama Bontang tidak mau ketinggalan juga ikut merayakan dies natalis UGM, seperti kawan-kawan Kagama di seluruh Indonesia. Bukan hanya sebagai sarana guyub dan rukun, namun tidak melupakan sisi migunaninya, seperti apa yang kami lakukan di panti jompo,” pungkas Ahmad Rois.