Iva demikian wanita mungil & multi talenta itu biasa dipanggil. Orang-orang mengenalnya sebagai staf pengajar di Fakultas Filsafat UGM & menjabat sebagai Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol UGM, namun mungkin banyak yang tidak tahu kalau ia juga jago di dunia tarik suara. Ia bahkan bergabung dengan grup band dNextG yang anggotanya dosen semua lintas fakultas.
Terlahir dengan nama Iva Ariani di Yogyakarta 20 Oktober 1976, wanita yang mempunyai 2 anak kembar itu menempuh pendidikan dari SD sampai SMA di kota kelahirannya. Tamat SMA Negeri 6 Yogyakarta tahun 1994 ia ikut ujian saringan masuk PTN & diterima di Fakultas Filsafat UGM yang merupakan pilihan ketiganya. Sebenarnya Iva kecewa karena bukan prioritasnya namun yang terpenting adalah bisa kuliah di UGM sehingga diputuskan tetap dijalaninya. Karena merasa ‘terjebak’ & terpaksa akibatnya ia malas-malasan kuliah sehingga nilai IP-nya selama 2 semester awal jeblok.
Keputusannya ikut UKM Marching Band pada tahun 1995 tanpa disadarinya akan mempengaruhi masa depannya kelak. Awal ia bergabung sebenarnya dilarang oleh ayahnya karena dikhawatirkan bisa mengganggu kuliahnya. Namun akhirnya diijinkan dengan syarat nilainya harus bagus. Sejak saat itulah Iva rajin baca-baca buku filsafat untuk mengejar ketertinggalannya. Hasilnya IP semester 3 mulai bagus, begitu juga pada semester-semester berikutnya.
Pengalamannya ikut marching band selama kurun waktu 1995-1999 yang paling berkesan adalah saat ikut Grand Prix Marching Band di Jakarta tahun 1995 & berhasil menjadi juara 2. Meski posisinya saat itu hanyalah sebagai color guard namun ikut bangga karena tetaplah bagian dari tim. Setelah itu Iva mulai dipercaya memainkan alat musik & ia memilih pegang cymbal atau perkusi.
Selain ikut marching band Iva juga sempat ikut Unit Tari Kreasi Baru periode tahun 1997-1998 yang kesemuanya itu ternyata tidak mengganggu kuliahnya. Sampai akhirnya ia lulus tahun 1999 dengan IPK yang bagus. Namun ia lulus di saat yang kurang tepat. Waktu itu sehabis reformasi sulit untuk mencari pekerjaan, akhirnya diputuskan kuliah lagi ambil S2 di UGM juga.
Begitu sehabis wisuda S2 tahun 2001 Iva ditawari pekerjaan dari Fakultas Filsafat untuk menjadi tenaga honorer. Tugasnya membantu Badan Kerjasama Fakultas Filsafat yang menjalin kerja sama dengan SENAWANGI (Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia) meneliti filsafat wayang. Sekilas hanya seperti peluang kerja yang tidak seberapa namun justru itulah yang mengantarkannya mendapat beasiswa dari fakultas filsafat yang bekerja sama dengan SENAWANGI untuk mengambil S3 di UGM tahun 2005. Berbekal ilmu yang diperoleh selama bersentuhan dengan SENAWANGI, Iva menulis disertasi tentang filsafat wayang membahas sosok Kumbokarno. Seperti kita tahu Kumbokarno adalah adik dari Rahwana yang berjuang membela negaranya dari serbuan pasukan Rama tak peduli negerinya salah atau benar. Nah, konsep right or wrong is my country itulah yang dibahas apakah etis atau tidak dari sisi etika politik.
Seusai lulus S3 tahun 2009 Iva langsung diangkat jadi dosen tetap di fakultas filsafat. Ia mengajar mata kuliah Etika, Kebudayaan Indonesia & Filsafat Wayang sampai sekarang. Di sela-sela kesibukannya mengajar ia masih sempat juga memegang beberapa jabatan penting. Tahun 2010 ia menjabat asisten wakil dekan bidang penelitian Lalu tahun 2011 pernah juga menjadi kepala perpustakaan fakultas, namun cuma bertahan setahun karena 2012 ia diangkat jadi Sekretaris Prodi Ketahanan Nasional sampai tahun 2015. Yang terakhir pada tanggal 9 November 2015 ia dilantik menempati pos penting di UGM yaitu menjabat sebagai Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokol UGM. Jabatan itulah yang diembannya sampai saat ini.
Di kehumasan Iva membawahi 30 orang termasuk bagian protokol & mahasiswa yang bekerja part time. Mereka kerja bahu membahu & tampil sebagai corong UGM di garda paling depan. Jabatannya di humas bukanlah menjadi beban bagi Iva karena pada dasarnya ia suka bertemu banyak orang. Strategi yang dipakai Iva adalah menjalin hubungan personal yang baik dengan rekan-rekan media, serta jujur terbuka apa adanya kepada mereka. Kepandaian berkomunikasinya sangat membantunya berhubungan dengan semua pihak. Meskipun harus menghadapi banyak orang dengan berbagai macam karakter setiap harinya, namun bagi Iva bukan masalah karena ia tahu cara berkomunikasi yang baik.
Selain pandai berkomunikasi banyak orang yang tidak tahu kalau Iva juga pintar bernyanyi. Pada tahun 2017 ia bersama 5 orang dosen dari beragam fakultas membentuk sebuah grup band bernama dNextG singkatan dari Dosen Next Generation. Iva pada posisi vokal bersama Nurul Hidayati (Kesehatan Ternak Sekolah Vokasi), pada keyboard Wikan Sakarinto (Dekan Sekolah Vokasi), pemain gitar Widhi Kurniawan (Sekolah Vokasi), pada bass Vendy Eko Prasetyo (Fak. Kehutanan) & pemain drum Teguh Sudibyo (Teknik Sipil). Selama 3 tahun jam terbang dNextG sudah lumayan tinggi. Mereka pernah tampil di acara bertajuk Konser Gadjah Mada Memperingati Dies Natalis UGM yang ke-68 pada tanggal 2 Desember 2017, bersama HIVI!, Tulus & Maliq d’ Essentials. Lalu pada acara penutupan PORSENIGAMA 1 Desember 2018. Juga pernah mengisi acara EMTEC Goes to Campus yang diselenggarakan oleh SCTV & Indosiar pada tanggal 21 November 2019, dan masih banyak lagi.
Sebagai penyanyi tunggal Iva juga sering pentas baik tampil solo atau membantu sebuah grup band menjadi vokalis. Yang terakhir ia tampil membantu grup The Dean pada acara NITILAKU Kebangsaan tanggal 14 Desember 2019 di halaman Balairung. Sungguh Iva Ariani adalah sosok pribadi unik yang banyak dikaruniai bakat oleh Tuhan. Sukses selalu buat ibu dosen yang pintar nyanyi & jago komunikasi.
Leave a Reply