Peduli Regenerasi, Kagama Bulu Tangkis Gelar Gathering Libatkan Junior

Dalam rangka menjalin tali silaturahmi antar generasi, Kagama Bulu Tangkis menggandeng UKM Bulu Tangkis UGM menyelenggarakan gathering di GOR Lembah UGM, Sabtu (22/2). Acara diikuti oleh sekitar 40-an peserta, yang terdiri dari alumni dan adik-adik yang masih aktif di UKM Bulu Tangkis.

Pertandingan eksibisi

Gathering berlangsung guyub dan penuh kehangatan. Selain diisi acara ramah tamah dan sharing dari para senior, untuk semakin memeriahkan suasana diadakan pula pertandingan eksibisi bulu tangkis bagi semua peserta. Kemenangan bukan target utama, namun yang terpenting adalah ikut berpartisipasi memeriahkan acara.

Pada pertandingan ganda, sengaja beberapa pasangan dikombinasikan unsur senior dan junior, untuk menunjukkan bahwa terwujud kekompakan dan kesinambungan antar generasi. Pesan yang mau disampaikan adalah senior dan junior lebur menjadi satu tanpa sekat.

Mugiyarto

Mewakili pihak UGM, Koordinator Bidang Organisasi dan Kegiatan Mahasiswa Ditmawa, Mugiyarto menyatakan harapannya semoga acara temu kangen lintas generasi ini mampu semakin menumbuhkan semangat adik-adik yang masih aktif di UKM Bulu Tangkis untuk lebih giat lagi dalam berorganisasi. Ia memuji konsep acara yang diadakan, karena sangat membantu pihaknya dalam menghidupkan kembali hubungan antara senior dan junior.

Mugiyarto berharap sharing cerita senior di masa lalu mampu membuka mata adik-adik tentang sejarah perjuangan senior mereka saat masih aktif di kala gelanggang masih berdiri dulu. Ia yakin militansi senior terhadap UGM dari saat aktif dulu sampai sekarang akan menular kepada junior, dan tentu saja akan lebih memacu adik-adik untuk lebih giat lagi menekuni dunia bulu tangkis.

Mugiyarto menyatakan kepedulian senior kepada junior sangat penting, mengingat adik-adik sangat membutuhkan bimbingan dan pendampingan dari alumni. Peran alumni sangat dibutuhkan dalam banyak hal, termasuk dalam hal pembiayaan kegiatan.

“Karena unit-unit sekarang ini dituntut berprestasi atau paling tidak menunjukkan reputasinya. Demikian halnya dengan unit bulu tangkis, sehingga untuk menjadi berprestasi tentu saja membutuhkan dukungan dari banyak pihak termasuk alumni,” pungkasnya.

Budi Susilo

Sementara itu, Ketua Kagama Bulu Tangkis, Budi Susilo (FTP ’89) dalam awal sambutannya melaporkan dalam kurun waktu kurang lebih 15 tahun, alumni sudah berkumpul atau menggelar reuni sekitar 10 kali di berbagai kota. Hal ini mengandung pesan bahwa bulu tangkis bukan sekedar bertemu saat latihan dan bertanding saja, namun dalam jangka panjang bisa menyatukan anggota unit, berikut keluarganya.

“Sebagai contoh, saat ini alumni generasi yang terpaut sekitar 15 tahun masih rutin berkumpul secara informal meski hanya sekedar ngopi dan ngobrol bersama. Semoga adik-adik kelak juga meniru hal yang sama,” harapnya.

Budi menyebutkan dalam rentang waktu ke depan ikatan kekerabatan antara mereka yang punya minat atau passion yang sama, jauh lebih kuat dibanding teman satu fakultas atau jurusan, dan umumnya lebih langgeng. Maka dari itu ia berpesan kepada adik-adik, mumpung masih rutin kumpul saat latihan ataupun pertandingan, ikatan silaturahmi dipererat mulai dari sekarang dan dijaga sampai kelak menjadi alumni.

Menurutnya, semua anggota unit tidak semuanya harus menjadi pemain, tapi juga ada yang dengan kerelaan hati menjadi pengurus. Ia mencontohkan, saat menjadi ketua unit dulu ia murni menjadi pengurus dan tidak ikut bermain. Ia benar-benar mengurusi sepenuhnya kawan-kawan yang bermain, semisal membantu mencarikan dana, sampai hal yang remeh seperti mengurusi kostum.

Budi mengingatkan adik-adik bahwa banyak pembelajaran yang bisa didapatkan dari ikut UKM Bulu Tangkis, seperti bagaimana berorganisasi yang baik dan belajar memupuk rasa kesetiakawanan. Ia tak lupa berpesan, setelah lulus kelak dan menjadi alumni, tetap aktif menjalin komunikasi dan silaturahmi, bukan saja dengan generasi angkatannya tapi juga mereka yang lebih senior dan juga adik-adik angkatan mereka.

“Terakhir, mewakili teman-teman, saya ucapkan terima kasih tak terhingga kepada pihak Ditmawa UGM yang telah banyak membantu dalam hal memfasilitasi semua yang kita butuhkan,” tutupnya.

Joko Teguh Santoso

Koordinator acara, Joko Teguh Santoso (Sastra Nusantara ’88) menambahkan, berdasar kesulitan yang dialami saat mau menyewa tempat untuk gathering, membuat tekad untuk memformalkan Kagama Bulu Tangkis semakin kuat. Karena menurutnya, dengan adanya wadah yang resmi, tentu akan banyak dimudahkan dalam segala hal yang terkait dengan kegiatan.

Namun itu semua tergantung keputusan senior. Keputusan untuk dibuat resmi atau tidak akan dibahas lebih lanjut seusai acara, karena semua ada konsekuensinya, demikian imbuhnya.

“Pertemuan kali ini dengan melibatkan senior dan junior adalah langkah awal Kagama Bulu Tangkis menuju komunitas yang lebih solid dan bermanfaat. Paling tidak membuka mata dunia bahwa ada yang namanya Kagama Bulu Tangkis,” ujarnya sembari tersenyum.