Kirab Budaya Nitilaku sebagai rangkaian perayaan Dies Natalis ke-75 UGM kembali digelar tahun ini, Minggu (15/12). Nitilaku 2024 mengambl tema “Silaturahmi Kebangsaan: Merawat Harmoni, Meruwat Semangat Persatuan”, menempuh rute seperti tahun lalu, yaitu start mulai dari Boulevard UGM hingga berakhir di halaman Balairung.
Sebanyak 47 kelompok turut serta meramaikan Nitilaku tahun ini. Peserta kirab berasal dari perwakilan fakultas, sekolah, dan unit kerja yang berada di UGM, Pengda dan Pengcab KAGAMA dari berbagai daerah, pegiat komunitas KAGAMA, serta dari berbagai unsur lainnya.
Kegiatan berlangsung begitu meriah, karena banyak peserta terlihat mengenakan kostum atau busana menarik, seperti busana adat daerah dan pakaian tempo dulu. Bahkan ada pula yang membawa properti khusus seperti menyajikan gunungan hasil bumi, ogoh-ogoh, ornamen kreasi wujud binatang, dsb.
Pelepasan peserta Nitilaku dilakukan oleh Ketua Umum PP KAGAMA, Basuki Hadimuljono, didampingi oleh Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Alumni, Dr. Arie Sujito, S.Sos., M.Si. Seusai mengibarkan bendera start, keduanya juga mengikuti kirab.
Sesampainya di Balairung, peserta kirab disambut oleh rektor berikut segenap dekan. Masing-masing peserta dikasih waktu sekitar 30 detik buat menunjukkan kebolehannya, sebagai salah satu bahan penilaian juri untuk menentukan peserta kirab terbaik.
Untuk semakin memeriahkan suasana, disajikan berbagai jenis hiburan. Ada sajian musik angklung, performance dari UKM Marching Band, tarian “Satya Perwira” dari Kagama Beksan, penampilan line dance dari kawan-kawan Kagama Dance dan Kagama Dansa Seirama, dsb.
Lalu ada pula penyerahan secara simbolis dana beasiswa sejumlah Rp. 183,7 juta oleh Kagama Lari Untuk Berbagi (KLUB) kepada UGM yang diterima oleh Rektor UGM. Sumbangan tersebut merupakan hasil dari penggalangan dana melalui kegiatan UGM Ultra 75K Charity Run yang dilakukan oleh KLUB.
Usai menyambut kedatangan peserta kirab di halaman Balairung, Rektor UGM, Prof. Ova Emilia dalam kata sambutannya menilai agenda Kirab Budaya Nitilaku sudah menjadi tradisi bagi UGM dan KAGAMA sebagai upaya untuk mengenang kembali perjalanan sejarah pendirian kampus UGM, dari Keraton Yogyakarta hingga berpindah ke kawasan Bulaksumur. Menurutnya, Nitilaku juga menjadi simbol jalinan strategis antara keraton, kampus, dan masyarakat.
“Dan tentunya Nitilaku ini menjadi pengingat bagi seluruh civitas akademica maupun alumni terhadap perjuangan UGM untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus meneguhkan UGM sebagai kampus kebudayaan,” ujarnya.
Tak lupa Rektor juga menyampaikan terima kasih dan apresiasi mendalam terhadap partisipasi para alumni dari berbagai daerah yang ikut memeriahkan kegiatan Nitilaku. Rektor berharap silaturahmi ini dapat dilanjutkan sehingga seluruh KAGAMA bersama dengan semua lapisan masyarakat dapat bersinergi, menjaga, memelihara, dan mengembangkan kearifan lokal dan mewujudkan relasi sinergis antara kampus, keraton, dan masyarakat.
“Ada rasa bangga tersendiri saat warga KAGAMA berkumpul di UGM. Hal itu menunjukkan kalau kelekatan alumni terhadap almamater memang ada dan selalu terjaga,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Umum PP Kagama, Basuki Hadimuljono menyatakan bahwa kegiatan Kirab Budaya Nitilaku sebagai bukti bahwa UGM tetap konsisten mempertahankan jati dirinya sebagai universitas perjuangan, kerakyatan, persatuan, kebudayaan, dan universitas Pancasila. Ia tak lupa berpesan KAGAMA yang selalu mengusung dengan tagline guyub, rukun, migunani, akan selalu berupaya untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya bagi masyarakat luas.
“Indonesia maju bersama KAGAMA!” teriaknya mantab.