Refleksi 3 Tahun Canthelan Ledok Gowok: Bertransformasi Menjadi Lebih Bermanfaat

Tanggal 12 Juni 2020 adalah awal dimulainya gerakan canthelan di Ledok Gowok, Caturtunggal, Depok, Yogyakarta. Motor penggeraknya yaitu dua Srikandi canthelan, Ika Andreyo (Sosiologi ’96) dan Isma Kurnia (Biologi ’97).

Keberadaan canthelan, termasuk yang berada di Ledok Gowok, tak lepas dari hantaman badai Covid-19 yang melanda sejak awal tahun 2020. Saat itu canthelan sangat membawa manfaat bagi masyarakat yang terdampak pandemi. Kini, setelah pandemi dinyatakan hampir usai, sungguh luar biasa canthelan di Ledok Gowok masih eksis bertahan.

Untuk sekedar menyatakan tanda sukurnya, warga Ledok Gowok memperingati 3 tahun usia canthelan mereka, dengan mengadakan acara bancakan secara sederhana, Minggu (18/6/2023). Acara diawali dengan pembacaan doa oleh seorang takmir masjid bernama Fastabig. Dilanjutkan pemotongan tumpeng, selanjutnya nasi beserta lauknya dibagikan kepada warga RW 06 yang sudah menunggu. Terakhir, ibu-ibu yang mengurusi acara bancakan makan bareng-bareng, sembari bercengkrama dengan penuh kehangatan.

“Puji Tuhan, saya tidak menyangka canthelan di Ledok Gowok bisa bertahan sejauh ini. Saya sangat kagum dengan perjuangan ibu-ibu di sini, karena selama 3 tahun mereka secara konsisten tanpa kenal lelah berbagi kepada sesama tanpa henti,” ujar Ika Andreyo.

Ika menambahkan, canthelan Ledok Gowok kini berjalan seminggu sekali setiap hari Jumat dengan nama kegiatan “Jumat Berkah”. Rata-rata menyediakan 30 paket canthelan dengan bervariasi jenis isinya.

Selama 3 tahun keberadaannya, dinamika yang terjadi pada canthelan Ledok Gowok sungguh begitu menarik. Banyak kisah-kisah mengharukan dan juga lucu yang mengiringi perjalanannya. Hal itu tak lepas dari transformasi yang terjadi, bagaimana awalnya canthelan hanya berisi paket berupa bahan pangan, lalu kemudian bertambah dengan macam-macam barang seperti baju, tas, dan sepatu layak pakai.

Ika menceritakan, beberapa saat lalu dicanthelkan juga daster baru hasil sumbangan donatur. Ide itu muncul karena ada permohonan ibu-ibu warga kampung yang menginginkan daster layak pakai. Ika lalu memposting perihal itu di laman sosmednya. Tak dinyana banyak teman-temannya yang menitipkan uang, dan akhirnya dimanfatkan oleh Ika untuk membeli daster baru.

“Hal-hal seperti itulah yang kadang membuat perasaan haru sekaligus pingin tertawa karena lucu,” ucap Ika sambil tersenyum.

Sekarang canthelan Ledok Gowok masih eksis meski sudah menginjak tahun ketiga. Sebuah hal yang patur dibanggakan, mengingat canthelan-canthelan lain di banyak tempat sudah berakhir. Ika dan ibu-ibu kampung Ledok Gowok juga tidak tahu sampai kapan keberadaannya akan terus berlangsung.

“Sungguh bahagia melihat warga tidak lelah dan bosan untuk saling menjaga. Entah ke depannya akan bertransformasi menjadi apa, yang paling penting adalah aktivitasnya akan menjadi lebih baik, lebih bermanfaat, dan lebih berkah untuk semuanya. Amin,” pungkas Ika.