Selama ini komunitas Kagama Gelanggang (KG) di bawah kepemimpinan Putut Ariwibowo dalam kegiatan dan program kerjanya tak lepas dari misi sosial yang diusungnya. Ada dua kegiatan sosial yang telah menjadi agenda rutin sejak lama, yaitu pemberian beasiswa kepada mahasiswa pegiat gelanggang atau aktifis Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), dan menyelenggarakan kurban setiap hari raya Idul Adha.
Selain itu, KG juga terlibat dalam beberapa program kerja di desa binaan Pakembinangun, Kec. Pakem, Sleman, yaitu ikut serta dalam pengembangan seni budaya dengan cara menyelenggarakan pelatihan tari kepada anak-anak, serta memberikan pendampingan kepada mahasiswa yang melaksanakan kewajiban KKN. Untuk dua kegitan tersebut, KG berkolaborasi dengan UKM Swagayugama dan Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat (DPKM) UGM.
Suasana di Kantin Kinanti I
Tentu saja untuk menopang misi sosialnya tersebut, KG membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit. Selama ini sebenarnya sudah tercukupi dengan donasi yang masuk dari hasil sumbangan warga KG sendiri maupun dari pihak luar.
“Namun, tidak mungkin selamanya kita hanya mengandalkan donasi,” tutur Koordinator Unit Usaha dan Bendahara Kagama Gelanggang, Nur Aini yang akrab disapa Eni kepada kagama.id yang mewawancarainya, Kamis (7/9/2023).
Maka kemudian tercetuslah ide mendirikan unit bisnis yang profit oriented yang hasilnya akan digunakan sebagai sumber pembiayaan program kerja KG, begitu imbuh Eni. Eni sendiri yang kemudian ditunjuk sebagai penanggung jawab kegiatan.
Aksi Gelanggang Bergerak tahun 2020 ketika pandemi melanda
“Hasil keuntungannya selain untuk menambah kas organisasi, yang terpenting adalah untuk membiayai program-program kegiatan KG, semisal pemberian beasiswa, penyelenggaraan kurban, pendampingan di desa binaan, dll. Juga bisa dialokasikan ketika ada bencana atau musibah terjadi, seperti saat pandemi melanda lewat aksi Gelanggang Bergerak,” jelas Eni.
Pada bulan September 2022 berdirilah unit bisnis pertama di bawah pengelolaan KG, yaitu membuka kantin di Kinanti I Residence, asrama khusus untuk mahasiswi di bawah pengelolaan UGM yang berlokasi di Gang Kinanti, Jl. Kaliurang km 5. Di kantin tersebut, dalam operasionalnya Eni dibantu oleh 3 mahasiswi yang bekerjanya bergiliran.
Menurut Eni, prinsip yang diterapkan KG dalam unit bisnisnya adalah sebisanya dari kita, oleh kita, dan untuk kita. Sehingga ketika merekrut pegawai, yang diprioritaskan adalah adik-adik mahasiswa yang aktif di UKM. Juga agar melibatkan banyak anggota yang hoby atau pekerjaannya memasak, penyediaan menu sayur untuk lauk digilir bergantian setiap hari oleh warga KG sendiri.
Henry Pribadi bersama penjaga angkringan di Hotel Patra Malioboro
Hampir setiap hari Eni mendampingi adik-adik mahasiswi yang bekerja part time di kantin. Menurutnya, mereka bukan hanya membantu operasional, namun juga sekaligus belajar berorganisasi, serta menyerap nilai spirit kegelanggangan.
Ketika kantin sudah berjalan relatif stabil, maka menyusul berdirilah unit bisnis yang kedua, yaitu warung angkringan dan bakmi Jawa di pelataran depan Hotel Patra Malioboro. Sebagai koordinator atau yang bertanggung jawab adalah Henry Pribadi, alumnus Sastra Nusantara angkatan ’93 yang dulu aktif di UKM Swagayugama.
Di tempat tersebut, adik-adik mahasiswa yang bekerja menjaga angkringan juga diprioritaskan mereka yang aktif di UKM. Lebih diutamakan mereka yang sudah mendekati akhir kelulusan, karena lebih luang waktunya, sehingga tidak mengganggu studinya.
Eni mengaku sangat senang, selama 2 tahun ini unit bisnis KG progresnya berjalan dengan baik. Ia berharap ke depannya akan semakin banyak lagi tercipta unit-unit bisnis lainnya. Dengan harapan tentu saja semakin banyak pihak yang bisa terbantu, dari hasil keuntungan yang diperolehnya.
Warung bakmi Jawa di Hotel Patra Malioboro
“Saat ini sudah ada tawaran dari sebuah hotel kepada KG untuk mengelola usaha kuliner di tempatnya. Keinginannya sama dengan apa yang sudah berjalan di Hotel Patra, yaitu jualan bakmi Jawa dan angkringan. Ini masih dalam taraf penjajagan. Semoga tak lama lagi bisa terwujud,” harap Eni.
Eni menambahkan, bahwa sungguh patut disyukuri sejauh ini KG telah berhasil memberikan bea siswa kepada sekitar 25 mahasiswa selama 2 kali periode. Meski jumlahnya relatif tidak besar, Eni berharap semoga bisa meringankan beban keuangan adik-adik penerima beasiswa.
Ia kemudian menjelaskan, beasiswa tidak diprioritaskan kepada mahasiswa yang kurang mampu, karena sudah banyak pihak di luar sana yang menyelenggarakannya. Namun beasiswa diutamakan kepada mahasiswa/i yang di tengah kesibukan kuliahnya masih menyempatkan dirinya mau belajar non akademis lewat UKM yang disukainya.
Penangung jawab unit bisnis Kagama Gelanggang foto bersama di Kantin Kinanti I
“Sebenarnya beasiswa ini adalah wujud apresiasi KG kepada adik-adik yang di tengah kepadatan studinya masih mau menyisihkan waktunya menjadi aktifis UKM atau pegiat gelanggang,” pungkas Eni.