Oleh: Ardiati Bima
Setiap pagi grup WA Kagama Care Ketahanan Pangan (KCKP) Parepare ramai dengan postingan anggotanya. Ada yang memposting kangkungnya yang sedang tumbuh, ada yang pamer pupuk buatannya, ada pula yang bertanya kenapa tanamannya kok tidak subur dan sebagainya. WAG tersebut beranggotakan Ibu-ibu binaan yang dibentuk oleh Asniar Khumas salah seorang “provokator” KCKP di Parepare. Parepare merupakan salah satu kota dari 16 kabupaten / kota dimana kegiatan KCKP dilaksanakan.
Saat ini terdapat 107 kelompok masyarakat di 14 propinsi yang sedang digarap oleh KCKP. Jumlah kelompok akan semakin bertambah seiring bertambahnya minat dari partisipan dan keaktifan para provokator dalam mengkampanyekan kegiatan bertanam dengan memanfaatkan jaringan alumni UGM. Dalam melaksanakan kegiatan para “provokator” dapat menggandeng mitra lain untuk mendukung program ini.
Untuk mendukung pelaksanaan kegiatan di lapangan, Tim KCKP melakukan pendampingan teknis yang dilakukan melalui zoom meeting. Awal zoom meeting adalah pada hari Senin (1/6/2020) Tim KCKP melaksanakan rapat koordinasi dengan para “provokator” dan partisipan. Lalu pada hari Sabtu (20/6/2020) terwujudlah koordinasi dan pendampingan teknis melalui zoom meeting dengan materi tentang “Media Tanam, Wadah dan Persemaian”, dimana agenda ini juga dihadiri secara virtual oleh Ganjar Pranowo Ketua Umum PP Kagama.
Media tanam, wadah dan persemaian merupakan pengetahuan dasar untuk bercocok tanam. Tema ini dipilih mengingat partisipan dari KCKP tidak semuanya berlatar belakang petani atau punya pengalaman bertani. Materi disampaikan oleh Sribudi Astuti, alumni UGM dari Fakultas Teknologi Pertanian Jurusan Mekanisasi Pertanian angkatan 1997. Materi dapat diterima dengan mudah oleh peserta, karena didasari oleh pengalaman sehari-hari Budi dalam mengelola sawah dan pekarangan bersama ayahnya.
Menurut Budi, untuk memotivasi pemula agar senang bertanam adalah dengan memulai bertanam yang mudah dulu dan cepat panen, seperti kangkung dan bayam. Sedangkan media tanam dapat memanfaatkan sampah rumah tangga, dan wadah untuk bertanam juga dapat menggunakan barang di sekitar rumah yang sudah tidak dipakai, sehingga secara optimal melaksanakan 3 R (Reuse-Reduce dan Recycle) atau menggunakan kembali barang yang masih dapat dimanfaatkan, mengurangi sampah dan mendaur ulang.
Pendampingan secara online sebagai media untuk koordinasi, berbagi pengetahuan dan pengalaman akan dilakukan oleh Tim KCKP dengan tema yang lain, sesuai permintaan dari para “provokator” dan partisipan. Tim KCKP juga tengah mempersiapkan buku kedua sebagai panduan tehnis lapangan, menyusul buku pertama yang telah didistribusikan dalam versi cetak maupun e-book.