Kagama Bali & Kelompok Wana Kerta Lestari Bersiap Kolaborasi Kembangkan Wisata Hutan Bambu Sandan, Tabanan

Hutan bambu Sandan berada di Desa Bangli, Kec. Baturiti, Kab. Tabanan, Bali. Letaknya di Bukit Ganjar yang berada di bentang alam Gunung Batukaru yang merupakan kawasan hulu pulau Bali. Gunung Batukaru termasuk salah satu bentuk kawasan hutan konservasi, artinya kawasan ini memiliki fungsi untuk perlindungan, serta tempat berbagai jenis flora dan fauna. Saat ini di sana ada 34 jenis bambu yang ditanam.

Area hutan bambu di Banjar Sandan luasnya sekitar 100 hektar dan sudah dikembangkan sejak 2002. Namun warga setempat tidak berani memanfaatkannya karena merasa bukan miliknya. Dengan pendampingan Kagama Bali, akhirnya warga berhasil mendapatkan ijin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atas Perhutanan Masyarakat. Kagama dan warga berharap, nantinya akan lebih banyak lagi manfaat yang bisa didapat selain dari segi konservasi. Misalnya, untuk pemanfaatan bambu secara ekonomi dan wisata hutan.

Di Sandan kebetulan sudah ada kelompok bernama Wana Kerta Lestari (WKL) yang aktif bergerak dalam pengelolaan hutan sejak tahun 2019. Lewat kelompok WKL itulah Kagama Bali melakukan pendekatan untuk pengelolaan hutan bambu, khususnya buat kepentingan ekowisata.

I Gusti Ngurah Agung Diatmika & Putra Agung sedang beramah-tamah dengan anggota kelompok WKL

Menindaklanjuti pembicaraan yang telah dilakukan sebelumnya, Ketua Kagama Pengda Bali, I Gusti Ngurah Agung Diatmika, didampingi oleh Ketua Bidang 6 PP Kagama, Putra Agung, dan beberapa warga Kagama Bali, mengunjungi hutan bambu Sandan, Kamis (14/4/2020). Mereka diterima dalam sebuah acara santai dan cair oleh warga yang tergabung dalam kelompok WKL di hutan bambu. Tidak ada agenda resmi yang diusung, hanya pembicaraan lanjutan tentang ide mengembangkan wisata hutan bambu di Sandan.

Diatmika berharap semoga warga sudah bisa memperoleh manfaat ekonomi dari hutan bambu dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang akan dibangun fasilitas untuk umum seperti toilet, dan untuk itu keberadaan air sangat penting. Akan dipikirkan bersama bagaimana caranya memperoleh air dari sumbernya. Tentu saja Kagama Bali tidak bisa melaksanakannya sendirian. Bantuan dari pihak-pihak terkait sangat diharapkan.

Berdasar laporan warga, ternyata di area hutan bambu menyimpan potensi adanya beberapa jenis tumbuhan anggrek hutan yang belum terpikirkan untuk konservasi serta pemanfaatannya secara ekonomi. Diatmika meminta warga memotret anggrek yang sudah berbunga dan mengirimkan fotonya kepada Kagama Bali. Apabila dirasa memungkinkan nanti akan ditindaklanjuti.

“Saya rasa ini info yang menarik. Kami akan koordinasikan dengan Kagama Orchids, yaitu teman-teman Kagama yang konsen dengan anggrek. Kemarin mereka telah melakukan survei anggrek ke Pempatan, Karangasem. Kita harapkan besok-besok mereka akan bersedia survei ke sini juga, membantu warga melakukan konservasi ataupun pelatihan,” ujar Diatmika.

Ketua Kelompok Wana Kerta Lestari, I Made Sudha Arnaya

Dalam kesempatan yang sama, ketua kelompok WKL, I Made Sudha Arnaya, mengatakan kelompoknya siap bersinergi dengan Kagama Bali dalam pengelolaan hutan bambu, termasuk pariwisatanya. Ia berharap ke depannya juga terpikirkan untuk menggarap sektor agrowisata di wilayahnya, karena sebagian besar anggota WKL adalah petani yang menghasilkan beberapa produk pertanian.

“Terima kasih Kagama karena berkat pendampingannya kami warga Sandan bisa memanfaatkan hutan bambu. Juga kami pernah dibantu secara material berupa uang tunai dan 2 mesin pemotong rumput pada tahun 2021. Sekali lagi terima kasih,” pungkasnya.

Be the first to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.


*