Apa hubungannya penjualan tas dengan sayur mayur yang didonasikan kepada pihak-pihak yang membutuhkan? Itulah aksi unik yang dilakukan oleh Keluarga Gelanggang (alumnus & yang masih aktif) lewat sebuah aksi sosial yang bertajuk “Gelanggang Bergerak”, sebagai bentuk kepedulian mereka terhadap masyarakat terdampak Covid-19. Jadi mereka melakukan penggalangan dana lewat penjualan tas, kemudian keuntungan yang diperoleh buat membeli sayur mayur & disumbangkan kepada mereka yang membutuhkan.
Posko Gelanggang Bergerak membeli tas produksi perusahaan Capung Indrawan, warga Kagama & Gelanggang, dengan harga produksi. Lalu dijual dengan harga pasar. Karena tahu bahwa keuntungannya akan dipergunakan untuk amal maka banyak yang membayar lebih. Lalu laba yang diperoleh dibelikan sayur yang diproduksi petani di lereng Gunung Merapi. Selanjutnya sayur mayur tersebut didistribusikan buat panti-panti jompo, panti-panti asuhan, dan dapur umum untuk warga terdampak corona.
Pada hari Sabtu (16/5/2020) distribusi tahap I sudah sukses terlaksana. Menyusul pada hari Selasa (19/5/2020) adalah pelaksanaan donasi sayur tahap II. “Kita masih akan melakukan sekali lagi donasi sayur, waktunya sekitar lebaran H+3 atau H+4.” ujar Ajun Evi Nugraha, koordinator kegiatan.
Lalu apa hubungannya kegiatan ini dengan Pemadam Kebakaran UGM?Mengapa kegiatan warga gelanggang diadakan di kantor Damkar? Sebelumnya memang “Gelanggang Bergerak” berkegiatan di Gelanggang Mahasiswa UGM, tapi karena gelanggang akan dibongkar & harus dikosongkan mau tidak mau harus mengupayakan tempat lain yang kondusif. Beruntung komandan PK4L UGM, Arif Nurcahyo menawarkan kantor Damkar UGM sebagai tempat kegiatan bongkar muat & pengepakan sayur.
Yang menarik adalah Damkar dan PK4L tidak hanya menyediakan tempat, tapi personilnya para petugas damkar & satpam ikut membantu bahkan sampai ke pendistribusian segala. Mereka tanpa canggung membaur bersama mahasiswa, dari Posko Gelanggang Bergerak dibantu Forkom UKM dan anggota Menwa memilih & memilah sayur, kemudian memasukkan ke tas plastik. Setelah selesai segera dimasukkan ke mobil untuk selanjutnya langsung didistribusikan agar sampai lokasi belum layu. Beberapa kantong didistribusikan ke perumahan dosen-dosen sepuh di lingkungan UGM.
Herlambang Yudho, aktifis gelanggang senior berujar “Untuk pertama kali, saya merasakan “gelanggang” bukan semata fisik bangunan. Tapi sudah berupa spirit. Saya berterimakasih kepada adik-adik mahasiswa aktivis gelanggang yang sudah ikut menjaga spirit ini. Juga kepada PK4L, Damkar dan khususnya Komandan Arif Nurcahyo. Disamping juga kepada para alumni yang terus mendampingi dan mendukung.”
“Gerakan donasi sayur ini semoga bisa menginspirasi pihak-pihak lain untuk bisa melakukan hal yang sama atau mirip. Dalam hal ini banyak pihak yang terbantu & diuntungkan. Mereka adalah para penjahit (tas), petani sayur yang tidak mampu memasarkan sayurnya karna terdampak Covid-19, panti asuhan, panti jompo, dan dapur umum. Tidak perlu mengemis untuk mencari sumbangan. Tapi dengan cara mensinergikan banyak hal.” demikian pungkas Herlambang.
Foto: Herlambang Yudho
Leave a Reply