Pengabdian Satgas Semeru PP Kagama Berakhir Sudah, Semoga Bermanfaat Banyak buat Warga Terdampak

Pada hari Sabtu (4/12/2021) Gunung Semeru erupsi dengan kekuatan yang dahsyat. Banyak korban jiwa dan kerugian materi yang tidak sedikit, khususnya bagi masyarakat di wilayah Kabupaten Lumajang. Menyikapi hal tersebut, Pengurus Pusat Kagama dengan sigap membentuk Satuan Tugas (Satgas) Respon Darurat Semeru yang melibatkan relawan dari Kagama dan mahasiswa UGM.

Langkah cepat segera ditempuh, yaitu pada hari Minggu (5/12) dinihari Satgas Semeru PP Kagama mengirimkan tim kajian atau assessment sebanyak 4 personil ke wilayah Kecamatan Pronojiwo, Lumajang. Kemudian dalam saat bersamaan melakukan koordinasi dengan Pengda Kagama Jawa Timur, Pengcab Kagama Lumajang dan Pengcab Kagama Malang.

Berikutnya pada hari Rabu (8/12) mengirimkan tim pendahulu sebanyak 7 personil untuk mendirikan posko lapangan dan menyiapkan sumberdaya lokal di Desa Oro Oro Ombo, Kecamatan Pronojiwo, Kab. Lumajang.

Selain melakukan assessment, relawan juga melakukan conditioning kepada warga yang terdampak bencana erupsi. Hal ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kebutuhan dasar yang bersifat darurat dan pendampingan pengelolaan sumberdaya bagi masyarakat korban erupsi Semeru.

Kegiatan awal yang dilakukan para relawan membagi-bagikan family kit, yang berisi peralatan kebersihan dan kesehatan diri seperti sabun mandi, sabun cuci, sikat gigi, ember, dan lain-lain, yang mencukupi untuk satu keluarga. Selain itu, untuk memenuhi kebutuhan air bersih yang menjadi prioritas utama, mereka mengirimkan tangki air portable, water bladder, air minum bersih, serta tangki oksigen.

Di Balai Desa Supiturang relawan mengobservasi kondisi bantuan yang menumpuk di sana, serta membeli kebutuhan sehari-hari posko. Dengan beberapa ketua RT di Desa Supiturang mereka memetakan kebutuhan yang diperlukan oleh warga terdampak.

Di lokasi bencana, tim relawan melakukan pendataan dan mengambil dokumentasi rumah-rumah warga yang terdampak. Lalu ada juga yang melakukan observasi kebutuhan bantuan pertanian.

Relawan melihat kondisi beberapa dusun cukup parah, dengan banyaknya rumah yang luluh lantak dan dipenuhi dengan abu vulkanik. Mereka kemudian mengumpulkan data rumah terdampak, dan memvalidasi data tersebut dengan data KK di balai desa. Selanjutnya mereka mengumpulkan data yang terkumpul, serta mengevaluasi data dan informasi yang diperoleh. Setelah itu, mereka berkoordinasi dengan pihak setempat untuk mencocokkan data yang didapatkan dengan data yang dimiliki oleh balai desa untuk memetakan pembagian logistik bantuan.

Tim relawan juga menyusun pengelolaan bantuan (penerimaan/pengadaan, pencatatan, penggudangan dan distribusi), serta mengusahakan pemenuhan logistik bagi kelompok rentan, untuk cakupan 355 keluarga atau 1.170 jiwa.

Kegiatan lain yang mereka lakukan adalah Layanan Dukungan Psikososial (LDP), yaitu melaksanakan kegiatan psikososial bagi anak usia sekolah di SDN 1 Oro-Oro Ombo dan MI Supit Urang, Kec. Pronojiwo. Serta menyediakan sarana belajar kepada anak usia sekolah, untuk cakupan 157 – 200 siswa.

Relawan mengisi kegiatan bersama para siswa, seperti mewarnai dan belajar nama-nama hewan dalam bahasa Arab. Mereka memandang kegiatan psikososial bagi siswa sangat penting, agar anak-anak tidak menjadi stress, cemas, dan depresi akibat bencana yang menimpa desa mereka.

Untuk perekonomian, relawan melakukan pendataan petani dan komoditas pertanian yang terdampak, serta pembelian komoditas pertanian yang terdampak yaitu cabai dan salak, dengan cakupan yang masih dalam pendataan. Mereka mensurvei kondisi pertanian cabai di RT dan RW setempat, serta membeli hasil pertanian dari tanaman produksi milik warga. Berdasarkan hasil survei tim, sebagian besar lahan pertanian cabai milik warga rusak parah akibat banjir lahar, dan hanya sedikit yang bisa terselamatkan.

Dari hasil aksi nyata yang sudah mereka lakukan, kemudian dilanjutkan dengan menyusun rekomendasi kebijakan yang ditujukan kepada Bupati Lumajang, untuk pengambilan keputusan yang tepat.

Sebenarnya masih banyak pekerjaan yang bisa dilakukan relawan yang tergabung dalam Satgas Semeru PP Kagama di Lumajang. Namun sesuai target awal yang dicanangkan yaitu akhir Januari sudah harus selesai, maka pada hari Sabtu (22/1/2022) seluruh relawan berpamitan kepada warga kampung dan murid-murid sekolah untuk kembali ke Yogyakarta.

Koordinator Satgas Semeru PP Kagama, Nawa Murtiyanto, mengatakan selama 6 minggu kegiatan, total melibatkan 59 relawan yang terbagi menjadi 5 tim yang datang secara bertahap. Ia secara khusus memberikan apresiasi kepada para relawan yang berdedikasi penuh menyumbangkan tenaga dan pikirannya demi kemanusiaan.

“Kami menyadari tenaga, waktu dan dana yang ada terbatas, jadi tidak mungkin akan menyelesaikan semua persoalan yang ada di lokasi terdampak. Kami hanya bisa membantu semampu kekuatan kami. Harapanya apa yang telah kami lakukan, meski skalanya relatif kecil namun semoga bisa bermanfaat buat warga yang menjadi korban erupsi,” pungkas Nawa.