Pengurus Kagama Sulteng Masa Bakti 2024-2029 Dikukuhkan, Canangkan Tekad Mendukung Sulteng sebagai Penyangga IKN

Oleh: Humas Kagama Sulteng

Bertempat di Gedung Pogombo, Kantor Gubernur Sulawesi Tengah, Sabtu (1/2), berlangsung pengukuhan kepengurusan Kagama Pengda Sulawesi Tengah masa bakti 2024-2029. Acara dihadiri oleh sekitar 80 orang, meliputi penasihat, pengurus, dan anggota Kagama Sulteng. Selain pengukuhan pengurus, digelar juga agenda seminar dan rapat kerja.

Seminar mengangkat tema “Kesiapan Sulawesi Tengah sebagai Penyangga IKN”. Bertindak sebagai narasumber, yaitu Plh Kepala BPS Sulteng, lr. Jefri Wahido dan Kepala Bappeda Sulteng, Dr. Kristina Tobondo. Dalam paparannya, Jefri Wahido mengemukakan bahwa perekonomian Sulteng sangat dipengaruhi oleh Cina. Apabila ekonomi Cina melaju, maka Sulteng juga akan melaju, demikian sebaliknya.

Menurut Jefri, hal itu dikarenakan Cina merupakan negara tujuan ekspor terbesar sejumlah komoditas dari Sulteng yang mencapai 60%. Di antara komoditas Sulteng yang menjadi primadona dan paling banyak diekspor ke Cina, yaitu besi baja, bahan bakar mineral, hasil pertanian terutama buah-buahan khususnya durian dan kelapa, dan komoditas produk perikanan. Khusus untuk buah-buahan nilai ekspornya terus mengalami tren peningkatan dari tahun ke tahun.

“Dalam konteks Sulteng sebagai penyangga IKN, maka hasil pertanian dan perikanan tentu dapat menjadi komoditi yang dapat diandalkan untuk mensuplai kebutuhan pangan di IKN. Karena itu sektor pertanian dan perikanan perlu terus dikembangkan,” tegasnya.

Sementara itu, Dr. Kristina Tobondo yang juga merupakan bagian dari Kagama, dalam presentasinya menyampaikan bahwa dari posisi geografis, Sulteng cukup berdekatan dengan IKN, sehingga Sulteng dapat menjadi jembatan penghubung antara IKN dengan kawasan timur lndonesia terutama Maluku, Maluku Utara dan Papua. Adapun dari sisi potensi SDA, SDM dan infrastruktur yang dimiliki Sulteng, maka Sulteng dapat menjadi penyedia multi kebutuhan bagi IKN seperti, pemasok bahan pangan, pemasok tenaga edukasi dan terampil, pemasok bahan galian C, pemasok bahan industri, penyedia alur pariwisata, penyedia pelabuhan laut, dan alternatif bandara.

Dengan semua potensi-potensi tersebut, Kristina berpendapat posisi Sulteng sangat strategis dan menguntungkan. Oleh karena itu perencanaan pembangunan daerah perlu diselaraskan dan disinergikan dengan rencana pembangunan nasional khususnya pembangunan IKN.

“Kami berharap Kagama Sulteng dapat ikut berperan serta, salah satunya bekerja sama dengan penghasil komoditi unggulan seperti petani dan peternak untuk mendirikan koperasi yang akan menyediakan bahan pangan berkualitas untuk disuplai ke IKN nantinya,” ujarnya.

Di akhir sesi seminar diadakan pula diskusi dan tanya jawab antara pengurus dengan para narasumber. Di antara isu yang mengemuka ialah perlunya mapping potensi komoditas unggulan di Sulteng pada masing-masing kabupaten sehingga dapat diketahui apa yang menjadi keunggulan di tiap kabupaten.

Agenda terakhir yang dilaksanakan seusai seminar adalah rapat kerja. Lewat diskusi yang intens, akhirnya disepakati ada sekitar 40 butir rancangan program kerja yang dirumuskan dan disepakati.

Ketua Kagama Pengda Sulteng, Dr. Fahruddin D. Yambas, S.Sos, M.Si menyampaikan ada tiga agenda utama yang diusung Kagama Sulteng dalam kegiatan di Gedung Pogombo, yaitu pengukuhan pengurus, seminar, dan rapat kerja. Ia menyatakan pengukuhan pengurus Kagama Sulteng merupakan tindak lanjut dari terbitnya SK dari PP Kagama tentang Susunan Kepengurusan Pengda Kagama Sulteng periode 2024-2029.

Fahruddin menambahkan, seminar diadakan untuk memberi wawasan dan input terkait potensi dan prospek yang dimiliki Sulteng sebagai daerah penyangga IKN. Ia lalu menegaskan Kagama Sulteng akan mengagendakan menyelenggarakan seminar dalam skala yang lebih besar lagi untuk menghasilkan konsep dan pokok-pokok pikiran dari Kagama sebagai bentuk kontribusi Kagama Sulteng untuk memajukan pembangunan daerah dalam rangka mendukung IKN.

“Adapun agenda rapat kerja bertujuan untuk menyusun program kerja yang dapat dilaksanakan minimal untuk 1 tahun ke depan,” pungkasnya