Terobosan Pustek UGM di Kala Pandemi: Membantu Pasar Rakyat dan Pasar Desa Berjualan secara Online

Indonesia saat ini memiliki lebih dari 14.000 unit pasar tradisional. Jumlah sebanyak ini jika mampu dikelola dengan baik akan memberikan kontribusi besar bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun, potensi besar ini juga dibarengi dengan permasalahan yang besar. Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan UGM (Pustek UGM) mengelompokkan permasalahan yang dihadapi oleh pasar tradisional dalam 3 aspek yakni intelektual (sumber daya manusia), institusional (kelembagaan), dan material (infratruktur, bisnis, dan teknologi). Demikian penjelasan secara singkat yang diberikan oleh Istianto Wibowo (FEB UGM 1998), salah satu staff peneliti di Pustek UGM, ketika diwawancarai oleh Kagama.id.

Istianto Ariwibowo, staff peneliti di Pustek UGM

Pada tahun 2011, Pustek UGM mengembangkan program bernama Sekolah Pasar. Program ini bertujuan untuk mendorong potensi dan mengurai permasalahan di pasar tradisional melalui pengembangan 3 aspek yang telah disebut di atas. Hingga saat ini program Sekolah Pasar telah berjalan di 9 pasar yakni Pasar Kranggan Yogyakarta (2012), Pasar Cokrokembang Klaten (2012), Pasar Grabag Purworejo (2012), Pasar Sambilegi Sleman (2013), Pasar Dlingo Bantul (2013), Pasar Dangwesi Bantul (2013), Pasar Potorono Bantul (2013), Pasar Burung Trenggalek (2016), dan Pasar Kolombo, Condongcatur, Sleman (2020).

Tantangan yang dihadapi oleh pasar tradisional semakin berkembang. Dahulu, menghadapi tantangan dari pasar modern (hipermarket, supermarket, dan minimarket). Beberapa tahun terakhir tantangan tersebut bertambah dalam wujud belanja online.

Sesi pendampingan pengelolaan pasarsambilegi.id pada bulan Juli 2020

Pasar tradisional perlu untuk merespon tantangan tersebut agar dapat bertahan dan berkembang. Salah satu yang perlu dipikirkan adalah membuat fasilitas belanja online di pasar tradisional. Kondisi ini menemukan momentum dengan adanya pandemi Covid-19. Pasar rakyat dan pasar desa yang selama ini menjalankan pola bisnis secara konvensional pun mencoba untuk mengikuti perkembangan jaman.

Salah satu sesi kegiatan Sekolah Pasar di Pasar Sambilegi Tahun 2013

Pustek UGM mencoba menginisiasi pembuatan fasilitas belanja online di pasar tradisional. Pada Juli 2020 diluncurkan www.pasarsambilegi.id sebagai fasilitas belanja online di Pasar Sambilegi, Sleman. Platform ini dibuat bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM.

Diawali oleh keprihatinan pedagang yang mengeluhkan omzet penjualan yang semakin menurun di kala pandemi, Pasar Kolombo yang berstatus sebagai pasar desa atau pasar kalurahan mengikuti merambah dunia digital. Pada tanggal 26 Desember 2020 diluncurkan website www.pasarkolombo.id yang merupakan hasil sinergi antara Pemerintah Kalurahan Condongcatur dengan Mubyarto Institute, dan tentu saja didukung sepenuhnya oleh Pustek UGM.

“Keberadaan fasilitas belanja online diharapkan dapat meningkatkan daya saing pasar tradisional dan berkontribusi pada upaya pencegahan penularan Covid-19.” ungkap Istianto.

Baskara Febrianto, web developer kreator pasarsambilegi.id dan pasarkolombo.id

Di balik keberadaan laman pasarsambilegi.id dan pasarkolombo.id ada sesosok web developer bernama Baskara Febrianto yang merupakan alumnus Fakultas Ekonomi & Bisnis UGM angkatan 2000. Dialah yang menyusun fasilitas belanja online bersama pedagang dan pengelola pasar. Setelah selesai barulah dipasrahkan kepada admin untuk mengelolanya sendiri. Yang bertugas menjadi admin adalah orang-orang dari paguyuban atau pengelola pasar.

Baskara mengatakan web aplikasi buatannya ringan dibuka. Kemudian karena merupakan singe page application, menjadi enak untuk interaksi. Aksesnya menjadi cepat sebab di dalamnya tidak perlu reload seperti web tradisional. “Untuk pembeli juga tidak perlu daftar member seperti umumnya kita beli di e-commerce atau marketplace, namun pembeli tetap dapat menyimpan riwayat pembeliannya di browser dan dapat di lihat sewaktu-waktu.” demikian pungkas Baskara.

1 Comment

  1. Sebuah upaya yang sanget membantu pedagang pasar tradisional. Namun menurut saya yang tidak kalah pebtingnya adalah menjaga kebersihan pasar, mudah parkir, dan kesegaran barang dagangan perlu dipertahankan. Karena menurut saya kesegaran produk yang dijual akan menjadi comparative advantage Pasar Tradisional.
    Selain itu kelebihan lainnya adalah di pasar tradisional, dengan mudah didapat “jajan pasar” yang belum dijangkau olèh penjualan on line.

2 Trackbacks / Pingbacks

  1. Pusat Studi Ekonomi Kerakyatan
  2. Terobosan Pustek UGM di Kala Pandemi: Membantu Pasar Rakyat dan Pasar Desa Berjualan secara Online – Sekolah Pasar

Komentar ditutup.