Inspirasi Kagama 19: Teh, Antara Peluang Bisnis dan Kesehatan

Sabtu (3/9/2022), PP KAGAMA kembali menggelar webinar serial Inspirasi KAGAMA melalui Zoom Meeting. Pada seri ke-19 kali ini membahas bisnis teh jangka panjang dan pemanfaatan teh untuk kesehatan. Webinar menghadirkan 2 narasumber, yaitu founder & owner ‘Matahapan’, Ines Werdoyodjati, dan owner ‘Kedai Teh Kalasan’, Joni TW. Jalannya acara dipandu oleh Dr. Iva Ariani.

Founder & owner ‘Matahapan’, Ines Werdoyodjati,

Narasumber pertama Ines Werdoyodjati membahas teh dari sisi kesehatan. Ia membawakan materi berjudul “Tea Blend for Healthy Mind & Body”.

“Secara umum ada 4 macam teh yang biasa dikonsumsi, yaitu teh putih, teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Masing-masing punya karakter tersendiri,” ujar Ines.

Untuk teh putih karakternya adalah aroma dan rasanya lembut, full & rounded body, rasanya manis biasanya bernuansa bunga / buah, dan warna seduhan antara kuning pucat hingga kuning. Teh hijau rasa dan aromanya menyegarkan didominasi aroma vegetal & earthy, warna seduhan beragam mulai dari kuning pucat, kuning kehijauan, kuning keemasan, dan tingkat kafeinnya rendah.

Lalu teh olong ada 2 jenis yaitu light oolong dan dark oolong. Karakter light oolong mempunyai rasa floral, fruity dan vegetal, warna seduham kuning pucat hingga kehijauan. Sementara dark oolong memiliki rasa toasty, sweet atau nutty, warna seduhan coklat hingga coklat kemerahan.

Yang terakhir teh hitam karakternya rasanya kuat dan pekat, biasanya berasa earthy, fruity dan sweet, serta seduhan berwarna coklat tua hingga kemerahan.

Berikutnya Ines menjelaskan bermacam-macam manfaat teh berdasar kandungan kimianya. Kandungan zat L Theanin bersifat menenangkan karena meningkatkan produksi gelombang otak alpha, serta membuat tubuh lebih rileks. Lalu kafein bisa meningkatkan fokus dan konsentrasi, katekin bersifat antimikroba untuk beberapa spektrum bakteri. Mekanisme polifenol, sebagian besar adalah katekin, sebagai anti oksidan, bermanfaat untuk mencegah efek radikal bebas dan pertumbuhan sel kanker, menurunkan pertumbuhan bakteri dalam rongga mulut.

Kandungan Theophilline memberi efek menenangkan pada otot pernafasan, sedangkan Theobromine memberikan efek rangsangan pada jantung dan membantu aliran darah lebih lancar, menurunkan tekanan darah, dan memberi efek diuretic.

Kombinasi antara L Theanin dan kafein dapat meningkatkan fungsi kognitif, kandungan Methylxanthine mempunyai fungsi antivirasik, serta kandungan Fluoridenya menjaga kesehatan tulang.

Ines secara khusus menyoroti kandungan kafein pada teh. Besaran kandungannya selain proses yang dialami masing-masing jenis teh, juga dipengaruhi oleh suhu dan lama penyeduhannya. Range kandungan kafein dalam secangkir teh (kira-kira 250 ml) dengan suhu dan waktu penyeduhan yang normal / terbaik untuk tiap jenis teh yaitu teh putih 15-29 mg, teh hijau 12-50 mg, teh oolong 12-49 mg, dan teh hitam 16-70 mg. Sebagai perbandingan kafein dalam kopi berkisar 95-200 mg.

Untuk cara seduh yang optimal berdasar rentang suhu dan waktunya adalah teh putih 75-80° C selama 3-5 menit, teh hijau 60-85° C selama 1-3 menit, teh oolong 80-90° C selama 2-5 menit, dan teh hitam 90-100° C selama 3,5-5 menit.

Setelah selesai memberikan sedikit intro, barulah Ines menjelaskan apa itu tea blend. Tea blend atau Ines lebih suka menyebut racikan teh adalah istilah untuk minuman yang dibuat dari beberapa jenis teh dan atau dengan bahan selain teh. Pelakunya disebut sebagai tea blender. Beberapa contoh racikan teh klasik yang banyak dikenal dan dikonsumsi adalah English Black Tea yaitu campuran beberapa teh hitam, Earl Grey yaitu campuran teh hitam dengan Bergamot Oil, Russian Caravan yaitu racikan roasted oolong dan teh hitam, dll.

Racikan teh bisa hanya berupa campuran sederhana yang terdiri dari 2-3 bahan atau kompleks yang mencampur banyak bahan. Semakin beragam bahan yang diracik akan semakin kompleks rasa yang dihasilkan.

Proses membuat tea blend disebut tea blending atau meracik teh. Tea blending adalah sebuah seni, karena dalam prosesnya diperlukan rasa dan kreativitas, di samping pengetahuan mengenai teh dan bahan racikannya tentu saja.

“Tujuan membuat racikan teh adalah menciptakan varian baru dari teh, menjaga konsistensi rasa teh, dan menambah manfaat kesehatan. Secara bisnis racikan teh seringkali menambah nilai jual karena ada value tambahan dari teh baik dari sisi penampilan, bau dan rasa, serta manfaatnya juga ada tambahan nilai,” jelas Ines.

Bahan untuk racikan teh sejauh bahan itu kering dan bisa dimakan boleh dicampurkan. masing-masing bahan memberikan kontribusi nilai pada hasil akhir. Untuk daya tahan penyimpanan dan keamanan, pastikan kelembaban dari bahan campuran kurang dari 10%.

Bahan selain teh yang populer disebut Tisane, yang berdasar spektrum rasa dan jenisnya dapat digolongkan dalam grup buah, bunga, rempah, tanaman herba, rasa asam, dan rasa manis. Kita kenal nama-nama Tisane Blend seperti Chamonile Tea, Chrysanthenum Tea, dan Rosella Tea, yang acapkali disebut juga sebagai minuman teh meski tidak ada tehnya sama sekali. Secara umum Tisane akan maksimal diseduh pada suhu 90-100° C.

Begitu banyak ragam Tisane yang masing-masing mempunyai khasiat dan manfaat bagi kesehatan secara holistik. Secara garis besar manfaatnya digunakan untuk detox kecantikan, mengatasi flu, relaksasi, kesehatan pencernaan, persendian, nyeri & sakit kepala, tidur berkualitas, memberikan semangat, kesehatan jantung, dll.

“Umumnya tea blend yang baik adalah racikannya mempunya rasa yang enak dan seimbang, mempunya aroma menyenangkan, mempunyai visual indah, setiap bahan mempunyai fungsi, dan memiliki manfaat,” imbuh Ines.

Melihat dari manfaat teh dan Tisane yang begitu luas cakupannya, tea blend adalah salah satu minuman yang bisa menjadi alternatif untuk menolong dan mensupprt kondisi tertentu kita. Tea blend mempunyai visual, aroma, dan rasa yang mampu mengkondisikan kita pada suasana tertentu. Kombinasi dari manfaat dan performance tea blend adalah alternatif yang bisa kita gunakan untuk menjaga kesehatan tubuh maupun pikiran, hati, emosi, serta mood kita.

“Secangkir teh tidak hanya bercerita mengenai rasa yang dipunyainya, tetapi juga bercerita tentang semesta yang selalu memayungi hati kita, kebersamaan yang membuat lengkung senyum kita, dan waktu yang disediakan untuk hening sejenak,” pungkas Ines sedikit berfilsafat.

Owner ‘Kedai Teh Kalasan’, Joni TW

Narasumber kedua, Joni TW di awal pemaparan mengatakan selama ini di masyarakat tercipta paradigma yang salah tentang kedai teh. Yaitu paradigma membuka kedai teh lebih mahal dan lebih sulit dibanding membuka coffee shop. Padahal kenyataannya justru lebih murah, lebih gampang, dan lebih menguntungkan.

Joni menambahkan, potensi bisnis teh bukan hanya membuka kedai. Kita bisa bermain di dunia agro atau pertaniannya, apakah menanam teh di lahan sendiri, memberikan supply untuk perkebunan teh, atau menjadi trader / eksportir teh.

Untuk ruang lingkup lebih kecil kita bisa mendirikan tea shop. Meski di negara kita memang belum begitu populer. Sebagai perbandingan di luar negeri sudah menjamur tea shop yang besar dan bagus-bagus.

Atau bisa juga masuk ke kancah tea mixology yaitu meracik teh dengan bahan lain dalam bentuk cairan. Meski belum begitu populer juga, namun sudah banyak disediakan di kafe-kafe dan di sudah mulai digemari kalangan anak-anak muda di kota-kota besar. Bisa juga menjadi konsultan, pengedukasi teh, atau fokus kepada alat-alatnya saja.

“Jadi artinya kalau kita mau berbisnis teh sustainable dalam jangka panjang, banyak area yang bisa Anda masuki. Saya mulai dari ruang lingkup bisnis teh skala kecil yaitu membuka kedai teh,” ucap Joni.

Joni menjelaskan kenapa ia membuka kedai teh. Alasannya karena keuntungannya relatif besar atau high profit. Itu karena biaya produksinya dengan harga jual kepada konsumen selisihnya sangat tinggi.

Alasan lainnya, apa yang dialami Joni di Jogja, persaingan antar kedai teh hampir tidak ada. Karena jumlahnya masih sedikit, alih-alih timbul persaingan, justru yang ada adalah saling mendukung dan merekomendasikan.

Segmen pasarnya juga sangat luas, karena dari anak kecil sampai orang tua minum teh. Kemudian permodalan dan resikonya relatif kecil, serta bisa buka di mana saja selama ada penghuninya.

Menurut Joni, pangsa pasarnya relatif tidak besar, lebih kecil dibanding kopi. Namun sebenarnya potensinya luar biasa karena rivalnya masih sangat sedikit.

Harus diakui kedai teh tidak serta merta mengundang orang berkunjung. Jika hanya menjual teh saja, Joni tidak yakin akan bisa bertahan lama. Solusinya kita harus punya sebuah produk andalan, dan dicari orang.

Yang penting orang datang dulu. Minumnya kita tawarkan teh apa saja yang kita punya. Apabila konsumen menyukainya, tidak mustahil suatu saat mereka akan balik lagi hanya untuk sekedar menikmati teh kita. Apalagi kalau mereka sudah menjadi konsumen loyal.

“Sejujurnya kalau hanya jualan teh, saya tidak yakin akan bisa berkembang,” ujar Joni.

Selanjutnya Joni menjelaskan bahwa pasar teh itu tidak terlalu berbelit-belit dengan kaidah hukum bisnis. Yang paling penting adalah melakukan target market terlebih dulu.

Apabila pendekatan secara geografis, membuka kedai teh di daerah wisata, kost-kostan, dan kantoran, tentunya akan mempunyai karakter yang berbeda. Strategi penetapan harganya pastilah berbeda-beda juga.

Jika segmen pasar berdasar usia, tentu karakter teh yang disajikan akan berbeda pula. Untuk anak muda lebih senang dingin, menyukai rasa buah & bunga, serta blend atau mixology. Sementara untuk orang tua / dewasa cenderung suka yang panas, single origin, kalau blend condong ke rempah, dan servis.

Kalau dari segi ekonomi, membuka kedai teh di lingkungan perumahan elit, daerah kost mahasiswa, atau pemukiman padat pastinya tidak sama karakter maupun strategi penentuan harganya.

“Target pasar akan berpengaruh kepada modal yang dikeluarkan, menu dan bahan dasarnya,” ucap Joni.

Berikutnya Joni menjelaskan produk apa saja yang bisa dijual, sebagai pelengkap dari kedai teh kita. Yang pertama tentu saja produk teh itu sendiri seperti teh seduh, ready drink seperti cold brew atau kombucha, dan teh kering.

Lalu kita bisa juga berbisnis alat-alat atau toolsnya, seperti teko, saringan teh dll. Pilihan lainnya bisa menjadi sole agent atau distributor tunggal teh merk tertentu. Atau kita terjun sekalian ke dunia edukasinya seperti menjadi pengajar atau konsultan.

Di akhir pemaparan Joni mengatakan seiring dengan gaya hidup sehat yang semakin trend, membuat teh semakin digemari. Katanya, teh bisa memberi manfaat kesehatan yang banyak apabila disajikan dengan tepat. Dalam teh terkandung anti oksidan tinggi yang bisa mencegah sel-sel kanker berkembang.

Dua tahun terakhir ini Joni mengembangkan teh buat kesehatan yang diberi nama Protea, yaitu sebuah concentrated probiotics berujud cair yang terdiri dari campuran buah-buahan seperti anggur, nanas, markisa, dan melon, difermentasi dengan konsorsium bakteri baik.

Sebagai penutup, Joni mengatakan untuk memulai bisnis kita tidak harus expert menguasai teh, tapi cukup serahkan pada ahlinya yang paham. “Yang paling penting adalah manajemennya, bagaimana posisi kita sebagai owner mengelolanya dengan baik,” pungkasnya.

*) Materi selengkapnya bisa disaksikan di Youtube Kagama Channel: