Sejak tanggal 17 Maret 2020 Keluarga Gelanggang ikut terlibat aktif dalam penanganan Covid-19 khususnya di lingkungan kampus, lewat kegiatan bernama “Gelanggang Bergerak”. Hingga sekarang ini sudah ada 2 tahap yang dijalaninya. Tahap pertama berlangsung sampai tanggal 31 Maret, dengan berorientasi pada masyarakat umum di lingkungan kampus & sekitarnya. Pada tahap ini fokusnya menekankan & mengingatkan adanya bahaya ancaman yang tidak main-main kepada masyarakat serta diperlukan kebersamaan untuk menghadapinya bersama-sama.
Program yang dijalankan di antaranya adalah memproduksi hand sanitizer dengan melibatkan relawan adik-adik mahasiswa yang juga merupakan warga Keluarga Gelanggang. Ratusan liter telah mereka hasilkan & sudah didistribusikan ke masyarakat. Selain itu juga diadakan tutorial pembuatan hand sanitizer yang diadakan di gelanggang, dengan sasaran segenap lapisan masyarakat seperti perwakilan RW, karang taruna, takmir masjid dll. Rupanya kegiatan ini menarik antusias masyarakat luas terbukti banyak yang bersedia datang mewakili kelompoknya.
Lalu program kedua yang dijalankan adalah melakukan penyemprotan disinfektan khususnya di lingkungan kampus UGM & fasilitas umum di sekitarnya seperti shelter Trans Jogja, food court, dll. Kegiatan tersebut melibatkan kerja sama dengan PK4L UGM, yang mana pelaksanaannya dibantu oleh pegiat gelanggang aktif & para alumni. Kegiatan tersebut berlangsung selama 11 hari yaitu dari tanggal 21 Maret s/d 31 Maret 2020.
Selain lewat dua program tersebut di atas “Gelanggang Bergerak” juga memanfaatkan media kreatif dengan membuat flyer atau poster atau video pendek yang berisi kampanye pencegahan Covid-19. Kemudian karya kreatif tersebut disebarluaskan lewat berbagai kanal sosial media yang ada.
Ketika tahap pertama hampir usai, diadakan evaluasi menyeluruh. Dan hasilnya adalah diambil keputusan untuk tetap melanjutkan program “Gelanggang Bergerak” tahap kedua dari tanggal 1 April s/d 14 April. Namun kali ini terjadi perubahan konsep yaitu tidak berorientasi ke masyarakat lagi, namun menarik para relawan ke second line untuk memberikan support kepada tenaga medis yang bertugas paling berat di garda depan. Jadi para relawan bertugas mendistribusikan hand sanitizer & Alat Pelindung Diri (APD) ke rumah sakit atau puskesmas yang menjadi rujukan penanganan Covid-19.
Selain memberi bantuan ke petugas medis, pada program tahap kedua ini para relawan juga membantu Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa) UGM yang mempunyai program membantu meringankan beban mahasiswa UGM yang statusnya anak kos & tidak mudik ke kampung halamannya dalam ujud barang kebutuhan pokok. Jadi tim “Gelanggang Bergerak” yang bertanggung jawab pada teknis pelaksanaan pendistribusiannya. Buat yang sudah mendaftarkan diri & sudah dicek keakuratan datanya, berhak memperoleh bantuan seminggu sekali berupa satu paket kebutuhan dasar sehari-hari berisi beras, mie instan, teh, susu sachet, kecap, sambal, lauk-pauk, cemilan kue, sabun cuci, shampoo, sabun mandi, pasta gigi dll. Pembagian bantuan tahap pertama sudah berlangsung tanggal 3-5 April yang lalu dimana para mahasiswa/mahasiswi datang langsung ke gelanggang untuk mengambilnya sendiri, dengan total sejumlah 389 orang yang mendapatkan bantuan.
Namun cara pembagian tersebut dirasa mengandung resiko besar penularan Covid-19 akibat terjadinya pengumpulan massa. Lalu diambil sebuah solusi yang cerdas, yaitu tim “Gelanggang Bergerak” berhasil meloby manajemen Gojek pusat untuk menjalin kerja sama yang sama-sama menguntungkan. Mulai Jumat 10 April 2020 paket bantuan akan dikirimkan lewat Gojek ke alamat masing-masing penerima bantuan dengan biaya ditanggung sepenuhnya oleh fihak Gojek lewat dana CSR mereka. Fihak Gojek memberikan voucher kepada tim Gelanggang Bergerak untuk membayar driver Gojek. Jadi semua diuntungkan, di gelanggang tidak terjadi penumpukan massa sementara driver Gojek tetap memperoleh penghasilan di saat susah mendapatkan penumpang saat ini. Mahasiswa yang memperoleh bantuan juga diuntungkan karena dengan bantuan dikirim ke alamat kost akan mengurangi mobilisasi mereka untuk tidak harus mondar-mandir ke kampus sehingga bisa lebih konsentrasi belajar di rumah mengingat minggu ini mereka sedang menghadapi mid semester.
Pertanyaan yang muncul adalah untuk kegiatan “Gelanggang Bergerak” selama hampir sebulan tersebut dibutuhkan dana yang tidak sedikit untuk operasional, lalu dari mana diperoleh dananya? Menurut Rahman Hidajat, selaku penanggung jawab kegiatan, mengatakan “Kami mengadakan Gelanggang Bergerak ini bukan berdasar RAB atau sejumlah uang berapa yang harus dialokasikan, namun hanya mengandalkan potensi apa yang kami miliki sebagai Keluarga Gelanggang. Awalnya dana hanya bersumber dari kas Kagama Gelanggang, namun karena koneksi yang kami punyai lewat getok tular akhirnya banyak donatur yang dengan senang hati menyisihkan sebagian penghasilannya untuk disumbangkan. Bantuan yang datang tidak hanya berujud uang namun bisa berupa barang atau makanan, khususnya dari mereka warga Keluarga Gelanggang yang ada di Jogja”.
Rahman menambahkan, konsumsi untuk para relawan sampai tanggal 14 April sudah aman. Bantuan dari donatur sudah terjadwal rapi. Ketika hari Minggu 5 April Rektor UGM Prof. Panut Mulyono beserta istri berkesempatan meninjau pelaksanaan Gelanggang Bergerak, ibu Panut mewakili Darma Wanita Pusat UGM langsung menawarkan bantuan extra food berupa susu, yoghurt & buah setiap hari untuk jatah relawan. Bukan wujud atau jumlahnya yang penting namun kepedulian dari ibu rektorlah yang sangat bernilai untuk mengangkat semangat para relawan.
“Kami sangat berterima kasih sekali kepada semua bantuan yang diberikan. Seberapapun nilainya akan kami terima dengan senang hati. Yang terpenting dari semuanya itu adalah kebersamaan kita dalam membantu almamater kita tercinta di tengah bencana corona”, demikian pungkas Rahman.