UGM Siap Berbagi Teknologi Sederhana Tepat Guna untuk Desa Inklusif Karya Jaya

Oleh: Humas Kagama Balikpapan

Desa Karya Jaya, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur sejak tahun 2020 telah dijadikan desa percontohan implementasi Desa Inklusif Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA). Setelah memfasilitasi persoalan tumpang tindih status lahan transmigrasi dan kehutanan, pembinaan desa dilanjutkan KAGAMA dengan menyasar pokok persoalan optimalisasi data desa melalui program Desa Pintar dan pemberdayaan ekonomi wanita melalui usaha perkebunan anggur. Selain kebun bersama yang menyatu di komplek Balai Desa Karya Jaya, Kelompok Wanita Tani (KWT) Komunitas Anggur Manis Samboja (Kamboja) juga telah menularkan budidaya anggur menjadi kegiatan rumahan di belasan titik rumah warga desa.

Kegiatan Kagama Kerja Nyata (KKN) tersebut telah menjadi perhatian berbagai pihak baik di KAGAMA maupun masyarakat umumnya. Beberapa kali Desa Karya Jaya telah menjadi lokasi pembelajaran atau studi banding dari luar daerah, termasuk salah satunya menarik perhatian dari almamater KAGAMA yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM). Sederet pimpinan UGM hadir berkunjung ke Desa Karya Jaya pada hari Sabtu (16/4/2022). Selain Rektor, turut dalam rombongan adalah Ketua Dewan Guru Besar, Ketua Senat Akademik, beberapa Wakil Rektor dan Dekan Fakultas. Kegiatan tersebut masih dalam satu rangkaian kunjungan pimpinan UGM ke Kalimantan Timur yang diinisiasi oleh Pengcab KAGAMA Balikpapan. Selain dari Balikpapan tampak bergabung pula anggota KAGAMA dari kota/kabupaten sekitarnya antara lain Samarinda, Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara.

Pengurus Pusat KAGAMA, Rizal Chaniago yang ikut bersama rombongan memperkenalkan sekaligus menyampaikan bahwa selain Desa Karya Jaya, KAGAMA juga sedang mempersiapkan program serupa di kota/kabu[aten sekitar. Misalnya, Pengcab KAGAMA Samarinda sudah siap dan mendapat dukungan dari Wawali Samarinda untuk mendampingi kelurahan-kelurahan, seriring dengan realisasi program Dana RT dari Pemerintah Kota. Hal tersebut langsung diiyakan oleh Ketua Kagama Pengcab Samarinda, Raynold Panggalo dan Sekretaris Pengda Kaltim, Fauzan Ramon.

Rektor UGM, Panut Mulyono dalam kesempatan sarasehan menyampaikan dukungannya, “Kami sangat bahagia dan bangga atas karya nyata KAGAMA bersama masyarakat desa yang baru saja kita saksikan bersama. UGM sebagai rumah akademisi memiliki cukup banyak tenaga ahli dan teknologi sederhana tepat guna yang bisa diakses oleh masyarakat, apalagi melibatkan KAGAMA. Silahkan disampaikan apa persoalan dan apa yang dibutuhkan, tentu semaksimal mungkin akan kita support. Program KKN mahasiswa di luar pulau Jawa pasca pandemi ini, akan kita prioritaskan ke wilayah desa-desa binaan KAGAMA. Pelajar-pelajar dari desa yang berprestasi akademik maupun olahraga dan lain-lain pun bisa difasilitasi masuk kuliah di UGM dengan berbagai program beasiswa yang dimiliki pemerintah dan UGM sendiri.”

Wacana tersebut langsung disambut oleh Dekan Sekolah Vokasi UGM, Agus Maryono, “Saya baru saja melakukan pengamatan di sekitar, dan rasanya teknologi sederhana pemanen air hujan yang kami miliki dapat diimplementasikan di sini. Air hujan yang dimbil langsung dan dilewatkan alat sederhana yang mudah dibuat, dapat dijadikan sumber air baku rumah tangga yang memenuhi semua syarat kesehatan untuk dikonsumsi.”

“Kita siap bekerja dengan KAGAMA untuk segera mengimplementasikan modul percontohan teknologi sederhana tepat guna tersebut,” pungkas Agus yang disambut tepuk tangan Kepala Desa, perangkat desa, dan warga masyarakat yang turut hadir.

Kepala Desa Karya Jaya, Wahidin mengungkapkan terharu atas kunjungan para pimpinan UGM, “Warga kami adalah transmigran dari Banyumas, yang kebetulan baru kami tahu sekarang itu daerah yang sama dengan Pak Rektor. Kehadiran teman-teman KAGAMA Pak Didik, Mas Yori, Mas Yuniar dan kawan-kawan kami rasakan begitu tulus mendampingi dan mengajari kami banyak hal. Besar harapan kami hal ini jangan sampai berhenti, tapi tetap berlanjut, kalau perlu selamanya. Masih banyak hal yang kami minta diajarkan lagi. Salah satunya di wilayah desa berbatasan dengan Waduk Samboja yang apabila dapat dimanfatkan selain sumber air baku, misal untuk wisata, akan memberikan nilai tambah kesejahteraan masyarakat.”

Merespon harapan masyarakat, Ketua Satgas Inklusif KAGAMA, Didiek Anggrat menutup pertemuan dengan pernyataan,” Bapak-bapak tidak perlu khawatir, Insya Allah KAGAMA siap selalu membantu apa yang kami bisa. Apalagi UGM sudah hadir di sini dan berkomitmen mendukung dengan ilmu pengetahuan dan program-program yang dimiliki kampus.”