Dalam rangka memperingati 93 tahun Sumpah Pemuda, pada hari Rabu (27/10/2021) malam, Adiswara Gadjah Mada meluncurkan video Virtual Choir (VC) berjudul “Bangun Pemudi Pemuda” secara online lewat media Zoom Meeting. Video menjadi spesial karena selain diikuti oleh 300 peserta, juga melibatkan 12 nasional Kagama, seperti Rektor UGM Prof. Panut Muyono, Ganjar Pranowo, Ari Dwipayana, Anwar Sanusi, Airlangga Hartarto, Budi Karya Sumadi, Pratikno, Retno Marsudi, Perry Warjiyo, Muhadjir Effendy, Mahfud MD dan Edward Omar Sharif Hiariej. Acara yang berlangsung selama hampir dua jam tersebut berlangsung sukses dan meriah, dengan dipandu oleh Bertha Sekunda.
Sekjen PP Kagama & Koordinator Stafsus Kepresidenan, Ari Dwipayana yang tampil di awal acara mengutip apa yang disampaikan Bung Karno, “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia”.
Menurut Ari, itu adalah sebuah kutipan luar biasa untuk menunjukkan dahsyatnya energi kaum muda. Peristiwa Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 adalah peristiwa kaum muda di seluruh Indonesia melepaskan diri dari perbedaan agama, suku bangsa, dan bahasa, kemudian melebur menjadi satu yaitu tanah air Indonesia.
“Kita tidak boleh berhenti hanya pada Sumpah Pemuda saja, tapi ke depannya kita harus membangun apa yang disebut sebagai sumpah kemajuan”, demikian pungkas Ari.
Menyambung apa yang disampaikan oleh Ari Dwipayana, Wakil Menteri Hukum dan HAM, Prof. Edward Omar Sharif Hiariej mengatakan bahwa peranan pemuda sangat sentral. Dalam konteks kesejarahan momentum Sumpah Pemuda merubah arah perjuangan yang awalnya bersifat kedaerahan menjadi nasional. Hal itulah yang kemudian ditangkap oleh Presiden Jokowi, yang membangun Indonesia tidak tersekat-sekat, namun secara keseluruhan atau Indonesia sentris. Perbedaan yang ada bukan untuk dipertentangkan, namun justru sebagai modal utama untuk mencapai pembangunan yang adil merata.
Generasi muda yang diberdayakan di era pemerintahan Jokowi, memperlihatkan kepercayaan presiden kepada kaum dalam konteks inovasi sebagai modal dalam persaingan global, sehingga kita tidak kalah dengan negara-negara lain. Hal itulah yang membuat kaum muda percaya diri untuk berpartisipasi dalam pembangunan yang merata seluruh Indonesia.
Sementara itu, Ketua Umum PP Kagama Ganjar Pranowo memberi apresiasi kepada Adiswara yang telah memproduksi video dengan melibatkan generasi muda. Ia berpesan untuk memberikan ruang berekspresi kepada kaum muda. Apabila mereka dianggap tidak mengerti kebangsaan dan tidak mau tau seni kebudayaan, jangan langsung menyalahkan karena bisa jadi kita para orang tua yang justru bersalah. Para orang tua harus melakukan instrospeksi, jangan-jangan memang tidak memberi suri tauladan kepada anak-anak muda.
Ketua Adiswara Gadjah Mada, ‘Rita’ Kusuma Prabandari, dalam sambutannya mengatakan VC “Bangun Pemudi Pemuda” merupakan karya Adiswara yang ke-16 selama masa pandemi. Rita mengungkapkan selama pandemi, seluruh personil Adiswara merasa prihatin namun tetap produktif. Ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung, baik dari internal Adiswara sendiri maupun alumni UGM di luar Adiswara.
Ide awal pemilihan lagu “Bangun Pemudi Pemuda” berasal dari Sekjen Kagama, Ari Dwipayana. Rita langsung menyetujuinya, namun dengan syarat ia ingin ada ikrar Sumpah Pemuda dari tokoh-tokoh Kagama pada video yang akan dibikin. Akhirnya 12 tokoh nasional dari Kagama berhasil dihadirkan dalam video.
Rita menambahkan nilai dari VC “Bangun Pemudi Pemuda” sungguh benar-benar luar biasa. Ia dan kawan-kawan merasa terharu karena bisa menyatukan banyak tokoh dalam satu video bersama-sama. Ia berharap karya Adiswara kali ini akan bisa menjadi warisan tak ternilai, bukan hanya buat Adiswara namun juga untuk Kagama.
“Lagu Bangun Pemudi Pemuda sebenarnya sederhana saja, kita kenal sejak kecil, dan hampir semuanya hafal. Menjadi tantangan buat Adiswara membuat videonya terlihat menarik dan tidak biasa-biasa saja”, ucap Rita.
Sebelumnya Adiswara pernah melakukan sinergi dengan Kagama Beksan, alumni Keroncong, dan alumni Marching Band. Namun kali ini Adiswara bekerja sama dengan Menwa UGM dan Unit Fotografi UGM (UFO).
Rita menekankan, dalam setiap karyanya Adiswara selalu menghargai HAKI. Materi video segala sesuatunya sebisa mungkin original, sampai ke ornamen dan footage-nya. Juga tak lupa meminta ijin kepada semua pihak yang telah berkenan meminjamkan foto dan video untuk pembuatan video virtual choir. Karena Adiswara sangat memahami upaya dan jerih payah mereka dalam menghasilkan karya. Selain meminta ijin, nama-nama pemilik materi yang dipinjam juga dituliskan dalam credit title.
Terakhir, Rita mengucapkan syukur telah mendapatkan kepercayaan dari teman-teman Kagama, sehingga mereka bersedia bergabung dalam proyek pembuatan VC “Bangun Pemudi Pemuda”. Tak lupa Rita juga mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada 12 tokoh nasional Kagama yang berkenan tampil.
Di akhir acara, Menko Polhukam Prof. Mahfud MD mengatakan merasa mendapat kehormatan diundang untuk mengirimkan 2 video sebagai materi VC “Bangun Pemudi Pemuda”. Karena ia merasa mengintegrasikan lagi hubungannya yang kuat dengan UGM dan Yogyakarta. Lalu, secara nasional mampu memompa semangat nasionalisme kita untuk cinta bangsa dan negara yang dulu salah satu tonggaknya adalah Sumpah Pemuda. Rasa cinta kepada tanah air dan semangat untuk membangun Indonesia agar maju, harus terus kita kembangkan. Ia berharap semua alumni UGM terus bekerja keras untuk pembangunan Indonesia.
*) Materi selengkapnya bisa disaksikan di kanal Youtube Adiswara Gadjah Mada:
Menguasai dan mengembangkan bakat untuk mengisnpirasi sesama. Sudah adi yuswa tetap berkarya