Keluarga Alumni Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (Kapsigama) bersinergi dengan Kagama Jawa Timur, serta didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar sebuah acara berjudul ”Mental Nyaman, Finansial Aman” di Medokan Semapir, Sukolilo, Surabaya, Sabtu (30/9). Acara yang berisi edukasi dan penyuluhan mengenai perencanaan keuangan agar terhindar dari jeratan pinjol tersebut, menghadirkan tiga narasumber, yaitu psikolog Dr. Miftakhul Jannah, Konsultan Keuangan Syamsaimun, dan Kepala Sub Bagian Pengawasan Bank OJK Vita Retyana.
Dalam paparannya, Miftakhul menjelaskan kesehatan manusia dipengaruhi tiga aspek, yaitu fisik, psikis dan sosial. Ketika mengambil keputusan, terutama mengenai finansial harus dalam kondisi mental yang stabil dan tenang.
Ia menyarankan, utamakan mental yang nyaman terlebih dulu. Caranya yaitu dengan menjaga kesehatan fisik dan sosial. Menurutnya, ketika emosi lebih baik jangan membuat keputusan. Misalnya, saat marah pada suami atau anak, jangan melampiaskan dengan belanja. Keputusan finansial yang diambil ketika emosi, kemungkinan besar hasilnya akan menjadi tidak benar.
“Pengambilan keputusan finansial seseorang sebaiknya harus dalam kondisi mental yang sehat,” pungkas Mifthakul menyimpulkan.
Selanjutnya Syamsaimun menjelaskan, perencanaan keuangan bisa dilakukan dengan empat langkah sederhana. Yaitu membuat daftar rinci pemasukan, membuat daftar kebutuhan pokok dan sekunder, menyiapkan amplop untuk setiap jenis kebutuhan sehari-hari, serta mencatat pengeluaran dan pemasukan secara terperinci untuk mencegah besar pengeluaran daripada pemasukan.
Menurutnya, cara yang ketiga memang sedikit ribet dan repot. Namun dengan cara tersebut akan memudahkan kita, apabila uang untuk kebutuhan sudah habis akan terlihat. Metode itu sangat membantu seseorang mengendalikan keinginan yang kemungkinan bukan kebutuhannya.
“Apabila sudah besar pasak daripada tiang, maka itu adalah satu gejala ada masalah dalam keuangan seseorang,” ucap Syam mengakhiri paparannya.
Sementara itu, Vita Retyana mengungkapkan, meminjam uang kepada pinjaman online boleh-boleh saja dilakukan, asal berhati-hati dalam memilih platform yang legal dan logis. Yang terpenting platform tersebut diawasi oleh OJK.
Menurutnya, yang bahaya adalah jika melakukan pinjol dari platform ilegal, karena bisa terjerat dengan bunganya yang tak sesuai standar. Platform pinjol legal bisa diketahui dari ciri-cirinya , yaitu menyertakan logo OJK, dan hanya meminta akses data melalui camera, mikrofon dan lokasi atau biasa disingkat CAMILAN.
“Kalau pinjol sudah minta akses data pribadi, kontak, galeri foto dan lainnya, bisa dipastikan tidak terdaftar di OJK. Jadi pinjaman online boleh asal legal dan logis,” pungkas Vita.
Ketua Kagama Jawa Timur, Arif Afandi yang ikut hadir mengatakan, acara yang diadakan adalah sebagai realisasi salah satu tagline Kagama yaitu migunani atau bermanfaat buat masyarakat. “Kagama memiliki slogan guyub rukun migunani, sehingga kegiatan yang kami lakukan bukanlah hanya sekedar kegiatan hura-hura saja, namun juga harus membawa manfaat kepada masyarakat luas. Dalam hal ini kami mengedukasi masyarakat tentang bahayanya pinjol,” pungkasnya.
Mengomentari kegiatan yang dilakukan Kapsigama di Surabaya ini, ketua umumnya Prabaswara Dewi atau akrab disapa DJ mengatakan, komunitasnya selama ini sudah sudah sering melakukan kegiatan yang bukan hanya bersifat internal, namun juga melibatkan warga masyarakat, dan sebisa mungkin membawa manfaat yang besar. Termasuk kegiatan kali ini yang memberi edukasi dan penyuluhan kepada masyarakat bagaimana merencanakan keuangan yang aman dan sehat, bebas dari pinjaman online yang sangat merugikan. Menurutnya, saat ini banyak sekali bermunculan platform pinjol yang menawarkan kemudahan tapi berujung menyengsarakan.
“Kami sebagai seorang psikolog, banyak mendapatkan keluhan klien yang terjerat pinjol. Harus ada upaya preventif atau pencegahan di masyarakat, karena saat orang terjerat pinjol akan berpengaruh ke fisik dan mentalnya juga,” ujar DJ mengakhiri pernyataannya.