Kagama Telekonseling Edisi Spesial: Pentingnya Pendampingan Medis dan Psikologis Pasien Covid-19

Pasien yang terinfeksi Covid-19 mengalami perubahan kondisi medis dan psikologis. Melihat fenomena pentingnya pendampingan medis dan psikologis untuk pasien Covid-19, PP Kagama menyelenggarakan webinar Kagama Telekonseling edisi spesial dalam rangka peluncuran aplikasi K-GAMA Health, pada hari Sabtu (11/09/2021).

Webinar menghadirkan narasumber dr. Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D (Direktur Pusat Kedokteran Tropis UGM), dan Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si (Ketua Umum Ikatan Psikologi Klinis Indonesia). Ketua Umum PP Kagama, Ganjar Pranowo, S.H, M.IP berkenan memberikan kata sambutan, dan Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC,CLU (Menteri Kesehatan RI) bertindak sebagai keynote speaker. Jalannya acara dipandu oleh dr. Risalia Reni Arisanti, MPH dan dr. Maria Silvia Merry, M.Sc.

Di awal acara tampil Anwar Sanusi, Ph.D. (Waketum 2 PP Kagama) memberikan sambutan dari panitia. Disusul demo aplkasi K-Gama Health oleh Raharjo, S.T., dan dilanjutkan testimoni oleh Ir. Budi Karya Sumadi.

Raharjo, S.T.

“Aplikasi K-Gama Health merupakan piranti yang tersedia dalam android app. User yang terdaftar dan tercatat bisa memanfaatkan fitur chat dengan dokter dan psikolog yang terjadwal. Terdapat riwayat chat tersimpan dan menampilkan artikel/berita terkait edukasi kesehatan.” ujar Raharjo menjelaskan.

Menteri Kesehatan, Ir. Budi Gunadi Sadikin sebagai pembicara kunci menyampaikan pentingnya keberadaan telekonseling dan telemedis dalam penanganan Covid-19. Pandemi Covid-19 memberikan tekanan ke semua sektor kehidupan manusia. Semua aktivitas yang dilaksanakan secara fisik harus dialihkan ke saluran virtual untuk menekan laju penyebaran Covid-19. Aktivitas ekonomi dan kesehatan yang hampir 90% dilakukan dengan bersentuhan fisik sehingga berdampak besar pada moneter dan keuangan dunia.

Ir. Budi Gunadi Sadikin, CHFC,CLU, Menteri Kesehatan RI

“Pandemi menuntut perubahan drastis dalam kehidupan manusia. Pandemi memaksa untuk beradaptasi cepat. Kemenkes RI bekerja sama dengan 11 startup aplikasi telemedicine yang sangat membantu pasien-pasien yang positif Covid-19 dan diharuskan menjalani isolasi mandiri di tempat tinggalnya. Namun secara psikologis pasien juga mengalami stres dan tekanan mental yang harus ditangani, dan K-Gama Health hadir untuk penanganan telekonseling pendampingan medis dan psikologis untuk pasien covid-19. Kontribusi Kagama selalu berkolaborasi dengan pemerintah dalam menanggulangi Covid-19.” pungkas Ir. Budi Gunadi.

dr. Riris Andono Ahmad, MPH, Ph.D., Direktur Pusat Kedokteran Tropis UGM

Narasumber pertama, dr. Riris Andono Ahmad memaparkan kondisi pandemi yang membatasi jarak fisik namun mampu melahirkan kreatif dan inovasi untuk mengembangkan virtual medicine. Tren positif Covid-19 di Indonesia yang sudah melewati dua gelombang dan merenggut ratusan ribu jiwa yang meninggal dunia.

“WHO menyebutkan perlu waktu setidaknya 5 tahun penanganan agar dapat dikontrol penyebarannya. Kecepatan vaksinasi di Indonesia terus dipercepat. Indonesia dengan target vaksinasi 208 juta jiwa setara dengan 416 juta dosis. Saat ini, Indonesia baru memenuhi 85 juta jiwa. Jika vaksinasi berjalan dengan lambat akan membuat herd immunity sulit tercapai. Layanan telekonseling K-Gama Health diharapkan mampu menjadi solusi alternatif dalam menangani Covid-19.” demikian dr. Riris mengakhiri paparannya.

Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si., Ketua Umum Ikatan Psikologi Klinis Indonesia

Narasumber kedua, Dr. Indria Laksmi Gamayanti menjelaskan pentingnya pendampingan psikologis pada Covid-19. Pandemi memberikan dampak besar meliputi fisik, psikologis, ekonomi, dan sosial. Perlu tindakan preventif untuk mengatasi persoalan medis dan psikologis yang disebabkan oleh Covid-19.

“Masalah psikologis muncul akibat Covid-19 diantaranya, cemas/takut, bingung, stress, trauma psikologis, masalah belajar dan pekerjaan, depresi, mood swing, sulit tidur, panik, bahkan percobaan untuk bunuh diri.” ungkap Dr. Indria.

Menurutnya, perlu adanya tata kelola kasus mulai dari intake interview, observasi dan wawancara, melengkapi dengan sumber data lain, pengetesan dan percobaan, integrasi dan analisis data. Hal tersebut merupakan proses asesmen. Kemudian asesmen disampaikan dan intervensi awal. Proses rujukan dan kerja sama dengan stakeholder atau professional lain, Intervensi lanjut diakhiri dengan evaluasi dan follow-up.

“Proses intervensi dalam telepsikologis dapat dilihat dari intonasi suara dan ekspresi wajah namun tidak semua gestur bisa ditangkap dan diinterpretasi dengan jelas. Perlu panduan dan rambu-rambu yang jelas sehingga telekonseling psikologis bisa berjalan efektif.” pungkas Dr. Indria. [arma]

*) Materi selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel: