Oleh: Nawa Murtiyanto, SIP, MPA
Sebulan terakhir energi kita tersedot oleh dinamika penanganan Corona (Covid 19). Responnya pun berbagai macam, ada yang abai, ada yang bingung, ada yang protektif, ada yang santuy, ada yang ada yang mencari panggung, ada yang berdonasi dan sebagainya – baik di dunia maya ataupun nyata. Dari sekian respon tersebut, ada kelompok/komunitas di masyarakat yang “#menyalakanapi”di wilayahnya masing-masing secara nyata dalam menghadapi pageblug.
Apa saja bentuk riil #menyalakanapi” tersebut ?
Silahkan panjenengan mencermati informasi yang terdapat dalam foto SS di postingan ini. (Note: SS tersebut merupakan oborolan beberapa penggerak masyarakat dengan saya selama beberapa hari terakhir ini)
Nah, kali ini saya mencoba menambahkan catatan kehebatan “#menyalakanapi” tersebut.
Pertama, “#menyalakanapi” adalah implementasi dari Self Mobilization – level tertinggi partisipasi yang dilakukan masyarakat. Tidak dipungkiri bahwa ada yang salah kaprah dalam teknis pelaksanaannya – yang lebih disebabkan oleh disinformasi dan kekhawatiran massal. Self Mobilization hanya bisa dicapai jika suatu kelompok mempunyai #kesadaran bersama.
Kedua, mandiri dan berjejaring. “#Menyalakanapi” dijalankan secara #mandiri – dengan berbasis sumberdaya potensial yang dimiliki kelompok dan sekaligus #berjejaring – melakukan kerjasama dengan kelompok lainnya untuk menjaga keberlangsungan sumberdaya kelompok tersebut.
Ketiga, para penggerak “#menyalakanapi” tersebut memiliki berbagai latar belakang: tokoh masyarakat, salesman, mahasiswa, pekerja lepas, dan mantan preman kampung. Artinya, apapun latar belakang seseorang dapat memberikan #kontribusi yang positif. Setiap orang dapat “#menyalakanapi”.
Saya yakin panjenengan bisa menambah panjang daftar “#menyalakanapi” di lingkungan anda, dan berbagi dengan kita semua. Pasti bisa. Karena #KitaKuat #KitaSehat #KitaSelamat.
Leave a Reply