Tahun 2023 ini dengan mendapatkan dukungan sepenuhnya dari Kagama, UGM meluncurkan Program Penelusuran Bibit Unggul Khusus untuk daerah 3T (Terdepan, Terluar, Terbelakang) seluruh wilayah Nusantara. Program tersebut merupakan bagian dari komitmen UGM untuk mewujudkan jatidiri sebagai kampus kebangsaan, caranya dengan meningkatkan inklusivitas UGM melalui penjaringan bibit-bibit unggul dari seluruh penjuru tanah air.
Meskipun terletak di Pulau Jawa, UGM tidak ingin Jawa sentris. UGM justru ingin membangun Indonesia sentris dengan memberikan kesempatan pada talenta-talenta unggul, khususnya di daerah 3T untuk menempuh pendidikan di UGM.
Langkah afirmasi ini dibutuhkan mengingat data tiga tahun terakhir, pendaftar calon mahasiswa baru Prodi Sarjana dan Sarjana Terapan, baik yg melalui jalur SNMPTN, SBMPTN dan UM UGM mayoritas berasal dari Pulau Jawa (75%). Sedangkan Pulau Sumatera 13%, Sulawesi dan Maluku 4,8%, Kalimantan 3,5%, Bali dan Nusa Tenggara 2,7%, dan sisanya dari daerah lain.
Kebijakan afirmasi ini tentu membutuhkan dukungan dari daerah, terutama pemerintah daerah di daerah 3T, untuk menyiapkan talenta unggul untuk didorong masuk UGM, dan juga ikut membantu pembiayaan pendidikan selama kuliah di UGM.
UGM juga menyiapkan model kemitraan yg mencakup penelitian, pendidikan dan juga pengebadian masyarakat. Setiap tahun UGM mengirim mahasiswa KKN ke berbagai wilayah termasuk di daerah 3T. Sekarangnya kuncinya di Pemda, apakah akan menyambut peluang ini dengan cepat atau tidak.
Bertempat di Gedung Pusat UGM, Wakil Rektor UGM Bidang Akademik, Prof. Dr. Wening Udasmoro, Sekjen PP Kagama, AAGN Ari Dwipayana, dan beberapa pejabat rektorat, menggelar sosialisasi membahas program tersebut , Senin (27/3/2023). Sosialisasi diikuti oleh Pengda Kagama seluruh Indonesia secara daring via Zoom Meetings.
Dalam pertemuan tersebut, Ari meminta segenap Pengda dan Pengcab Kagama untuk mendorong Pemda memanfaatkan peluang yang ditawarkan sebaik-baiknya. KAGAMA harus bersinergi dengan Gubernur, Bupati, atau Walikota, untuk menjaring talenta / bibit unggul di daerah 3T guna mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan tinggi terbaik.
Ari berharap ketika mereka sudah lulus dari UGM mereka akan pulang ke kampung halamannya, dan membangun daerahnya masing-masing untuk membebaskan dari kemiskinan, keterbelakangan dan ketertinggalan.
“Saya ingat masa tahun 90-an, banyak teman dari pelosok tanah air bisa masuk UGM karena PBUD (Penelusuran Bibit Unggul Daerah). Saat ini faktanya banyak yang jadi orang hebat di daerahnya,” pungkas Ari.