Sejak pancingan yang dilakukan oleh Kagama Care pada tanggal 29 Mei 2020 yang lalu, gerakan canthelan di dusun Gondolayu, Kal. Cokrodiningratan, Kec. Jetis, Yogyakarta benar-benar telah menjadi kegiatan jogo tonggo atau saling menjaga tetangga, dimana yang lebih mampu memberi kepada yang kurang mampu. Menurut PIC Canthelan Gondolayu, Desi Riyanti, pada hari kedua saja pada dua lokasi canthelan yang berada di RT 49 RW 10 dan RT 55 RW 11 sudah ada beberapa warga yang menitipkan canthelan.
Ada seorang ibu guru yang sebelum beraktifitas ikut berpartisipasi. Lalu ada seorang satpam di sebuah perkantoran dekat kampung setiap pagi belanja ke pasar Kranggan dan selalu menitipkan 2 canthelan, padahal orang tersebut bukan warga Gondolayu. Kemudian takmir masjid yang masih di Gondolayu juga namun beda RW membikin canthelan sendiri setiap hari Jumat, sebagai pengganti gerakan ‘Jumat Berkah’ yang biasa membagi nasi kotak sehabis sholat Jumat.
Kegiatan tersebut di luar stimulus dana dari Kagama Care. Artinya strategi dari Kagama Care sukses mengundang kepedulian dari warga sekitar. Karena jika ditanya kenapa tidak bikin canthelan, rata-rata jawabnya ragu memulai karena pertama tidak ada dana dan yang kedua menanggung sendirian pasti lebih berat dibanding ditanggung ramai-ramai secara kolektif.
Kata Desi Riyanti “Warga yang ikut berpartisipasi tidak semuanya mencanthelkan satu paket tas kresek berisi macam-macam kebutuhan pokok. Jadi semampu mereka saja. Yang punya beras, mie instan, tahu tempe atau sayur mayur saja datang ke rumah saya untuk titip, nanti saya yang meracik menjadi satu paket bersama bahan lainnya.”
“Dana dari Kagama Care bisa bertahan sampai 7 – 10 hari, tergantung pengelola canthelan di masing-masing wilayah. Namun semoga dengan lebih banyak lagi yang ikut menitipkan canthelan akan bisa memperpanjang durasi canthelan di kampung-kampung. ” demikian ujar Ekan NS dari Kagama Care, salah satu pencetus ide canthelan di Gondolayu.
Leave a Reply