Sebuah prestasi membanggakan telah berhasil ditorehkan oleh Adiswara Gadjah Mada (Alumni Paduan Suara Mahasiwa UGM) yang berkolaborasi dengan Kagama Beksan menggelar konser virtual berjudul “Ora Iso Mulih: Kagama Berdonasi” pada hari Jumat (22/5/2020), sekaligus sebagai ajang donasi yang mana berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp. 100 juta. Pada saat konser virtual berlangsung sumbangan yang masuk Rp. 80 juta lebih sedikit. Sampai hari Jumat (29/5/2020), waktu tenggat terakhir pengumpulan donasi, sumbangan yang mengalir semakin banyak sehingga terkumpul Rp. 98,3 juta. Lalu oleh seseorang teman yang baik hati digenapkan menjadi tepat 100 juta dan langsung ditransfer ke rekening Kagama Care.
Tanpa mengecilkan arti peran serta teman-teman lainnya, acungan jempol pantas disematkan kepada Kusuma Prabandari yang acapkali disapa Rita sebagai producer dan Belinda Arunarwati Margono selaku co-producer produksi pembuatan video “Ora Iso Mulih”. Mereka berdua dibantu oleh Ito Soemardi, Hendricus Widi dan Tri H. Sulistiyo bekerja kompak bahu membahu sebagai satu kesatuan tim produksi yang akhirnya sukses memproduksi video yang termasuk fenomenal.
Rita mengatakan ide pembuatan video “Ora Iso Mulih” berawal dari suksesnya publikasi & sambutan luar biasa atas produksi virtual choir “Ibu Pertiwi” yang merupakan proyek sebelumnya, yang mana hasilnya jauh di atas ekspektasi semula. Awalnya hanya mentargetkan peserta 100 orang namun tidak disangka akhirnya diikuti sampai 165 peserta. Dan setelah ditayangkan kepada publik banyak sekali pertanyaan yang masuk kapan akan memproduksi lagi karya serupa. Karena saat itu banyak sekali bermunculan di sosial media grup choir yang membuat lagu sebagai upaya mengatasi kejenuhan akibat terlalu lama Work from Home. Dan Adiswara juga termasuk ditunggu karya-karyanya.
Rita menjelaskan kenapa proyek selanjutnya bernama konser virtual bukan virtual choir, karena ia membayangkan tidak hanya berisi nyanyian saja & harus sesuatu yang baru. Jadi intinya merupakan kolaborasi dari berbagai unsur seni yang potensinya dimiliki oleh alumni UGM. Sehingga yang terbayangkan adalah gabungan antara nyanyian, tarian, musik dll. Atas ide itulah maka tercetus pemikiran sebuah konser, dan karena konsernya tidak di atas panggung maka disebut konser virtual.
Kemudian pemilihan lagu “Ora Iso Mulih” karya Didi Kempot memang disesuaikan dengan kondisi terkini lebaran tahun ini dimana tujuan utamanya adalah mendukung pemerintah yang menghimbau masyarakat untuk tidak mudik. Selain itu karya-karya Didi Kempot sangat digemari masyarakat saat ini sehingga banyak yang kenal & hapal termasuk lagu “Ora Iso Mulih”. Sempat terbersit keraguan karena lyricnya berbahasa Jawa dikhawatirkan warga Kagama yang bukan orang Jawa tidak akan paham. Namun setelah dipikir-pikir hampir sebagian besar alumni UGM mengerti bahasa Jawa akhirnya ide pemilihan lagu tersebut terus berlanjut.
Rita menambahkan kenapa dalam judul acara juga disebut Kagama Berdonasi, karena tim produksi berpikir bagaimana caranya pembuatan proyek video juga bisa sebagai ajang penggalangan dana untuk mereka yang terdampak Covid-19. Awalnya sempat tidak yakin juga apakah ada yang sudah bersedia tampil tidak dibayar namun malah harus memberikan donasi yaitu minimal Rp. 50.000 per aksi baik menyanyi, menari ataupun bermusik. Namun sungguh di luar dugaan, di masa pendaftaran yang hanya berkisar 4 hari, dari target awal hanya 200 orang yang mendaftar justru mencapai 250 pendaftar.
Senang yang mendaftar sampai 250 orang namun sekaligus juga menjadi beban pemikiran bagaimana orang sebanyak itu semua bisa masuk frame video dengan lagu yang hanya berdurasi sekitar 4:45 menit. Akhirnya tim produksi menyiasati dengan melakukan aransemen ulang lagu sesuai kebutuhan & diperpanjang durasinya sampai sekitar 7 menit sehingga semua penampil bisa masuk dalam frame yang membuat penyanyi, penari & pemusik bisa tampil berkolaborasi secara cantik dalam video.
Setelah proses aransemen lagu & musik rampung, langkah berikutnya adalah menunjuk 4 orang vocal guide untuk suara sopran, alto, tenor & bass. Tantangannya adalah keempat orang tersebut domisilinya di kota yang berbeda-beda, dimana mereka harus bisa membuat lagi sesuai partiturnya dalam waktu sehari, merekamnya & mengirimkan kepada tim produksi. Yang tidak kalah repot adalah tim produksi harus membuat video vocal sebagai acuan buat para peserta, seperti gerakan tariannya seperti apa agar menyatu dengan musiknya, seberapa jauh jarak antara obyek dengan kamera, backgroundnya warna apa, lalu kostum yang dipakai seperti apa. Semua itu ditentukan secara rinci agar tidak timbul banyak pertanyaan & hasilnya bisa seragam.
Ketika proses pra produksi sudah selesai & teman-teman semua sudah siap bikin videonya masing-masing tiba-tiba ada kabar Didi Kempot meninggal mendadak pada tanggal 5 Mei. Hal itu membuat banyak kawan-kawan yang shock & larut dalam kesedihan. Namun pada akhirnya justru mereka menjadi terlecut semangatnya untuk tampil bagus buat mendedikasikan karyanya kepada almarhum Sang Maestro. Dan hal itu mau tidak mau tentu saja membuat tim produksi harus merubah skenario videonya. Sehingga akhirnya Ketua Umum Ganjar Pranowo yang menjadi pembuka video & menyampaikan testimoninya tentang ajakan untuk tidak mudik serta mengenang almarhum Didi Kempot, agar story boardnya menjadi utuh.
Rita tidak menyangka bahwa seminggu setelah konser virtual berlangsung donasi yang masuk dari peserta & non peserta menyentuh sampai angka Rp. 100 juta. Ia sangat bersyukur atensi warga Kagama sedemikian tinggi. Ia secara terus terang mengakui bahwa proyek ini adalah pencapaian atau milestone yang sungguh luar biasa dari Adiswara & Kagama Beksan, khususnya Kabek Jabodetabek. Hal itu ditandai dengan jumlah viewer & subscriber akun Adiswara Gajah serta Kagama Beksan Indonesia di Youtube yang meningkat tajam pasca video “Ora Iso Mulih” dipublish.
“Dalam kesempatan ini ijinkan saya baik sebagai pribadi maupun Ketua Adiswara mewakili tim produksi mengucapkan terima kasih tak terhingga atas semua dukungan dari teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Tapi sungguh luar biasa dukungannya sejak awal kami menyiapkan sampai eksekusi serta publikasi sehingga donasi yang masuk bisa mencapai 100 juta,” ucap Rita. “Dan saya mohon maaf jika ada yang kurang maksimal dari kegiatan ini meski menurut saya ini adalah sebuah milestone yang pantas dibanggakan. Saya ingin ini adalah awal bagi Adiswara sebagai Kagama komunitas untuk bukan hanya sekedar berkumpul namun menghasilkan sebuah karya seni yang patut diapresiasi secara luas.”
Dalam kesempatan terpisah, Belinda Arunarwati Margono selaku co-producer produksi video ‘Ora Iso Mulih’ mengatakan “Sebuah pengalaman luar biasa untuk terlibat dalam penyelenggaraan dan pembuatan konser virtual ini. Saya sangat menikmati proses pembangunan ide sampai dengan tahapan realisasi hingga melihat hasilnya. Video konser itu bukan hanya menampilkan nyanyian yang ciamik, namun juga kombinasi dengan tarian dan permainan musik yang keren. Ini benar-benar menggambarkan bahwa warga Kagama memang multi talenta. Belum lagi melihat semangat para partisipan, yang sesungguhnya mereka sudah terepotkan dengan pengambilan gambar pada saat mereka berkarya seni, namun mereka masih rela berdonasi untuk bisa tampil dalam video itu.”
“Sungguh luar biasa, membuat saya sangat bangga dengan Kagama. Yang lebih seru lagi, saya bangga dan bersyukur menjadi bagian dari “the dream team” tim produksi. Karena kami hanya berlima, namun bisa mengurusi itu semua dengan cara yang amazing. Masing-masing dari kami sudah sangat bisa mengatur diri sendiri, paham harus mengurus apa dan bertanggungjawab sampai di mana. Rapat-rapat kami selalu seru, banyak guyon, ya walaupun ada stressnya juga. Biasanya kalau kami ada sedikit ‘crash’, kami nggak bikin meeting dan tidur saja yang cukup, baru besok mulai lagi. Pokoknya salut dengan semua teman-teman yang mendukung acara & terima kasih banyak atas support serta bantuannya.” demikian pungkas Belinda.
Bagi yang ingin menyaksikan videonya secara komplit silakan buka tautan di Youtube berikut ini:
Leave a Reply