Oleh: Yuniar Surindraswiro (Teknik Arsitektur ’94)
Kagama Balikpapan Weekend Sharing selalu hadir setiap dua minggu sekali, dan saat ini telah memasuki seri ke-3. Tema obrolan yang diusung secara online pada hari Minggu tanggal 20 September 2020 jam 10:00-12:00 WITA adalah “Kreatif Berbisnis dengan Marketing Sosial Media”. Setelah dibuka dengan doa, lalu pemutaran lagu Kebangsaan Indonesia Raya dan Hymne Gadjah Mada, selanjutnya host acara Ical Chaniago Alumni Kehutanan 98 memberikan kesempatan kepada para narasumber untuk mempresentasikan pemaparannya.
Kesempatan pertama diberikan kepada Dilla H. Rasyid (Alumni Ilmu Gizi 2008) yang membagi pengalaman mengasah bakat berbisnisnya sejak masa mahasiswa di Jurusan Ilmu Gizi UGM. Dilla sebenarnya bekerja di Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, namun karena mau punya momongan akhirnya mengambil keputusan berhenti bekerja kantoran dan memilih full di rumah.
Tak lama berselang lama setelah si kecil lahir dan beranjak balita, keinginan berkegiatan bisnis di rumah muncul kembali. Kali ini yang dipilih adalah kuliner rumahan. Sempat jungkir balik dengan Soto Semanggi, akhirnya pilihan saat ini adalah menu khas Jogja yang tidak banyak dijumpai di Balikpapan. Melalui Whatapps, Facebook dan Instagram @dapur_jogjes dalam setahun ini menu kupat tahu dan lotek dagangannya mulai mendapat tempat di masyarakat Balikpapan. Menu yang diolah dan dikirimkan segar sesaat setelah dimasak ini diproduksi dan terjual tak kurang 100-150 paket setiap PO (open order) yang dibuka seminggu 2 kali.
Kesempatan berikutnya Evi Indrawati berbagi pengalaman yang tidak kalah seru. Sarjana Teknik Sipil UGM 97 dan sempat berkarir di perusahaan migas internasional TOTAL EP tidak membuatnya mengubur keinginan berbisnis sendiri. Setelah tidak aktif lagi sebagai pekerja kantoran kemudian merintis usaha kuliner 6-7 tahun lalu di mana saat itu masih menggunakan platform Blackberry Messanger sebagai media komunikasi dan pemasaran. Sempat berjalan lancar dengan mempekerjakan beberapa staff admin / medsos dan produksi. Bahkan memberanikan diri berinvestasi untuk membuka restoran (dine-in) dengan brand Si Pitak (Pizza Kotak). Pasang surut bisnis terjadi dan sekira 3 tahun lalu memutuskan menutup restoran dan menjual semua perabot dan peralatan restonya.
Tidak menyerah sampai disitu, usaha kuliner dibangkitkan kembali dari dapur rumah. Dan kali ini seluruh display, marketing dan order dikelola dengan menggunakan media online. Dengan brand baru @kuwehkuwehbpn pesanan produk-produk seperti brokat (brownies sekat), karipap dan korean garlic mengalir masuk melalui akun media sosialnya. Pelan tapi pasti peralatan produksi skala rumah tangga yang pertama kali digunakan, saat ini hampir seluruhnya sudah diganti dan ditingkatkan dengan yang berkapasitas industri UKM.
Narasumber penutup adalah Julian Latuheru Alumni MM UGM angkatan 47 tahun 2008. Meski masih nyaman dengan “status” Kagama Balikpapan, namun saat ini ia bermukim di Makasar Sulawesi Selatan. Produk yang digelutinya bukan skala rumahan lagi, tapi penambangan dan penjualan produk marmer. Alih-alih harus mengeluarkan modal besar untuk membeli dan mengelola tambang sendiri, Julian memilih jalan lain.
Melihat cukup banyaknya penambang batu marmer di sekitar Sulawesi Selatan, muncul permasalahan yang menjadi peluang yaitu pemasaran. Dengan membangun website dan aktif bermedia sosial melalui @makassarmarmer, beberapa tambang marmer dibangun kemitraan untuk menangani pemasaran, pengiriman hingga aplikator pemasangan bila dibutuhkan. Jaringan pelanggan yang dibangun menggunakan media internet (medsos) berasal dari Indonesia dan sebagian luar negeri. Saat ini berkat media sosial dan internet Julian dipercaya sebagai konsultan inspeksi produk yang akan dibeli para pelanggannya dari beberapa titik penambangan marmer di Indonesia.
Sesu berikutnya adalah diskusi yang berjalan hangat dengan belasan pokok pertanyaan dari puluhan audiens yang bergabung di Zoom Meeting. Secara garis besar pertanyaan adalah bagaimana mengoptimalkan media sosial, menentukan segmen pelanggan, menjaga eksistensi selama pandemi dan mengantisipasi persaingan dari usaha sejenis.
Sebuah diskusi ringan dan mencerahkan telah usai. Selamat berjumpa kembali pada Kagama Balikpapan Weekend Sharing edisi berikutnya.