
KAGAMA Kendal Menanam Harapan di Pesisir Jawa Tengah
Kendal — Di tengah ancaman abrasi dan penurunan kualitas lingkungan pesisir, KAGAMA Kendal bersama Pengda KAGAMA Jawa Tengah mengambil langkah nyata untuk menjaga bumi. Pada 15 Oktober 2025, KAGAMA Kendal turut serta dalam gerakan besar bertajuk Mageri Segoro, sebuah program rehabilitasi pesisir yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Gerakan ini bukan sekadar aksi tanam pohon. Di Pantai Muara Kencana, Desa Pidodo Kulon, Kecamatan Patebon, Kendal, lebih dari 20.000 peserta dari berbagai elemen masyarakat — termasuk TNI/Polri, Pramuka, relawan, dan warga pesisir — bergabung dalam penanaman mangrove serentak yang mencatat Rekor MURI sebagai penanaman mangrove terbanyak dalam satu waktu.

Menanam untuk Masa Depan
Program Mageri Segoro — singkatan dari Mangrove, Jaga, Rob, dan Giri — bertujuan untuk:
- Menahan abrasi dan akresi di garis pantai.
- Melindungi habitat laut dan pesisir.
- Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan.
- Menyediakan habitat bagi ikan, kepiting, dan udang.
- Menciptakan potensi wisata baru dan meningkatkan ekonomi lokal.
Bagi KAGAMA Kendal, kegiatan ini adalah wujud nyata dari semangat gotong royong dan kepedulian alumni terhadap lingkungan. KAGAMA Kendal percaya bahwa menjaga pesisir bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab bersama.
Jejak KAGAMA di Pesisir
Keterlibatan KAGAMA Kendal dalam rehabilitasi pesisir bukan hal baru. Pada April 2019, KAGAMA Kendal bersama masyarakat dan pemerintah daerah telah menanam 5.000 mangrove dan 1.000 cemara laut di Pantai Kartika Jaya. Kegiatan tersebut menjadi tonggak awal keterlibatan alumni dalam pelestarian
lingk

ungan pesisir Kendal.
Kolaborasi Lintas Sektor
Kegiatan penanaman mangrove serentak ini dilakukan di 264 blok tanam yang tersebar di 17 kabupaten/kota pesisir Jawa Tengah. Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menyampaikan bahwa gerakan ini bukan seremoni belaka. “Rekor MURI ini bukan milik saya, bukan milik Pemprov, tapi milik seluruh peserta yang dari kemarin sudah membantu pelaksanaan Mageri Segoro,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya perawatan pascatanam, dengan instruksi kepada bupati dan wali kota agar melakukan patroli rutin setiap tiga hari. “Menanam saja tidak cukup. Harus dirawat. Kalau ada yang mati, harus diganti,” tegasnya.
Harapan KAGAMA Kendal
Sebagai bagian dari KAGAMA, KAGAMA Kendal percaya bahwa alumni bukan hanya berkumpul untuk nostalgia, tapi untuk berkontribusi nyata. Mageri Segoro adalah bukti bahwa alumni bisa menjadi motor perubahan, bukan hanya penonton.
KAGAMA Kendal berharap gerakan ini terus berlanjut, bukan hanya di Kendal, tapi di seluruh pesisir Indonesia. Karena laut bukan hanya batas, tapi juga sumber kehidupan dan harapan.
Foto: KAGAMA Kendal