Seminar Pra Munas IX KAGAMA: Strategi Meningkatkan Kapasitas UMKM untuk Naik Kelas

Direktorat Pengabdian kepada Masyarakat (DPKM) UGM berkolaborasi dengan Kagama UMKM menggelar Seminar Pra Munas XIV Kagama bertema “Strategi dan Praktik Baik dalam Meningkatkan Kapasitas UMKM untuk Naik Kelas” di Ruang Multi Media 1, Lt. 3 Sayap Utara, Gedung Pusat UGM, Minggu (3/11). Sekitar 100 orang datang memenuhi ruang seminar, yang terdiri dari para pelaku UMKM, umum, dan mahasiswa.

Seminar menghadirkan 4 narasumber, yaitu Dr. Kaspar Situmorang (Div. Head Digital Innovation BRI, Tbk.), Agus Mashud S. Asngari (Presiden Direktur Pertamina Foundation), Amin Susiatmojo (Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat), dan Iwan J. Prasetyo (Kagama UMKM). Tampil sebagai keynote speaker, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, S.Fil., M.Sc., M.B.A. Jalannya acara dipandu oleh I Made Andi Arsana, S.T., M.E., Ph.D. selaku moderator, dan Saka Kotamara sebagai MC.

Berkat dukungan berbagai pihak, seperti MCM, Hirfi Group, dan Kwarsa Hexagon, serta media partner seperti Bisnis Indonesia, suara.com, dan Harian Jogja, acara bisa berlangsung sukses. Di mana para peserta mendapatkan berbagai wawasan dan strategi praktis untuk meningkatkan kapasitas UMKM, baik dari segi digitalisasi, pendampingan perguruan tinggi, hingga solusi fintech. Lewat ilmu yang diperoleh dari seminar, diharapkan para pelaku UMKM dapat mengaplikasikan berbagai strategi yang telah dipelajari untuk terus berkembang dan naik kelas, meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria

Hadir sebagai keynote speaker, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria mengatakan ada 4 tantangan pengembangan adopsi digital UMKM saat ini, yakni kapasitas keuangan, koneksi internet, keterampilan digital, dan keterbatasan perangkat komputer. Menurutnya, untuk mendorong peningkatan kapasitas penguasaan digital di kalangan pelaku UMKM, pihaknya membuat program pembangunan infrastruktur telekomunikasi, pelatihan talenta digital UMKM, pendampingan UMKM level up, dan akselerasi bisnis UMKM.

“Tentunya ini semua perlu dilakukan melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat bisnis, perguruan tinggi, fasilitator, aktivis UMKM, dan wirausahawan,” ujarnya.

Nezar lalu memberikan percontohan praktik baik digitalisasi UMKM di tanah air yang telah berhasil tembus hingga pasar dunia dan bisa naik kelas, yaitu startup Efishery. “Seperti contohnya Efishery ini, bisnis sederhana namun diintervensi oleh teknologi digital yang tepat, sehingga memperkuat produksi, mengoptimalisasi hasil, dan yang paling penting membangun ekosistem,” pungkasnya.

Iwan J. Prasetyo

Praktisi Digital Marketing Specialist, Iwan J. Prasetyo, menuturkan fakta yang ditemukan di lapangan adalah mendorong pelaku usaha untuk membuat konten dan branding untuk meningkatkan penjualan. Menurutnya, banyak pelaku UMKM sudah merasa pintar digital karena telah memiliki akun media sosial, padahal dalam unggahannya hanya ada satu postingan.

Iwan menilai keterampilan yang dibutuhkan UMKM setidaknya adalah foto atau video, membuat copywriting, analisis data unggahan, dan menguasai aplikasi penunjang yang terdiri dari media sosial, marketplace, Google Ads, aplikasi editing, dan AI. Dalam hal ini, kesadaran digital asset menurutnya perlu ditekankan.

“Memiliki kesadaran bahwa akun media sosial adalah aset usaha, maka akan muncul pula tanggung jawab pengelolaan akun dan digitalisasi dapat berjalan dengan baik,” tegasnya.

Presiden Direktur Pertamina Foundation , Agus Mashud S. Asngari

Presiden Direktur Pertamina Foundation , Agus Mashud S. Asngari memaparkan kiprah Pertamina untuk mendukung pengembangan kapasitas pelaku Usaha Kecil Mikro (UMK) dengan meluncurkan UMK Academy sebagai program pembinaan dengan kurikulum intermediate hingga advance. “Benefit yang ditawarkan dalam program ini berupa bantuan alat produksi, pelatihan inkubasi, pendampingan, jejaring, akses permodalan, dan pameran,” ujarnya.

Kepala Divisi Inovasi Digital BRI, Dr. Kaspar Situmorang

Terkait dengan masalah pendanaan, Kepala Divisi Inovasi Digital BRI, Dr. Kaspar Situmorang memaparkan kesiapsiagaannya untuk berkolaborasi dengan sebanyak-banyaknya UMKM yang ingin bergabung agar dapat memanfaatkan LinkUMKM. “Produk kami mampu membantu asesmen, meningkatkan cakupan pelaku usaha ke pasar dagang sesuai dengan produk keuangan yang cocok, melakukan evaluasi, hingga menjembatani ekspor ke seluruh dunia,” ucapnya.